Semua manusia yang hidup di dunia ini pasti tidak akan terlepas dengan sebuah masalah. Masalah itu bisa muncul ada kalanya akibat dari diri kita sendiri ataupun orang lain. Kita tidak boleh mengeluh secara terus-terusan waktu masalah itu muncul pada diri kita. Karena Allah tidak akan memberikan sebuah cobaan melebihi dari batas kemampuan kita. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 286.
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” ( QS. Al-Baqarah: 286 )
Selain permasalahan yang sering menghampiri kita, kita juga tidak akan terlepas dengan musuh-musuh kita di dunia ini. Kita perlu untuk selalu mewaspadainya agar kita bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak. Lalu, siapakah musuh-musuh yang perlu untuk kita waspadai?
Dalam kitab Tambihul Ghofilin dijelaskan bahwa kita memiliki 4 musuh yang perlu untuk selalu kita waspadai.
Di antara ke empat musuh tersebut adalah:
1. Nafsu.
Perlu untuk kita ketahui bahwa nafsu adalah musuh terberat bagi kita. Ia selalu menyuruh kita, menghasud kita, untuk melanggar semua perkara yang dilarang oleh agama. Dalam surah Yusuf ayat 53 terdapat sebuah penggalangan ayat bahwasanya:
اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ
Artinya: “..Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan.. “. ( QS. Yusuf: 53 )
Maka dari itu kita perlu waspada untuk selalu menjaga diri agar kita tidak selalu memuliakan nafsu kita. Yakni dengan melayani apapun perintahnya yang dilarang oleh ajaran agama.
- Syaiton.
Syayidina Abu Bakar ra. Menjelaskan bahwasanya:
ان الابليس امامك
Artinya: “Iblis itu ada di depan kita.”
Selain nafsu yang perlu untuk selalu kita waspadai, kita juga perlu untuk waspada bahwa Iblis itu juga selalu mengarahkan kita ke jalan yang sesat. Dimanapun kita berada, pandangan mata kita selalu ia arahkan ke arah yang sesat. Mulut kita ia arahkan untuk menyakiti orang lain. Dan seluruh anggota tubuh kita selalu ia arahkan ke dalam arah yang dilarang oleh agama.
- Teman yang tidak baik.
Tidak mungkin semua teman yang kita kenal itu memiliki akhlak yang baik. Pasti ada beberapa di antara mereka yang memiliki sifat-sifat yang buruk. Jangan sampai kita yang awalnya baik tiba-tiba berubah menjadi buruk akibat berkumpul dengannya. Dalam kitab Ta’limul Muta’alim dijelaskan bahwa al-mujawaroh mu’atsiroh, yakni berdamping dengan orang akan menjadikan pengaruh yang luar biasa, terutama pengaruh negatif.
Maka dari itu kita perlu untuk menentukan pergaulan yang baik. Karena dari pergaulan itulah kita bisa menentukan bagaimana nasib kita kedepannya. Apabila kita tidak mampu mengajak teman-teman kita yang buruk untuk menjadi baik, sebaiknya kita berkumpul dengan orang-orang baik yang mampu menjadikan diri kita istiqamah menjalankan kebaikan. Karena apabila kalau kita sudah salah dalam memilih teman, maka bukan hanya dunia kita yang menjadi kacau, ibadah kita akhirnya juga bisa menjadi kacau karena teman-teman kita tidak pernah menjalankan ibadah kepada Allah.
- Dunia.
Dalam surah Al-Hadid ayat 20 Allah SWT Berfirman,
وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
Artinya: “…Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Kita perlu untuk selalu berhati-hati dengan urusan dunia. Jangan sampai segala sesuatu yang ada di dunia ini menjadi penipu dalam kehidupan kita. Apalagi sampai membuat kita lupa tentang kehidupan di akhirat kelak.
Apabila diibaratkan dunia itu adalah sebuah pisau yang tajam. Jika kita arahkan ke dalam arah yang positif pasti kita akan mendapatkan hal yang positif. Dan sebaliknya, apabila kita arahkan ke dalam hal yang negatif maka yang akan kita peroleh juga hal yang negatif.
Sebagai seorang muslim yang baik kita harus menjadikan dunia ini menjadi ladang akhirat meskipun dengan jalan yang berbeda-beda. Karena kita hidup di dunia ini memiliki status sosial yang berbeda-beda, sehingga jalan untuk menjadikan dunia sebagai ladang akhirat ini pasti ditempuh melalui bermacam-macam jalannya. Semoga kita bisa selalu diberikan istiqomah untuk menjalankan kebaikan dan terhindar dari segala hal yang mampu menjerumuskan kita ke dalam neraka.
Oleh: Muhammad Sholihul Huda, Pondok Pesantren Mansajul Ulum.