santrimillenial.id – Akhir-akhir ini masyarakat umum dihebohkan dengan berbagai berita terkait Pondok Pesantren Al-Zaytun yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pondok pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini sedang membuat heboh dengan berbagai pemberitaan kontroversialnya seperti dugaan ponpes tersebut terafiliasi dengan gerakan NII (Negara Islam Indonesia), perempuan boleh menjadi khatib Sholat Jum’at, bercampurnya shaf antara perempuan dan laki-laki saat Sholat Idul Fitri, dan berbagai kontroversi yang lainnya.
Pondok pesantren sendiri merupakan lembaga asli dari Indonesia yang kiprahnya tidak bisa diragukan lagi serta memiliki kontribusi terhadap perkembangan bangsa ini, mulai semenjak zaman sebelum kemerdekaan hingga sekarang ini. Salah satu yang dapat kita lihat adalah banyaknya pahlawan nasional lulusan pondok pesantren seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Pangeran Diponegoro, KH. Zainal Arifin, KH.Wahid Hasyim,dan masih banyak yang lainnya.
Namun dengan banyaknya pondok pesantren di Indonesia tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa dari pondok pesantren tersebut dalam kurikulumnya mengajarkan serta menanamkan ideologi-ideologi radikal yang bertentangan dengan ideologi negara kita, yaitu Pancasila.
Umumnya pondok pesantren berideologi radikal ini berafiliasi dengan jaringan teroris internasional serta dari organisasi yang telah dilarang pemerintah seperti dari Jamaah Islamiyah, Anshorut Daulah, atau dari simpatisan ISIS.
Menurut KH. Yusuf Chudlori atau yang biasa dipanggil Gus Yusuf, Pengasuh Pondok Pesantren API Magelang terdapat beberapa kriteria yang wajib diketahui oleh para orang tua sebelum memondokkan anaknya. Pertama, dari segi fisik yaitu memiliki masjid sebagai tempat sentral ibadah para santri, perlu adanya asrama atau madrasah untuk santri, dan dalam lingkungan terdapat kediaman pengasuh atau kiai. Kemudian dari segi non fisik yaitu sanad keilmuan yang baik, tidak hanya membaca dan menghafal Al-Qur’an secara textbook saja,tetapi juga mendalami dan membedah ayat Al-Qur’an, serta mempelajari ilmu tauhid, akidah, nahwu dan shorof.
Dan yang terakhir wajib diketahui oleh para orang tua yaitu usia dan kemasyhuran pesantren serta tidak terkecoh dengan tawaran gratis biaya pendidikan dari sebuah lembaga pesantren, alangkah lebih baik untuk di cek secara teliti terlebih dahulu.
Oleh sebab itu, para orang tua harus selektif dalam memilih pondok pesantren untuk anaknya dalam mengenyam pendidikan, ada beberapa kiat-kiat yang dapat dijadikan rujukan para orang tua dalam mencari pondok pesantren antara lain sebagai berikut:
Semoga dapat dijadikan pedoman oleh para orang tua dalam mencari lembaga pondok pesantren untuk pendidikan para anaknya, serta perlunya orang tua memastikan pesantren yang dipilih adalah lembaga yang mendidik nilai patriotisme serta cinta tanah air.
Penulis: Badrut Tamam
Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…
Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…
Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…
Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…
Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…