Mbah Maimoen Zubair dalam salah satu nasihatnya mengatakan :
“Saiki kekufuran merajalela, wong islam kadang kafir ora kroso mergo ora patek nduwe ngilmu” ( kekufuran sekarang sudah merajalela, orang islam kadang tidak kerasa kafir karena tidak punya ilmu ) .
Sebagian dari kita tanpa disadari telah tertanam benih-benih kekufuran , namun sering kali kita lalai akan hal itu, maka dari itu hal ini perlu menjadi fokus kita sebagai insan yang terselimuti khoto’ wa nisyan (luput dan lalai).
Apa itu kufur?
Kufur secara bahasa adalah pendustaan atau sikap tertutup. Kufur seringkali diantagoniskan sehingga konotasi yang timbul dari kata kufur selalu menuju kepada keburukan. Pelakunya di sebut “kafir” (orang yang inkar). Dari definisi ini , orang kafir selalu diidentikan sebagai orang yang tertutup hatinya untuk menerima kebenaran.
Penyebutan kafir di Indonesia
Keputusan Bahtsul Masail Maudluiyah pada Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat memutuskan tidak menggunakan kata kafir bagi non-Muslim di Indonesia. “Kata kafir menyakiti sebagian kelompok non-Muslim,” kata KH Abdul Muqsith Ghozali, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU .
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara penyematan kata kafir terhadap non muslim di Indonesia rasanya tidak bijak.
Begitulah toleransi Ulama kita menyikapi problem penyebutan “kafir” di negara kita. Lalu seperti apakah Hakikat kekufuran yang sesungguhnya?
Hakikat kekufuran
Menurut Asy’ariyah, kufur adalah pendustaan atau ketidaktahuan (al-jahlu) akan Allah Swt. Pengertian ini dilukiskan Abu Manshur Maturidi, bahwa unsur ketidaktahuan ini mendorong seorang mendustakan Allah Swt. Sementara sekte Muktazilah mendefinisikan kufur sebagai sebutan yang paling buruk bagi orang-orang yang inkar terhadap Tuhan. Pun juga sekte khawarij, kafir diistilahkan sebagai pembangkangan terhadap perintah Allah Swt. Dan perbuatan dosa besar.
Dalam al-Qur’an ayat yang menerangkan tentang kekafiran jumlahnya relatif banyak. Salah satunya dalam surat an-Nahl , ayat 106 :
مَنْ كَفَرَ بِاللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِهٖٓ اِلَّا مَنْ اُكْرِهَ وَقَلْبُهٗ مُطْمَىِٕنٌّۢ بِالْاِيْمَانِ وَلٰكِنْ مَّنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Artinya :
“Barangsiapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar”.
Dalam tanda kutip bahwa kekufuran sangat berpotensi mendatangkan murka Allah Swt.
Pecah belah lambang kekufuran
Zaman sekarang kita dihadapkan dengan berbagai pertikaian yang menyebabkan pecah belahnya umat , bagaimana tidak?
Satu sama lain dari kita hanya karena berbeda kelompok atau berbeda pendapat membuat kita saling menyalahkan sehingga terjadi keributan yang tiada hentinya, padahal dalam Al-Quran Allah mengingatkan bahwa kita diciptkan berbeda beda tidak lain hanya karena untuk saling mengenal,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Mengapa hal demikian kerap terjadi?
Jawabannya sederhana , Karena seringnya kita mengesampingkan Allah dalam berbagai aktifitas.
Alhasil , kita Sebagai seorang muslim wajib untuk selalu melibatkan Allah Swt Dalam segala aktifitas agar benih-benih kekufuran sedikitpun tidak menempel dalam diri kita.
Oleh : Irfani Yusuf Maulana (Ponpes Salaf APIK Kaliwungu Kendal)
Sumber Gambar : https://jogja.tribunnews.com/2021/11/30/dosa-besar-inilah-4-jenis-kufur-dalam-islam-yang-perlu-anda-ketahui