Kedudukan Seorang Guru Benarkah di Atas Orang Tua?

santrimillenial.id – Di dalam dunia pendidikan, guru merupakan tokoh penting yang berperan sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing bagi murid-muridnya. Salah satu peran guru yaitu sebagai pembimbing rohani atau jiwa individu yang di sebut dengan istilah“murobbirruh”.

Sedangkan orang tua merupakan sosok yang melahirkan dan mendidik anak-anak mereka. Mereka bertanggung jawab dalam membimbing, melindungi, dan menyayangi anak-anak mereka sepanjang hidup. Orang tua haruslah mempertahankan eksistensinya sebagai sumber kasih sayang tak terbatas bagi anak-anak nya.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”

Namun, pernahkan kalian mendengar pernyataan “kedudukan guru itu lebih mulia dari orang tua”?
Saya kira pernyataan demikian sudah banyak didengungkan di mana -mana, sayangnya tidak sedikit yang menelan pernyataan tersebut secara mentah-mentah. Mengapa demikian?
Bisa jadi karena kurangnya perhatian dari kita tentang pemahaman dan penalaran peran guru dan orang tua dalam mendidik dan mengajar.

Pernyataan Buya Yahya

Dalam satu kajian, Buya Yahya pernah ditanya terkait siapa yang harus diutamakan terlebih dahulu antara guru dan orang tua. Namun, Buya Yahya tidak langsung memberikan jawaban dari inti pertanyaan tersebut. Ia terlebih dahulu menjelaskan tentang kenapa sampai timbul pertanyaan tersebut.
Beliau mengatakan “Sebetulnya, pertanyaan siapa yang harus lebih diutamakan antara guru dan orang tua oleh anak tidak akan muncul kalau semua pihak melakukan tugasnya dengan benar.”

Dapat kita pahami lewat pantulan pertanyaan dari Buya Yahya bahwa baik guru maupun orang tua mempunyai peran masing-masing dalam mendidik. Hanya saja mereka berada pada ruang yang berbeda.

Kita dapat mengutip pendapat Syekh Rasyidi dalam Syarah Sittin Mas’alah-nya Syekh Ramli pada syi’ir berikut ini:

فذاك مربى الروح والروح جوهر #وذاك مربى الجسم والجسم كالصدف

Artinya: “Dia (guru) adalah pembimbing ruh(rohani) ,sedang rohani adalah mutiara dan Dia (orang tua) adalah pembimbing jasmani, sedang jasmani layaknya cangkang kerang.”

Keduanya Mempunyai Peran Penting

Keduanya sama-sama berperan penting dalam pendidikan seorang anak dengan tujuan yang sama pula yaitu mencerdaskan dan menguatkan jasmani dan rohani seorang anak. Orang tua memang telah memberikan pendidikan dasar kepada anaknya, namun hal itu tidak cukup. Karena orang tua lebih fokus untuk memberikan makanan terhadap raga atau jasmani anaknya. Untuk itu peran guru, ustadz, dan kiai sangat diperlukan dalam membimbing serta mendidik anak agar menjadi pribadi yang berkarakter dan memiliki jiwa yang sehat dan kuat. Karena di dalam badan yang sehat itu terdapat jiwa yang kuat.
Lalu siapakah yang lebih mulia?
Sederhana saja , keduanya mulia tergantung dari sudut pandang mana kita menilainya.

Oleh: Irfani Yusuf Maulana, PP Salaf Apik_Kaliwungu

Anda mungkin juga suka.