Orang sering beranggapan bahwa yang dinamakan rezeki itu adalah harta. Mereka tidak menganggap dengan apa yang ia punya apabila orang lain sudah wajar memilikinya itu bukanlah sebuah rezeki. Padahal semua yang telah Allah berikan kepada kita walaupun kebanyakan orang lain juga memilikinya itu merupakan rezeki yang sangat tidak ternilai harganya.
Coba rasakan betapa nikmatnya mata ini bisa melihat indahnya dunia. Telinga bisa mendengarkan suara yang sangat merdu. Kita bisa bernafas dengan gratis setiap harinya. Apakah itu bukan rezeki? Apakah yang namanya rezeki itu harus punya uang yang banyak untuk dimiliki?
Menurut Syekh Muhammad Mutawalli Asy-sya’rowi dalam kitab tafsir Asy-sya’rowi menjelaskan yang dinamakan rezeki adalah sesuatu yang dapat kita manfaatkan.
الرزق هو ما انتفع به
Artinya: “Rezeki adalah sesuatu yang dapat kita manfaatkan.”
Apapun yang dapat kita manfaatkan itu adalah rezeki kita. Kita bisa melihat dan mendengar setiap harinya itu juga rezeki yang sangat tidak ternilai harganya. Karena ada orang yang diberi mata dan telinga namun keduanya tidak memberikan manfaat apa-apa baginya.
Terkadang ada juga orang merasa kenapa yang sudah bertakwa kepada Allah rezekinya masih seperti biasa saja. Padahal mereka yang selalu melanggar perintah Allah justru mendapatkan rezeki yang jauh lebih banyak darinya. Bukankah Allah itu Maha Adil pada setiap hamba-Nya?
Dalam kitab Minhajul Abidin karya Imam Al-Ghozali terdapat kutipan sebuah hadis bahwa Rasulullah pernah bersabda.
الرِّزْقُ مَقْسُوْمٌ مَفْرُوْغٌ مِنْهُ لَيْسَ تَقْوَى تَقِىٍّ بِزَائِدِهِ وَلاَفُجُوْرٌ فَاجِرٌ بِنَاقِصِهِ
Artinya: “Rezeki maqsum ialah rezeki yang tanpa terpengaruh apapun, ia tidak akan bertambah karena ketaqwaan di orang yang bertaqwa, ia juga tidak akan berkurang karena kejahatan di orang yang jahat.”
Perlu kita ketahui bahwasanya rezeki yang telah dibagi oleh Allah SWT dan ditulis di lauhil mahfudz itu tidak akan bertambah ataupun berkurang. Karena apa yang kita makan dan minum itu sudah dikira-kirakan mengenai waktu kapan untuk diberikan. Hal tersebut juga tidak akan bertambah dan berkurang waktu sampai pada kita nantinya.
Kita tidak boleh mengeluh waktu kita sudah sangat rajin beribadah kepada Allah SWT namun rezeki yang kita dapatkan itu biasa-biasa saja. Ataupun justru yang kita dapatkan itu membuat kita sangat kecewa. Karena rezeki yang dapat kita manfaatkan sebenarnya itu sudah dibagi oleh Allah SWT dan tertulis di lauhil mahfudz.
Kita tidak perlu risau waktu kita sudah sangat rajin beribadah kepada Allah SWT tetapi rezeki yang kita dapatkan masih biasa-biasa saja. Perlu kita ketahui bahwa ada sebuah rezeki yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT yang akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
Dalam surah Ath-Thalaq Allah SWT berfirman:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجً (١) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ (٢)
Artinya: “….Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (1) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya… (2).” (QS. Ath-Thalaq ayat 1 dan 2).
Ayat tersebut dapat kita jadikan pelajaran bahwa siapapun yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan mendatangkan rezeki kepadanya melalui jalan yang tidak pernah disangka olehnya. Kita tidak perlu khawatir apabila rezeki yang kita dapatkan dari kerja keras masih biasa-biasa saja atau mungkin sangat mengecewakan meskipun kita selalu bertakwa kepada Allah.
Karena yang namanya rezeki itu bukan yang berupa harta benda saja. Kita masih diberi kesehatan semua anggota tubuh masih bisa bermanfaat selayaknya yang dimiliki oleh orang lain, dan bisa selalu istiqomah bertakwa kepada Allah itu merupakan rezeki yang sangat tidak ternilai harganya. Kita harus selalu bersyukur apabila hal itu masih Allah berikan kepada kita.
Oleh: Muhammad Sholihul Huda, Pondok Pesantren Mansajul Ulum, Pati.