Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang sempurna. Manusia diberikan akal oleh Allah yang bisa menyebabkan manusia menjadi makhluk yang paling istimewa diantara makhluk lainnya. Akan tetapi, manusia juga bisa menjadi lebih buruk dari setan dan bisa menjadi lebih baik dari malaikat.
Manusia diberikan oleh Allah SWT berupa akal dan diberikan nafsu. Dimana nafsu ini menjadi cobaan manusia dalam beribadah kepada Allah SWT. Allah SWT menciptakan manusia dengan penuh tanggung jawab, yakni mencukupi kebutuhannya tetapi tidak dengan semua keinginannya. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi
لا يكلف نفسا إلا وسعها… الآية
“Allah tidak membebankan (cobaan) melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
Terkadang keinginan manusia yang disertai nafsu tidak untuk mencukupi kebutuhan, tetapi hanya demi gengsi, trend, atau hanya menghambur-hamburkan saja. Hal ini lah yang menjadikan manusia salah dalam mengartikan tentang apa yang Allah SWT berikan kepadanya.
Ada kisah menarik dalam kitab Ihya’ Ulumuddin tentang manusia yang memprotes takdir hidupnya kepada Allah SWT. Antara lain :
1. Manusia yang bernasib baik di dunia tetapi rugi di akhirat Ada seseorang yang pada masa hidupnya diberikan Allah SWT kenikmatan hidupnya. Mulai dari kaya, rumahnya megah, makanan setiap harinya selalu lezat dan lain sebagainya. Akan tetapi di akhirat justru bernasib buruk karena dengan kemegahannya menjadikan dia lalai kepada Allah SWT. Hal ini lah terjadi protes dari manusia kepada Allah SWT.
“Ya Allah seandainya engkau tidak mentakdirkanku sebagai orang kaya, mungkin aku akan bertaqwa kepadamu”. Ucap protes manusia kepada Allah.
Lalu Allah menjawab “Aku mempunyai hamba yang kaya raya tetapi dia tidak melupakanku setiap keadaan, yakni nabi Sulaiman AS”. Seketika manusia yang protes kepada Allah langsung terdiam dan malu karena sikap kurang sopannya terhadap Allah SWT.
Kita sudah tidak asing, bahwa Nabi Sulaiman AS merupakan seorang nabi yang kaya raya, mempunyai istana, dan menjadi raja mulai dari manusia, jin, dan hewan. Akan tetapi Nabi Sulaiman AS tidak tertelan kenikmatan dunia yang Allah berikan kepadanya. Hal ini lah yang perlu kita contoh dari kisah Nabi Sulaiman AS.
2. Orang yang bernasib buruk di dunia dan akhirat Seseorang yang mengalami keterbelakangan ekonomi yang selalu berputus asa dan tidak bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan. Akan mengalami kerugian di dunia dan akhirat. Padahal jika disyukuri, seseorang yang keterbelakangan ekonomi justru mendapat potensi masuk surga Allah terlebih dahulu karena hisabnya terhadap dunia lebih sedikit daripada dari seseorang yang kaya. Golongan ini pun mengalami kerugian di akhirat sehingga protes kepada Allah SWT. “Ya Allah sesungguhnya jika engkau memberikanku nikmat kekayaan yang banyak di dunia, maka aku tidak akan berputus asa dan terus menggerutu.” Ucap dari golongan ini, dan Allah SWT pun menjawab “Aku mempunyai hamba yang sangat miskin di dunia, tetapi dia selalu bersyukur kepada ku. Bahkan hamba ku itu terlalu miskin sampai tidak memiliki rumah untuk berteduh. Dia lah yang bergelar Al-masih, yakni hambaku bernama Isa ibn Maryam AS”. Seketika hamba yang protes tadi merasa malu dan menyesali perbuatannya di dunia.
Nabi Isa AS hidup sebagai seorang pengembara yang berdakwah kepada Bani Israil untuk menyembah Allah SWT. Dengan keterbelakangan ekonomi yang melemah, Nabi Isa AS selalu bersyukur atas segala nikmat Allah berikan. Jika kita mendapatkan suatu kerugian dalam bekerja, ingat lah kisah hidupnya nabi Isa AS yang memiliki krisis ekonomi tetapi tidak mempengaruhi taqwa-nya kepada Allah SWT.
3. Seseorang yang selalu mendapatkan cobaan bertubi-tubi Hidup di dunia tidak terlepas dari cobaan dari Allah SWT. Hal ini untuk meningkatkan derajat kita kepada Allah SWT dan memperingatkan kita untuk tidak mudah sombong.
Seseorang yang sudah mendapat cobaan di dunia, tetapi tidak menghadapi dengan kesabaran juga mengalami kerugian di akhirat. Golongan ini memproteskan takdirnya kepada Allah SWT dan berkata “Ya Allah jika engkau tidak memberikanku cobaan yang banyak, maka aku akan senantiasa bertaqwa kepada-Mu”. Dan Allah pun menjawab “Aku memiliki hamba yang aku kasih cobaan yang banyak, mulai usahanya bangkrut, anaknya meninggal semua, dan menderita penyakit kulit sampai ditinggalkan oleh istrinya semua, tetapi dia tetap bertaqwa kepada-Ku. Dialah hambaku yang bernama Ayyub AS”.
Seketika seseorang yang protes kepada Allah tadi malu dan menyesali perbuatannya di dunia. Semoga dengan adanya kisah ini memberikan pelajaran terhadap kita semua. Dengan menanamkan sifat sabar, syukur, dan qonaah kita akan terhindar yang namanya kufur nikmat. Karena hidup di dunia hanya sementara, maka seharusnya kita memanfaatkan hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat dan diridhoi oleh Allah SWT.
Oleh : Ahmad Faza Wafal Arfat (PP. ENTREPRENEUR AL MAWADDAH, KUDUS)