santrimillenial.id – Perbedaan tidak dapat dihindarkan di Negara Indonesia. Heterogenitas atau kemajemukan yang sangat tinggi, dan banyaknya suku, ras, budaya, bahasa menjadi kekayaan bangsa. Dengan kekayaan ini, memicu sekelompok oknum yang menginginkan untuk memecahbelahkan Bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kejadian yang mengarah pada sebuah perpecahan. Di antaranya adalah dengan adanya sebuah konflik. Fenomena ini mempunyai orientasi besar untuk mengarahkan masyarakat Indonesia agar terpecah belah, dengan mengkambinghitamkan adanya sebuah perbedaan dan latar belakang agama.
Sisi Historis Pahlawan Bangsa
Akan tetapi, yang perlu kita pahami bersama adalah secara historis bahwa bangsa Indonesia dibangun di atas sebuah perbedaan. Hal ini tercermin dari tokoh pahlawan yang memiliki latar belakang daerah dan ras yang berbeda-beda. Seperti Tuanku Imam Bonjol (Sumatera Barat), Cut Nyak Dien (Aceh), Pangeran Diponegoro (Yogyakarta), Sultan Hasanuddin (Sulawesi Selatan), Pattimura (Maluku), Raden Ajeng Kartini (Jawa Tengah), Dewi Sartika (Jawa Barat) dan masih banyak lagi. Dari sini kita dapat memahami bahwa walaupun para pahlawan berasal dari daerah dan ras yang berbeda mereka tetap Bersatu untuk melawan penjajah yang menduduki bangsa Indonesia. Berdasarkan sejarah kemerdekaan inilah negara Indonesia bertekad untuk berkomitmen selalu merawat, menjaga, dan mempertahankan keberagaman tersebut.
Walaupun demikian, terdapat beragam konflik yang pernah terjadi di Indonesia. Seperti di antaranya konflik agama, konflik budaya, sosial, dan politik. Sebagai gambaran, Bangsa Indonesia mempunyai track record konflik agama yang terjadi di Poso, selain di Poso terdapat konflik agama di Aceh, Tapal Kuda, dan Tanjung Badai. Konflik-konflik yang pernah terjadi di Indonesia seharusnya menjadi pelajaran berharga dalam memanage dan memahami sebuah keberagaman yang ada. Keberagaman di Indonesia dibuktikan dengan adanya 1.340 suku, 718 Bahasa, dan 6 agama.
Argumentasi tentang Perbedaan
Untuk memahami hal ini, terdapat sebuah ayat dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum yang menjelaskan tentang perbedaan.
﴿ وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ ٢٢ ﴾
Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berilmu.”
Dari ayat di atas, ditegaskan bahwa perbedaan Bahasa dan warna kulit merupakan bukti atas kekuasaan Allah SWT. Sehingga perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindarkan. Di sisi lain, dijelaskan dalam Al-Hujurat ayat 13
﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣ ﴾
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”
Dari ayat di atas sangat gamblang menjelaskan bahwa perbedaan merupakan momentum untuk saling mengenal dan berlomba untuk melakukan kebaikan. Dengan demikian, keberagaman dan perbedaan yang ada di Indonesia tidak dapat digunakan sebagai argument untuk menjadikan permusuhan, atau perpecahan bangsa.
Pancasila Sebagai Ideologi Perdamaian
Oleh karena itu, bangsa Indonesia mempunyai filosofi atau pandangan hidup bernegara yang mengakomodir keberagaman. Yaitu Pancasila yang dilambangakan dengan burung Garuda dan mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan ini secara tekstual dapat diartikan “Walaupun berneda-beda tapi tetapi satu jua”. Moto “Bhineka Tunggal Ika” digunakan oleh bangsa untuk menerima perbedaan dan mempunyai spirit untuk menyatukan perbedaan suku, budaya, bahasa, dan agama dalam semangat persatuan. Dengan demikian, sebuah keberagaman akan menjadi kekuatan besar dalam mempertahankan keutuhan negara. Karena adanya semangat persatuan dan kesatuan. Sehingga “Pancasila” menjadi ideologi untuk menggapai perdamaian di Indonesia.
Oleh: Muhammad Ulil Albab. Santri PP. Mansajul Ulum
***
[…] – Tulisan sebelumnya saya telah menyinggung bahwa “Pancasila” merupakan sebuah ideologi yang dijadikan bangsa […]