santrimillenial.id – Baitul Maqdis atau nama lainnya adalah Masjid Al-Aqsha terletak di Yerusalem Palestina menjadi tempat pertemuan antar agama samawi, yaitu Islam, Nasrani, serta Yahudi. Baitul Maqdis dalam agama Islam sendiri memiliki makna penting dalam bidang agama, budaya, dan sejarah. Terletak di Yerusalem, Palestina. kompleks Baitul Maqdis meliputi Masjid Al-Aqhsa dan Kubah Shakhrah.
Baitul Maqdis sebagai Kiblat
Baitul Maqdis sendiri juga pernah menjadi kiblat bagi umat Islam sebelum Nabi Muhammad SAW memindahkannya ke Masjidil Haram Makkah, pada hari selasa di pertengahan bulan Sya’ban. Masjid Al-Aqsha adalah salah satu dari tiga masjid suci dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Signifikansi Baitul Maqdis Terhadap Politik
Selain nilai agamanya, Baitul Maqdis juga memiliki signifikansi politik yang besar. Yerusalem, terutama wilayah sekitar Baitul Maqdis, telah menjadi pusat ketegangan dalam konflik Israel-Palestina, dengan Israel yang memiliki klaim atas wilayah ini semakin memperumit situasi politik di Timur Tengah.
Selama sejarahnya, Baitul Maqdis telah menjadi pusat peradaban, kekuatan politik, dan pusat spiritual bagi tiga agama utama: Islam, Kristen, dan Yahudi. Namun, statusnya yang disengketakan telah menjadi sumber konflik berlarut-larut.
Baitul Maqdis dalam Berbagai Perspektif
Diskusi seputar Baitul Maqdis seringkali melibatkan perspektif agama, sejarah, politik, dan hukum internasional. Kondisi wilayah tersebut sering kali mencerminkan ketegangan yang ada di antara berbagai pihak yang berkepentingan di kawasan tersebut.
Dalam Sejarah berdirinya Baitul Maqdis, masjid ini merupakan Masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Adam as yang pembangunannya berselang 40 tahun dari masjid yang pertama dibangun olehnya di Ka’bah, kota Makkah. Bentuknya pada awalnya juga seperti bentuk asli dari Ka’bah yang kemudian pembangunannya dilanjutkan oleh Nabi Ibrahim as.
Baitul Maqdis Bagi Umat Islam
Dalam Agama Islam, Masjid Al-Aqsha dianggap sebagai tempat di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam (Isra’ dan Mi’raj), yaitu karena Allah SWT telah menggariskan bahwa tempat ini adalah sebagai landasan bagi Buraq untuk perjalanan Nabi Muhammad SAW untuk perjalanan selanjutnya menuju ke pintu langit. Buraq sendiri adalah hewan tunggangan yang mampu berjalan seperti kilat. Pada saat Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW juga menjadi imam shalat bagi 124 ribu Nabi Allah SWT di Masjid Al-Aqsha untuk kemudian setelah selesai memimpin shalat, Nabi Muhammad SAW pergi menuju langit ke-7 dengan menggunakan Buraq. Pada bagian dalam Masjid Al-Aqsha ini juga terdapat Dome of The Rock, yaitu batu pijakan Nabi Muhammad SAW saat naik menuju langit.
Baitul Maqdis tetap menjadi simbol penting bagi umat Islam di seluruh dunia, sementara situasi politik di sekitarnya terus menjadi titik perhatian dalam diplomasi global dan konflik regional di Timur Tengah. Kita doakan Semoga segala konflik yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik serta adil.
Oleh : Badrut Tamam (PP. ASSHOLIHIYYAH, SEMARANG)