santrimillenial.id – KH Hasyim Asy’ari merupakan seorang ulama besar yang memiliki gelar pahlawan nasional. Beliau diberi gelar pahlawan nasional oleh sebab perjuangannya dalam kemerdekaan Indonesia. Beliau juga merupakan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar telah tersebar di berbagai penjuru negeri bahkan berbagai negara.
Selain sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari memainkan peran sentral dalam membentuk sikap umat Islam Indonesia terhadap peristiwa-peristiwa yang mengarah pada konflik bersenjata. Salah satunya adalah pengaruh besarnya mencetuskan resolusi jihad yang menjadi awal dari pecahnya pertempuran 10 November.
Pengaruh Besar KH Hasyim Asy’ari
KH Hasyim Asy’ari, sebagai tokoh Islam yang dihormati, memiliki pengaruh besar terutama di kalangan NU yang menjadi kekuatan besar dalam mobilisasi umat Islam di Indonesia. Ketika terjadi ketegangan antara Indonesia dan Belanda, KH Hasyim Asy’ari menunjukkan komitmen untuk mendukung perjuangan kemerdekaan. NU, di bawah kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari, secara aktif terlibat dalam memobilisasi umat Islam untuk mendukung perjuangan kemerdekaan. Pada waktu itu, umat Islam dianggap memiliki peran penting dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Pertempuran 10 November 1945 yang terletak di kota Surabaya tidak dapat terlepaskan dari Resolusi Jihad yaitu perintah Perang yang dikeluarkan oleh Hadratush Syaikh KH Hasyim Asy’ari pada Tanggal 22 Oktober 1945. Pernyataan Perintah Perang itu disampaikan oleh KH Hasyim Asy’ari di depan Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, beberapa hari sebelum pecah Perang 10 November 1945.
Perang 10 November
Perang 10 November menjadi titik kritis di mana peran NU dan KH Hasyim Asy’ari semakin terasa. NU secara resmi mendeklarasikan dukungannya terhadap perjuangan Indonesia melalui fatwa jihad, memobilisasi umat Islam untuk bersama-sama melawan agresi militer Belanda. KH Hasyim Asy’ari menyuarakan keprihatinannya terhadap ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia dan mendesak umat Islam untuk bersatu demi mempertahankan negara. Beliau memandang perang 10 November sebagai ujian bagi kesatuan umat Islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Kontribusi NU
Dalam menghadapi perang tersebut, NU bukan hanya menyediakan dukungan moral, tetapi juga berkontribusi nyata dengan menyumbangkan sumber daya manusia dan materi. Para santri dan ulama NU turut berperan dalam mempertahankan tanah air, menunjukkan solidaritas yang kuat di antara umat Islam Indonesia. Dukungan dari NU dan KH Hasyim Asy’ari terhadap perjuangan kemerdekaan memberikan motivasi tambahan bagi seluruh bangsa Indonesia. Mereka bukan hanya melihat perang sebagai konflik fisik, tetapi juga sebagai bentuk jihad yang dijalankan untuk melindungi hak dan kemerdekaan bangsa.
Persatuan Anatara Agama dan Nasionalisme
Hubungan KH Hasyim Asy’ari dengan perang 10 November mencerminkan kesatuan umat Islam dalam wujud nyata, di mana agama dan nasionalisme bersatu untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Dalam konteks ini, peran tokoh keagamaan seperti KH Hasyim Asy’ari memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk semangat perjuangan dan kebersamaan yang masih terasa hingga kini.