Bahtsul Masail:Penerapan Demokrasi di Pesantren

santrimillenial.id – Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan.Saat ini pesantren menjadi lembaga pendidikan yang sangat di minati oleh para orang tua yang sedang memilih kan kelanjutan jenjang pendidikan bagi anak- anak mereka.Bagaimana tidak,sistem pendidikan yang di terapkan di pesantren telah terbukti sangat lah bagus.Dan di pesantren,para santri juga di ajarkan bagaimana mereka harus mandiri dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur.

Budaya Bahtsul Masail


Di pesantren, para santri juga dilatih untuk berani mengutarakan pendapat mereka. Baik melalui media musyawarah, ataupun melalui program yang sudah masyhur di kalangan pesantren, yakni bahtsul masail. Yang mana hal tersebut telah diperintahkan oleh Alloh dalam Al-Qur’an surat Al Imron ayat 159:


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”

Musyawarah Pada Zaman Nabi

Kebiasaan musyawarah juga sering dicontohkan oleh nabi muhammad SAW.Sebagaimana tergambar dalam riwayat Abu Hurairah RA, ia berkata:

“Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling sering melakukan musyawarah selain dari Rasulullah SAW.” (H.R. Tirmidzi).

Dalam program bahtsul masail ini, para santri di latih untuk mengasah mental dan keberanian mereka dalam berpendapat.Yang mana hal tersebut merupakan salah satu langkah dari penerapan demokrasi di pesantren. Menerapkan demokrasi di pesantren bisa dimulai dengan memfasilitasi dialog terbuka antara pengurus, santri, dan staf pesantren untuk mengambil keputusan bersama. Selain itu, memberikan ruang partisipasi aktif bagi semua pihak dalam proses pengambilan keputusan dapat meningkatkan keterlibatan dan merangsang perkembangan pemikiran.Hal tersebut dapat di jumpai ketika para santri ber bahtsul masail.

Prinsip-prinsip Demokrasi

Dalam bermusyawarah dan berbahtsul masail di lingkungan pesantren, penting untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi. Setidaknya ada beberapa poin demokrasi yang di terapkan dalam proses bahtsul masail.

1. Fasilitasi ruang musyawarah yang memungkinkan setiap individu menyampaikan pendapatnya secara bebas.

2. Keterlibatan Aktif: Dorong keterlibatan aktif para peserta dalam proses musyawarah dan bahtsul masail untuk memastikan representasi yang inklusif.Sehingga sangat di perlukan adanya peran moderator(pimpinan bahtsul masail)

3. Keputusan Bersama: Tekankan pada semangat keputusan bersama yang diambil melalui musyawarah dan mufakat, menghargai pendapat mayoritas sambil tetap memperhatikan hak minoritas.Hal ini di bantu dengan adanya peran musohhih dan perumus.

Melalui pendekatan ini, pesantren dapat memadukan nilai-nilai demokrasi dengan konteks keislaman, memberikan ruang bagi musyawarah yang inklusif dan memberdayakan santri dalam pengambilan keputusan.

Oleh: Al ma’ruf PP SALAF APIK KALIWUNGU

Anda mungkin juga suka.