Narasi

Salatiga : Sejuk Iklim dan Toleransinya

santrimillenial.id – Sebagai salah satu kota yang digadang – gadang sebagai salah satu kota yang toleran, nama Kota Salatiga pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Kota ini terhampar di bawah kaki gunung Merbabu dan dikelilingi oleh wilayah kabupaten Semarang. Meski wilayah kota ini kecil dan terkesan nyempil, namun kota ini menyimpan hampir seluruh bagian keanekaragaman Indonesia. Oleh karena itulah tak salah lagi jika kota ini juga mendapat julukan sebagai Miniatur Indonesia.

Keanekaragaman yang begitu kompleks ini tentunya menuntut toleransi yang sama kompleksnya. Karena tak hanya suku dan budaya saja yang beragam namun juga agama. Pada kenyataannya toleransi di kota ini terlihat dari implementasi kehidupan beragama. Contohnya adalah fakta banyaknya jumlah rumah ibadah dari berbagai agama yang berdiri berdampingan. Misalnya masjid dan gereja yang berdiri bersebelahan di sekeliling Lapangan Pancasila di tengah kota Salatiga. Tidak hanya itu, Kota ini juga memberikan ruang yang sama bagi semua umat agama untuk beribadah, melakukan perayaan hari besar, berekspresi dan mengaktualisasi diri. 

Tidak hanya perbedaan dalam agama yang melekat dalam kehidupan sosial masyarakat Salatiga. Bentuk toleransi kota Salatiga juga terlihat dalam festival budaya yang telah mendunia yaitu International Culture Festival (IICF). Dalam pawai budaya ini setiap perwakilan daerah atau perantau yang ada di Salatiga seperti dari  Pulau Sulawesi, Kalimantan, Aceh, Medan, Bali, NTT, NTB, Maluku hingga Papua akan menampilkan kesenian daerah masing-masing. Selain itu juga mendirikan stand kuliner yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat di Salatiga.

Toleransi, Kearifan Lokal Salatiga

Nampaknya toleransi sudah menjadi kearifan lokal masyarakat Kota Salatiga. Sikap toleran yang melekat dalam kehidupan masyarakat ini bukanlah hasil dari sesuatu yang instan begitu saja terjadi. Namun hal itu merupakan hasil dari proses yang panjang dari pembentukan sosial yang masyarakat lakukan secara kompak. Masyarakat Kota Salatiga paham betul bagaimana cara menyikapi perbedaan dalam masyarakat yang beragam. Sehingga tercipta kehidupan bermasyarakat yang jauh dari kata intoleran.

Dari begitu kompleksnya toleransi yang melekat dalam kehidupan masyarakatnya, maka berdasarkan hasil laporan indeks kota toleran (IKT) oleh Setara Institute for Democracy and Peace Salatiga ternobatkan menjadi kota Toleran Nomor 1 pada tahun 2020. Penobatan ini berdasar pada 8 indikator yang mereka gunakan untuk menilai 94 kota toleran di Indonesia. 8 indikator tersebut adalah RPJMD, kebijakan Pemkot tentang toleransi, peristiwa intoleransi, dinamika masyarakat, pernyataan kepada publik, tindakan nyata pemerintah, demografi atau heterogenitas agama, dan inklusi sosial keagamaan.

Meliana Octaviani

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

24 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago