Dasar-Dasar Perdamaian dalam Islam

santrimillenial.id – Pada hakikatnya nilai-nilai perdamaian banyak tercantum secara jelas dalam kitab suci Al Qur’an yang kemudian diindikasikan dalam berbagai Hadis Nabi. Sehingga tidak ada satupun ayat atau Hadist yang menyebarkan semangat kebencian, permusuhan, ataupun semua bentuk perilaku negatif yang menimbulkan perpecahan.  Pendidikan perdamaian juga banyak ditemukan dalam Hadist. Terdapat kurang lebih 2000 Hadist yang di antaranya mendukung etika perdamaian. Dalam Hadist ini mempunyai relevansi terhadap pendidikan perdamaian yang pertama, yaitu menawarkan sikap anti kekerasan, dan kedua mencakup penjelasan yang menarik yang dijelaskan pada Al Qur’an tentang budaya Islam. 

Selain dalam Al Qur’an, Hadist merupakan pedoman yang umum dalam agama Islam. Sebagaimana Hadist merupakan pedoman yang berasal dari ucapan, perbuatan, dan ketetapan Nabi SAW. Dikarenakan Nabi SAW merupakan cerminan akhlakul karimah. Sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi bahwa: “sesungguhnya Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak”.  Pendidikan perdamaian memiliki dasar Al Qur’an salah satunya yaitu surat Al Anbiya’ ayat 10 yang menjelaskan tentang kasih sayang untuk semua umat manusia: 

لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ( الأنبياء: ١٠ )

Artinya: “Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur’an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?”

Nilai-nilai Perdamaian dalam Islam

Adapun nilai ajaran Islam yang bertujuan untuk menyebarkan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat adalah:

a. Larangan melakukan kedzoliman 

            Islam   merupakan agama yang membawa misi dan perdamaian secara tegas melarang umat manusia melakukan perbuatan dzolim. Firman Allah surat Al Furqon ayat 19 :

فَقَدْ كَذَّبُوْكُمْ بِمَا تَقُوْلُوْنَۙ فَمَا تَسْتَطِيْعُوْنَ صَرْفًا وَّلَا نَصْرًاۚ وَمَنْ يَّظْلِمْ مِّنْكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيْرًا ( الفرقان: ١٩ )

Artinya: “Maka sesungguhnya, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu sindikat zalim, niscaya Kami timpakan rasa azab yang besar.”

b. Adanya persamaan derajat manusia 

Persamaan derajat manusia merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam agama Islam artinya tidak ada perbedaan antara satu golongan dengan golongan lainnya, umat manusia memperoleh hak dan kewajiban yang sama. Allah berfirman surat Al Hujurat ayat 13 :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ( الحجرات: ١٣ )

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

c. Menjunjung tinggi keadilan 

Islam menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial dalam masyarakat untuk itu harus diterapkan keadilan bagi setiap umat manusia. Dengan tegaknya keadilan maka tidak ada didiskriminasi sehingga konflik sosial tidak akan terjadi. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا  ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ( المائدة: ٨ )

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk terus menerus tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat dengan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

d. Memberikan kebebasan 

Islam menjunjung tinggi kebebasan bagi setiap umat beragama, artinya setiap orang bebas menentukan pilihannya. Firman Allah surat Al Baqarah ayat 256:

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ  ( البقرة: ٢٥٦ )

Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sebenarnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

e. Menyeru hidup rukun dan tolong menolong 

Islam memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa tolong menolong dan hidup rukun dengan sesamanya untuk mewujudkan kehidupan damai dan sejahtera yang terwujud dalam firman Allah surat Al Maidah ayat 2:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْۘا وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ  ( المائدة: ٢ )

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi harus kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian (mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalanghalangimu dari Masjidilharam, mendorongmu melebihi batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.”

f. Toleransi 

Sikap saling toleransi atas semua perbedaan sangat dianjurkan dalam agama Islam dalam rangka mencegah terjadinya konflik dalam masyarakat. Islam melarang kita untuk saling mengolok-mengolok dan menghina antar umat beragama.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ  ( الحجرات: ١١ )

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari yang mengolok-olok. Janganlah wanita mengolok-olok wanita yang lain karena boleh jadi wanita yang diolok-olok itu lebih baik dari yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencaci dan memberi nama ejekan” (QS.AL-Hujurat :11).

Oleh : Roni Adi Wijaya ( Ponpes Kiyai Galang Sewu)

Anda mungkin juga suka.