Narasi

Menjaga Kultur Merawat Akur

santrimillenial.id – Kehidupan manusia dalam kesehariannya tak lepas dari kebudayaan dan adat istiadat yang berlangsung. Keberagamaan budaya yang sudah menjadi tradisi masyarakat tak hanya suatu kebiasaan semata, namun tradisi tersebut juga mengandung nilai-nilai tersendiri.

Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai kultur budaya tersendiri. Wayang kulit, tahlilan, masjid menara kudus, pesta lomban dan syawalan merupakan beberapa dari sekian banyak tradisi yang ada. Beragam kultur budaya tersebut, merupakan salah satu wujud menjalin ukhuwah wathoniyah atau jalinan persaudaraan sebangsa yang masih eksis saat ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa menjalin rasa ukhuwah wathoniyah sangat penting. Apalagi kita hidup di negara yang bersemboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ . Yang mana rasa saling menghormati, saling toleransi, gotong royong, serta ramah tamah harus senantiasa kita jaga kelestariannya.

Kultur Lokal Jawa Tengah, Sarat Akan Nilai

Beberapa kearifan lokal Jawa Tengah memiliki nilai-nilai tersendiri, salah satunya wayang. Wayang merupakan kesenian yang menjadi media penyebaran dakwah salah satu ‘walisanga’, yaitu Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said. Terdapat keunikan tersendiri dalam pergelaran kesenian wayang. Yang mana Sunan Kalijaga mengakulturasi budaya dengan menyisipkan nilai-nilai islam tanpa menghilangkan kultur budaya leluhur. Sehingga rasa toleransi, rasa menghargai terbentuk dalam masyarakat sekitar.

Tak hanya wayang saja yang memiliki nilai-nilai toleransi.  Tahlilan juga salah satu tradisi yang masih lestari dalam masyarakat saat ini. Acara tahlilan yang berkembang di masyarakat pada umumnya bertujuan untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Tahlilan sendiri merupakan suatu ritual adat yang telah hidup dari zaman dahulu hingga kini keberadaannya sangat erat dengan nilai-nilai Islam. Pada zaman yang telah maju seperti saat ini, rata-rata masyarakat masih berpendapat betapa pentingnya melakukan tahlilan. Selain untuk menghormati dan mendoakan orang yang telah meninggal, tahlilan juga sering kali menjadi ajang silaturahmi antar warga.

Masih banyak kearifan lokal lainnya yang menerapakan ukhuwah wathoniyah, salah satunya acara sedekah bumi. Acara sedekah bumi ini adalah bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Kuasa. Karena telah memberikan bumi tempat kita berpijak dengan segala rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia. Biasanya saat acara sedekah bumi terdapat ritual pada tempat-tempat tertentu seperti dibawah pohon atau di dekat sumur. Akan tetapi dengan bacaan bacaan syukur kepada Sang Khaliq sehingga tidak mengandung unsur syirik. Warga setempat melakukan tradisi ini dengan maksud menghargai tradisi leluhur dahulu, bukan maksud untuk menyembah pohon atau lainnya. Betapa pentingnya kita, warga daerah khususnya Jawa Tengah, untuk senantiasa menjaga kearifan lokal yang ada dan mengamalkan nilai nilai ukhuwah wathoniyah. Selain itu juga mengamalkan Q.S : Alhujurat ayat 13.

admin1

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

20 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago