santrimillenial.id – Jika disebutkan kitab “Alfiyyah Ibnu Malik”, hampir seluruh santri pondok pesantren di penjuru dunia mengenalnya. Kitab yang menjadi masterpiece Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Malik Asysyafi’i Al Andalusy ini merupakan salah satu kitab yang dijadikan kurikulum pokok dalam pembelajaran perbendaharaan bahasa arab, atau di kenal dengan istilah nahwu shorof.
Akan tetapi, pada tulisan kali ini saya tidak akan membahas tentang nahwu shorof ,melainkan akan membahas tentang rahasia atau pesan di balik lafadz – lafadz Nadzam Alfiyyah ibnu Malik. Lebih tepatnya bab “Badal”.
Di dalam contoh bab badal Imam Ibnu malik menuliskan
كزره خالدا وقبله اليدا# واعرفه حقه وخذ نبلا مدا
Bait di atas menjelaskan tentang contoh dari masing-masing pembagian badal, meliputi: Badal Kul Min Kul (Badal muthobi’), yaitu lafadz زره خالدا (Datanglah kyai kholid), Badal Ba’dhu Min Kul, yaitu lafadz قبله اليد (Ciumlah tangan nya), Badal Isytimal, yaitu lafadz اعرفه حقه (ketahuilah hak nya), Badal Gholat (Seperti diathofkan dengan huruf بل) yaitu خذ نبلا مدا (ambil lah anak panah,eh pisau).
Jika kita perhatikan contoh – contoh di atas, sebenarnya contoh-contoh tersebur berkaitan erat dengan kebiasaan sosial. Secara tersirat Imam ibnu malik memberikan nasehat tentang kehidupan sosial dan mengajarkan akhlak.
Pada contoh yang pertama, yaitu زره خالدا (Datanglah Kyai Kholid) mengandung pesan dan nasehat agar saling bersilatuturrahmi, sesuai dengan ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
عَنْ أَنَس بْنُ مَالِكٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Diriwayatkan oleh Anas ibn Malik: Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ingin dilapangkan (pintu) rizki untuknya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturrahim.”
Contoh yang ke duaو yaitu وقبله اليدا (Ciumlah tangannya). Secara tersirat tersampaikan pentingnya tata krama dan adab seorang murid kepada seorang guru. Dalam sebuah kitab yang dikarang oleh Syaikh Admad Rifa’i ibnu Muhammad disebutkan:
أداب المريد خغظ الحرمة لشيخه غي حياته وميته
ِArtinya: “Adab seorang murid adalah menjaga rasa menghormati terhadap gurunya baik masih hidup maupun setelah gurunya meninggal).”
Contoh yang ke tiga, yaitu واعرفه حقه (ketahuilah hak-hak nya), mengandung pesan moral tentang kewajiban seorang murid untuk mengetahui dan memenuhi hak-hak seorang guru. Di dalam kitab Alala diterangkan:
رَأَيْتُ اَحَقَّ الْحَقِّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ # وَأَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِم
Artinya: “Saya melihat lebih berhaknya hak adalah hak dari guru, dan lebih wajib dilaksanakan atas setiap orang Islam.”
Contoh yang ke empat adalah خذ نبلا مدى (Ambillah anak panah,eh pisau). Pada contoh tersebut, tersirat pesan hendaknya seorang murid mengambil ilmu dari gurunya, karena seseorang tidak akan mendapatkan ilmu tanpa adanya seorang guru yang membimbingnya.
Oleh: Al Ma’ruf, PP SALAF APIK KALIWUNGU