santrimillenial.id – Penanggalan Tahun Masehi, yang juga dikenal sebagai Kalender Gregorian, memiliki sejarah yang panjang dan melibatkan serangkaian pengembangan dan reformasi kalender. Berikut adalah sejarah singkatnya:
1. Kalender Yulius Caesar (Kalender Julian):
– Kalender Yulius Caesar diperkenalkan pada tahun 45 SM dan didasarkan pada tahun tropis sekitar 365.25 hari.
– Menetapkan Tahun Baru pada tanggal 1 Januari, yang diambil dari tradisi Romawi sebelumnya.
2. Koreksi oleh Paus Gregorius XIII:
– Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII menyadari bahwa kalender Julian mengalami kesalahan dalam mengukur tahun tropis, yang sebenarnya lebih dekat dengan 365.2422 hari.
– Untuk mengoreksi ketidaksesuaian ini dan menyelaraskan kalender dengan siklus matahari, Paus Gregorius XIII memerintahkan reformasi kalender.
3. Reformasi Kalender Gregorian:
– Paus Gregorius XIII mengeluarkan dekrit papal untuk mengganti kalender Julian dengan Kalender Gregorian.
– Reformasi ini melibatkan penghilangan 10 hari dari bulan Oktober 1582 untuk menyelaraskan kalender dengan posisi matahari.
– Selain itu, diperkenalkanlah aturan untuk menghindari kesalahan pada masa mendatang dengan mengesampingkan satu hari setiap 100 tahun (kecuali tahun yang dapat dibagi dengan 400).
4. Adopsi Global:
– Negara-negara Katolik Roma pertama kali mengadopsi Kalender Gregorian, seperti Spanyol, Italia, dan Portugal.
– Proses adopsi secara global berlangsung secara bertahap, dan beberapa negara non-Katolik mengadopsi kalender baru pada abad-abad berikutnya.
5. Tahun Baru Masehi:
– Tahun Baru Masehi ditempatkan pada tanggal 1 Januari, menggantikan variasi tanggal Tahun Baru yang digunakan sebelumnya, seperti tanggal 25 Maret atau 25 Desember.
Hingga saat ini, Kalender Gregorian menjadi kalender internasional yang paling umum digunakan di seluruh dunia, dan Tahun Baru Masehi dirayakan pada tanggal 1 Januari. Reformasi ini adalah upaya untuk menjaga keakuratan penanggalan tahunan dan menyelaraskan kalender dengan peristiwa astronomi.
Selisih Hari di Tahun Masehi dan Hijriyah
Selisih antara tahun Masehi dan tahun Hijriyah disebabkan oleh perbedaan dalam sistem penanggalan kedua kalender tersebut. Kalender Masehi didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus, sementara kalender Hijriyah dimulai dari Hijrah (pemindahan) Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.
1. Awal Tahun:
– Kalender Masehi dimulai pada tahun kelahiran nabi isa a.s, dengan tahun 1 Masehi sebagai titik awal.
– Kalender Hijriyah dimulai pada tahun Hijrah (pemindahan) Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, dengan tahun 1 Hijriyah sebagai titik awal.
2. Panjang Bulan dan Tahun:
– Kalender Masehi didasarkan pada tahun tropis, dengan setahun sekitar 365.2422 hari.
– Kalender Hijriyah didasarkan pada siklus bulan, dengan setahun sekitar 354 atau 355 hari.
3. Selisih Tahun:
– Secara umum, terdapat selisih sekitar 11 hari antara kalender Masehi dan kalender Hijriyah.
– Tahun Hijriyah lebih pendek daripada tahun Masehi, sehingga setiap beberapa tahun terjadi penyesuaian dengan penyisipan bulan ekstra.
4. Penyesuaian Kabisat:
– Sistem penanggalan Hijriyah juga memiliki penyesuaian bulan kabisat, di mana sekitar setiap 33 tahun, sebulan ekstra (Adhik Maas) disisipkan ke dalam kalender.
Penting untuk dicatat bahwa selisih ini adalah perkiraan, dan beberapa faktor seperti metode penyesuaian bulan ekstra dapat memengaruhi perhitungan akurat selisih antara tahun Masehi dan Hijriyah. Selain itu, kalender Hijriyah adalah kalender lunar, sedangkan kalender Masehi adalah kalender solar. Oleh karena itu, perbedaan antara tahun-tahun kalender Hijriyah dan Masehi akan terus berubah seiring waktu.
Oleh: Al Ma’ruf, PP Salaf APIK Kendal