Labelisasi Generasi Milenial

Milenial seringkali menjadi labelitas untuk generasi muda zaman sekarang. Mereka dianggap sebagai generasi yang dekat dan paham soal teknologi ataupun digitalisasi.

Milenial juga mencitrakan generasi yang open minded, kreatif dan memiliki semangat tinggi akanperubahan. Tak heran, jika milenial digadang sebagai generasi penerus bangsa dan diwacanakan akan mendominasi populasi Indonesia dengan jumlah 34 persen.

Namun, legistimasi miring juga melekat pada generasi milenial. Mereka dianggap generasi instan, praktis, bebas aturan, individual hingga gampang stres.

Milenials akhirnya menjadi generalisai terhadapa semua generasi muda saat ini. Lalu siapakah sebenarnya yang mendapat predikat sebagai generasi milenial?

Klasifikasi Generasi

Millenial atau gen Y sebutan bagi mereka yang lahir di tahun 1980-1996. Generasi ini hidup dimasa transisi adanya teknologi, sehingga mereka menjadi generasi pertama yang mengenal digital native.

Kedekatanya dengan teknologi, membuat milenial dianggap mampu memecahkan masalah hanya dengan mengaksesnya di internet secara otodidak dantidak mudah bergantung dengan orang lain. Dalam hal kognisi, milenial dilabeli out of the box dalam berfikir, terbuka dalam menerima pendapat orang lain dan ambisius dalam menginginkan sesuatu hal.

Secara klasifikasi generasi, tidak berhenti pada milenila, masih ada generasi setelahnya yakni Gen Z dan pasca millenial. Gen Z lahir ditahun 1993 hingga 2010, dimana pada masa ini teknologi sudah semain mapan dengan munculnya internet dan media sosial. Untuk itu, gen Z dinilai lebih mudah berbaur, melek teknologi serta open minded.

Karena hidup di era kemampanan teknologi informasi dan media sosial, Gen Z dinilai lebih memprioritaskan popularitas, haus jumlah likes dan followers. Tak jarang orang menyebutnya sebagai generasi narsisme.

Berbeda dengan kelompok setelahnya, generasi Alpha atau anak-anak millenium yang lahir tahun 2011 sampai 2025. Karakteristik generasi Alpha tidak terlihat karena memang masih anak-anak, tetapi menurut Mark McCrindle, mereka akan menjadi generasi yang begitu besar terhadap hak mereka sendiri.

Siapa Milenial?

Jika melihat karakteristik tersebut, apakah generasi muda zaman sekarang memiliki aspek seluruhnya? Tak jarang kita menemui generasi muda yang masih gagap dalam berteknologi dan
tertutup dalam menerima perbedaan.

Hal ini seakan menjadi penguat jika generasi muda tidak bisa digeneraliasi dalam satu label. Setiap individu melewati proses yang berbeda sehingga melahirkan karakter yang heterogen.

Selain itu, generasi muda Indonesia saat ini lahir dalam kurun waktu berbeda. Dimana dalam setiap masa kondisi secara sosial, ekonomi, pendidikan, budaya maupun pendidikan berbeda. Sehingga melahirkan karakteristik yang berbeda dalam setiap generasinya.

Namun, keadaan yang begitu cepat menjadi berubah mendorong generasi kita terus berproses dan adaptif untuk mampu menjawab segala tantangan zaman.

Oleh : Hava Haniva

Sumber gambar : https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/files/news/normal/2a4f7ce648a286d69d2a1c1c2935baa8.jpg

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *