Transfusi Ilmu (2)

santrimillenial.id – Pada bagian sebelumnya saya telah menyinggung terkait dengan kajian ilmuan terhadap hakikat manusia, pemenuhan kebutuhan jasmani, serta urgensi memenuhi kebutuhan jasmani. Bagian ini, saya akan menjelaskan tentang kebutuhan Rohani seseorang secara lebih detail. Kebutuhan rohani merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kejiwaaan seseorang.

Manusia Sebagai Makhluk Rohani

Telah dijelaskan oleh Al Ghozali, terkait konsep manusia, bahwa manusia tidak hanya mahluk jasmani, melainkan juga sebagai mahluk rohani. Sebagai mahluk rohani maka terdapat beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi guna mencapai ketenangan dalam jiwa seseorang. Al Ghozali dalam magnum opus-nya, Ihya’ Ulumuddin berkata:

وقال فتح الموصلي رحمه الله: أليس المريض إذا منع الطعام والشراب والدواء يموت قالوا بلى قال كذلك القلب إذا منع عنه الحكمة والعلم ثلاثة أيام يموت

Artinya: “(Di hadapan muridnya) Fath Al Mushilili berkata: ‘Apakah orang sakit jika tidak diberi makanan, minuman, dan obat-obatkan, maka ia akan meninggal? Kemdian mereka menjawab, ‘Iya’. Begitupula hati, apabila dalam 3 hari tidak menerima hikmah dan ilmu, maka ia akan mati.”

Dijelaskan dengan redaksi yang berbeda, Al Ghozali mengatakan:

ولقد صدق فإن غذاء القلب العلم والحكمة وبهما حياته كما أن غذاء الجسد الطعام ومن فقد العلم فقلبه مريض وموته لازم

Artinya: “Dan benar bahwa nutrisi hati agar tetap hidup adalah selalu memberikan ilmu dan hikmah, seperti halnya nutrisi dari jasad adalah makanan. Dengan demikian, seseorang yang hatinya tidak menerima ilmu dan hikmah, maka hatinya akan sakit, dan kematian adalah suatu hal yang lazim.”

Ilmu dan Hikmah Nutrisi Bagi Hati

Ibaroh di atas merupakan lanjutan dari konsep manusia yang diberikan oleh Al Ghozali, yaitu makhluk rohani. Dijelaskan bahwa hati atau qolb membutuhkan nutrisi agar tetap hidup agar dapat menerima kebenaran. Adapun untuk menjaga hati tetap hidup adalah dengan memberi asupan berupa ilmu dan hikmah. Bahkan apabila hati dalam 3 hari tidak menerima hikmah dan ilmu, maka ia akan mati. Terdapat banyak cara untuk menjaga agar hati tetap hidup, di antaranya seperti:

  1. Mendengarkan kalam-kalam ulama melalui pengajian atau halaqoh keilmuan
  2. Membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits
  3. Membaca Turats

Anda mungkin juga suka.