santrimillenial.id – Islam adalah agama yang mengedepankan kedamaian, persatuan, dan harmoni. Oleh karena itu, Islam memiliki pedoman yang jelas terkait larangan kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah. Salah satu ayat yang relevan dalam hal ini adalah ayat 217 dalam Surat Al-Baqarah. Ayat ini menekankan pentingnya menjaga persatuan umat muslim serta menghindari konflik dan pertikaian yang dapat memecah belah masyarakat.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 217 yang artinya, “Mereka bertanya kepadamu tentang peperangan di bulan haram. Katakanlah, ‘Berperang pada bulan itu adalah dosa besar, tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan kufur kepada-Nya, dan (menghalangi orang lain) dari Masjidil Haram, serta mengusir penduduknya, adalah dosa yang lebih besar di sisi Allah. Fitnah itu lebih besar dosanya daripada membunuh.’ Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai mereka memaksamu kembali dari agamamu, jika mereka mampu melakukannya. Barang siapa di antara kamu murtad dari agamanya, kemudian ia mati dalam keadaan kafir, maka mereka itulah orang-orang yang amal perbuatannya sia-sia di dunia dan di akhirat. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Ayat ini menyoroti larangan kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah dalam Islam. Allah SWT melarang umat muslim terlibat dalam konflik dan peperangan, terutama pada bulan yang dihormati (bulan haram). Ayat ini juga menegaskan bahwa menghalangi umat Islam dari jalan Allah, menghalangi akses ke Masjidil Haram, atau mengusir penduduknya merupakan dosa yang lebih besar di sisi Allah daripada berperang dalam bulan haram.
Ditekankan dalam ayat ini bahwa fitnah (perselisihan) lebih berdosa daripada membunuh. Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang musyrik tidak akan berhenti memerangi umat Muslim sampai mereka memaksa mereka untuk kembali ke kufur, jika mereka memiliki kesempatan. Namun, Allah SWT juga menyatakan bahwa orang yang kembali ke kufur setelah memeluk Islam dan meninggal dalam keadaan kafir, akan menderita konsekuensi yang serius di dunia dan di akhirat.
Pentingnya Menjaga Persatuan dan Harmoni dalam Islam
Pertama, Kedamaian dalam masyarakat. Persatuan dan harmoni adalah pijakan utama dalam Islam untuk menjaga kedamaian dalam masyarakat. Islam mengajarkan umat muslim untuk hidup dalam kedamaian dengan sesama muslim dan dengan penganut agama lain. Ketika individu-individu kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah, ini menciptakan ketegangan dan mengancam kedamaian masyarakat. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan harmoni adalah tanggung jawab setiap individu muslim.
Kedua, Solidaritas umat Islam. Persatuan dalam umat Islam memiliki kekuatan luar biasa. Melalui persatuan, umat Islam dapat memberikan dukungan dan saling membantu dalam situasi sulit. Ketika individu-individu kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah, ini menghancurkan solidaritas dan kerjasama umat Islam. Oleh karena itu, larangan kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah bertujuan untuk mempertahankan solidaritas umat Islam dan membangun persatuan yang kuat.
Selanjutnya, Menghindari fitnah dan pertentangan. Fitnah (perselisihan dan pertentangan) adalah kondisi yang merugikan dalam masyarakat muslim. Ketika umat Islam terlibat dalam pertikaian dan terpecah belah, fitnah muncul dan menghancurkan harmoni sosial. Larangan kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah bertujuan untuk menghindari fitnah dan menjaga kedamaian dalam masyarakat.
Terakhir, Kehidupan berdampingan dengan penganut agama lain. Agama Islam mengajarkan pentingnya hidup dalam kedamaian dan berdampingan dengan penganut agama lain. Ketika individu kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah, hal ini menciptakan ketegangan antara komunitas agama yang berbeda. Islam mendorong umatnya untuk menjalin hubungan yang baik dan saling menghormati dengan penganut agama lain serta menjauhkan diri dari konflik dan pertentangan.
Larangan kembali ke kufur dengan bertikai dan terpecah belah dalam Islam didasarkan pada prinsip persatuan, harmoni, dan kedamaian dalam masyarakat muslim. Ayat 217 dalam Surat Al-Baqarah menekankan pentingnya menjaga persatuan dan menghindari konflik serta pertikaian yang dapat merusak persatuan umat muslim. Dengan menjaga persatuan dan harmoni, umat muslim dapat menciptakan masyarakat yang damai, kuat, dan saling menghormati.
Editor : Meliana Octaviani