Media dan Literasi Digital Santri

Di era digital yang semakin canggih ini, seorang santri harus bisa mengikuti arus tanpa harus terbawa arus. Pesantren menjadi tempat inkubasi santri, yang artinya di dalam masa belajarnya di pesantren santri mendapat amunisi dan penjagaan untuk pertumbuhan dan perkembangan santri yang sangat baik.

Melalui pesantren, santri diberikan bekal ilmu agama yang maksimal untuk menjaga dirinya dan menjadikannya manusia mulia dengan akhlakul karimah. Selain di ajarkan pendidikan keagamaan, santri juga di didik untuk mengembangkan pengetahuan sebagai bekal menjalani kehidupan di masa depan.

Melihat perkembangan dunia digital saat ini yang sudah tidak bisa dibendung lagi, Literasi Digital Santri menjadi sangat penting di kembangkan. Dan bidang Multimedia menjadi hal yang cukup penting utuk di ketahui dan dipelajari oleh para santri untuk penunjang peningkatan Literasi Digital Satri.

Saat ini, Arus Informasi begitu mudah didapatkan dan begitu cepat disebar luaskan. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan untuk para santri. Santri harus mampu memilah mana informasi yang baik dan mana informasi yang tidak baik, mana yang mengandung isi resolusi keislaman dan mana yang berisi propaganda antar keagamaan. Namun, positifnya santri juga memiliki peluang besar untuk terus melakukan dakwah dan syiar ilmu agama di era ini melalui platform-platform media sosial.

Literasi digital santri menjadi solusi untuk menjawab tantangan di era digital saat ini. Dengan mengoptimalkan literasi digital, santri mampu mengikuti arus digitalisasi secara aman, serta santri dapat mengembangkan kreatifitas dan kecerdasannya di dunia digital. Bukan hanya itu santri dapat menyebar luaskan ilmu-ilmu keislaman yang telah ia dapatkan melalui karya-karyanya. Baik karya tulis, ataupun infografis.

Dari pengoptimalan Literasi Digital Santri, menjadikan media sosial sebagai sarana syiar dan dakwah santri saat ini. Maka, menjadi sangat penting untuk melakukan peningkatan Literasi Digital Santri, di pesatren-pesantren yang berada di pelosok negeri.

Penulis : Nurul Wahidatul Hamidah (Santri Pondok Pesantren Khozinatul Ulum, Blora)

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *