Indonesia Darurat Sampah, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Sampah menjadi masalah yang sangat memprihatinkan saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, namun juga tak kunjung selesai. Karena, kesadaran yang belum sepenuhnya dimiliki oleh setiap orang.

Sudah seharusnya kesadaran dan perhatian terhadap masalah pengolahan sampah perlu disosialisasikan pada setiap lembaga, khususnya lembaga pendidikan. Dari sini kesadaran untuk memperhatikan lingkungan dapat diterapkan sejak dini.

Para pelajar diberikan arahan agar dapat terus berinovasi untuk membuat ide bagaimana mengelola sampah menjadi hal yang bernilai dengan mendaur ulangnya kembali.

Beberapa gagasan telah diterapkan pada beberapa lembaga pendidikan, baik di sekolah umum ataupun di pesnatren mengenai penanggulangan sampah.

Di sekolah umum dalam penerapan kurikulum merdeka terdapat pengarahan atau bimbingan kepada para peserta didik untuk mengolah kreatifitasnya dengan berinovasi bagaimana mendaur ulang barang bekas atau memanfaatkan sampah, khususnya sampah plastik. Tentu upaya ini sangat penting, mengingat darurat sampah di Indonesia semakin mengkhawatirkan.

Mengutip dari indonesiabaik.id bahwa sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. Sifat sampah plastik tidak mudah terurai, proses pengolahannya menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami.

Untuk pencemaran di laut, Indonesia merupakan penghasil sampah plastic laut terbesar kedua di dunia. Penelitian dari UC Davis dan Universitas Hasanuddin yang dilakukan di pasar Paotere Makassar menunjukkan 23% sampel ikan yang diambil memiliki kandungan plastik di perutnya. Maka sudah semestinya masalah sampah plastik harus benar-benar diperhatikan. 

Sebenarnya mendaur ulang sampah plastik bukan perkara yang sulit. Ada beberapa cara untuk mengolah sampah untuk menjadi suatu barang yang bernilai. Salah satunya dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi sebuah karya seni hiasan atau juga menjadi karya yang memiliki nilai fungsi seperti tas, keranjang, pot bunga ataupun vas bunga. Selain itu sampah plastik juga bisa diolah menjadi paving.

Seperti di Pondok Pesantren (Ponpes) Khozinatul Ulum Blora, yang telah melakukan daur ulang plastik menjadi paving. Untuk pengolahannya dibuatkan tempat khusus yang terletak tidak jauh dari pesantren.

Jenis sampah yang bisa diolah menjadi paving adalah jenis sampah plastik. Para santri mengumpulkan sampah plastik di tempat yang sudah disediakan di pondok, kemudian ada santri yang bertugas untuk mengambil sampah tersebut untuk dibawa ke tempat pengolahan sampah.

Sekali pembuatan membutuhkan 3 kg sampah plastik, dan jenis plastiknya seperti kantong plastik (kresek), botol minum plastik, dan jenis plastik lainnya tapi selain plastik yang kaku seperti plastik sachet kopi dan minuman serbuk.

Proses pembuatan paving dari sampah plastik :

  1. Mengumpulkan dan memilah sampah plastik
  2. Membakar plastik yang sudah dikumpulkan di tempat pembakaran
  3. Kemudian api dimatikan dengan memberikan pasir.
  4. Bahan yang sudah tercampur di masukkan kedalam cetakan.
  5. Cetakan direndam selama 10-15 menit untuk menghasilkan paving yang baik.

Jika upaya mendaur ulang terus dilakukan oleh banyak orang ataupunĀ  komunitas, sudah pasti dapat membantu meringankan persoalan sampah di negeri ini. Dan ini bisa terwujud jika orang-orang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Oleh : Nurul Wahidatul Hamidah, (PP Khozinatul Ulum Blora)

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *