Akulturasi budaya masih kental di masyarakat Indonesia, termasuk dalam urusan peribadatan seperti perayaan Maulid Nabi.
Masih banyak masyarakat muslim di Tanah Air yang merayakan Maulid Nabi dengan menambahkan kearifan lokal masing-masing daerah termasuk tradisi di provinsi banten
Provinsi Banten memiliki tradisi yang menjadi khazanah kebudayaan Islam yang terus dijaga.
Tradisi ini di namakan Panjang Mulud, yang biasa dilakukan pada Maulid Nabi Muhammad Sholallahu’alaihiwasalam di wilayah Provinsi Banten.
Tradisi Panjang Mulud adalah sedekah yang berupa arak-arakan panjang yang dilakukan masyarakat, berupa hiasan telur, hiasan panjang yang besar atau kecil, dan berbagai pernak-perniknya.
Hal itu dilakukan dalam memeriahkan bulan kelahiran Nabi Muhammad Sholallahu’alaihiwasalam, yaitu bulan Robiul Awal atau yang sering sebagai Bulan Maulid dalam kalender Hijriyah.
Panjang Mulud terdiri dari dua kata yaitu panjang dan mulud.
Kata panjang diartikan sebagai sebuah dekorasi atau hiasan dalam bahasa sansekerta.
Panjang pada tradisi panjang mulud adalah kayu dan bambu, yang dibentuk dengan berbagai macam bentuk seperti perahu Minang, menara Banten, perahu boat dan berbagai bentuk lainnya, yang kemudian dihias dengan kertas kado bermotif dan metalik.
Adapun kata mulud merujuk pada bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi).
Adapun isi dari panjang Mulud tersebut sangatlah beragam mulai dari uang, telur, beras, kopi-kopi, gula pakaian, peralatan alat rumah tangga dan berbagai jenis pernak pernik lainnya.
Sebelum melakukan arak-arakan keliling kampung, biasanya diadakan do’a bersama serta lantunan syair-syair di masjid. Setelah itu masyarakat berbondong-bondong mangarak-arak Panjang Muludnya keliling kampung sampai di masjid yang menjadi titik finish. Kemudian memulai acara seraya panitia membongkar panjang Mulud yg sudah di arak dan mengambil isinya guna di berikan kepada orang yang mengikuti acara maulid nabi.
Oleh : Achmad Muntaqo