Pencegahan Bullying di Pesantren

santrimillenial.id – Maraknya kasus kekerasan akhir-akhir ini  menjadi sorotan publik, terutama dalam dunia pesantren. Kekerasan yang sering terjadi yakni kasung bullying. Bullying sendiri merupakan sikap mengejek, menghina, mengancam, memukul, dan mencuri barang orang lain.

Pesantren Sebagai Tempat Mencari Ilmu

Mengingat adanya pesantren sebagai tempat mencari ilmu (tholabul ilmi) yang seharusnya menanamkan sikap dan akhlak yang baik terhadap para santrinya, namun kenyataan kasus bullying masih banyak terjadi dilingkungan pesantren. Seperti halnya, ada seorang santri yang menjadi bahan ejekan sesama temannya, dan berujung saling bertengkar dan memukul satu dengan yang lain, ada juga kasus pencurian dan meminjam barang-barang santri lain tanpa izin atau dikenal dengan istilah ghosob. Hal-hal semacam ini menjadi problematika di pesantren.

Penyebab dari bullying sendiri ada dari faktor fisik. Seperti contoh, ada santri yang badannya gemuk dan penampilannya acak-acakan, hal semacam ini para santri yang lain terpancing untuk mengejeknya. Namun tak semuanya pembullyan berawal dari fisik seseorang, ada beberapa dari latar belakang sang pelaku juga. Melihat alasan mengapa santri dipondokan ke pesantren dengan latar belakang yang berbeda. Seperti halnya, memang benar-benar niatan dari orang tua dan anaknya untuk menimba ilmu dipesantren supaya mendapatkan berkah dari para kyai, ada juga seorang santri dipondokkan ke pesantren dengan alasan anak tersebut sudah memiliki sifat nakal, oleh sebab itu orang tuanya ingin memondokkan anaknya kepesantren, mereka berfikir bahwa dipesantren akan ada yang mendampingi dan mengawasi anak-anaknya agar menjadi anak yang baik dan paham agama. Memang benar dipesantren itu diberikan pengurus dan ustadz / ustadzah yang mendampingi para santri, namun terkadang pengawasan dari mereka kurang maksimal dikarenakan mereka mengawasi banyak santri.

Dampak dan Upaya Pencegahan dari Bullying

Bullying bukan masalah sepele bagi kita semua, banyak korban bullying menjadi depresi, sikap tidak percaya diri pada lingkungan akan hilang, mentalnya terganggu, dan sulit membentuk hubungan dengan yang lain dan lebih suka menyendiri dan tertutup dengan yang lain. Namun tak hanya korban saja yang mendapat dampak negative dari bullying, namun sang pelaku juga ada dampaknya. Yakni, mereka terbiasa melakukan aktivitas implusif karena sering membullying temannya, empati yang dimiliki semakin tumpul, dan emosinya semakin agresif.

Oleh karena dari dampak kasus bullying di pesantren mendorong agar segera dicegah, supaya tidak ada korban lagi. Salah satu cara pencegahannya yaitu, pengawasan oleh asatidz dan pengurus harus maksimal, memberi arahan dan pengertian kepada santri tentang perilaku bully merupakan perilaku yang buruk, menjaga komunikasi dengan para santri agar tetap terbuka jika ada masalah, mengajarkan para santri untuk berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, memberikan disiplin positif bagi santri, dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di pesantren.

Jika kita dari pihak pesantren lemah dan tidak peduli serta menunda-nunda dalam menangani permasalahan pembullyian, maka tidak menutup kemungkinan bullying akan menjadi tradisi dan kegiatan wajib tahun ke tahun oleh santri di lingkungan pesantren. Oleh karena itu mari kita cegah pembullyian dan jangan menunda-nunda kasus ini.

Oleh : Istianah, Santri PP. Khozinatul Ulum Blora

Anda mungkin juga suka.