Narasi

Prinsip Istiqomah Dalam Kitab Alfiyyah Ibnu Malik

santrimillenial.id – “Tidak lah sempurna kesantrian seorang santri kalau belum khatam dan faham secara mendalam kitab Alfiyyah ibnu malik”

Itulah ungkapan yang sering di tegaskan oleh para kyai dan ulama di kalangan pesantren. Bagaimana tidak, kitab fan nahwu shorof ini merupakan kitab yang sangat populer baik di kalangan pesantren maupun akademisi. Hampir seluruh pesantren di belahan dunia menjadikan kitab Alfiyyah Ibnu Malik sebagai kurikulum dan pedoman dalam pembelajaran para pelajarnya, khusus di dalam fan ilmu tata bahasa arab. Kandungan dan keluasan pembahasan di dalamnya memang sudah tidak diragukan lagi. Bagi orang yang benar-benar memahami secara mendalam, akan menemukan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Tidak jarang pesan-pesan yang terkandung berkait erat dengan prinsip- prinsip kehidupan. Seperti yang akan saya jelaskan di bawah ini tentang prinsip istiqomah dalam kitab Alfiyyah Ibnu Malik.

Konsep Istiqomah Alfiyyah

Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Malik Al-Andalusy mengatakan dalam bab kalam dan pembagian nya”:

وَكُلُّ حَـرْفٍ مُسْتَــحِقٌّ لِلْبِنَا # وَالأَصْلُ فِي الْمَبْنِيِّ أَنْ يُسَكَّنَا

Setiap individu hendaklah memiliki jiwa yang kokoh berpegang teguh pada kebenaran. Pada hakikatnya keteguhan seseorang tergantung pada keistiqomahan hati. Memang secara tekstual bait tersebut menjelaskan tentang kalimah huruf hukum asal nya dihukumi mabni. Mabni sendiri di dalam kitab – kitab nahwu diartikan sebagai

لزوم أواخر الكلم حالة واحدة

Artinya: “Tetapnya akhir kalimah dalam satu tingkah”

Mabni Sama dengan Istiqomah

Kalimat yang mabni tidak akan berubah walaupun kemasukan amil-amil yang berbeda. Kalau kita lihat keterangan tersebut, maka secara kontekstual mengajarkan kepada kita tentang prinsip istiqomah. Tentunya hal ini senada dengan perintah istiqomah yang tertuang di dalam Al-qur’an surat Hud ayat 112 yang berbunyi:

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ (١١٢)

Artinya: “Maka, tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Keistimewaan Istiqomah

Ayat tersebut mengajarkan kepada kita agar kita tetap istiqomah atau konsisten di jalan yang benar.Tetap konsisten dalam berbuat kebaikan dan beribadah kepada Alloh SWT.Ada sebagian ulama yang mengungkapkan :

الإستقامة خير من ألف كرامة

Artinya: “Istiqomah lebih baik dari pada seribu karomah”

Karena pada dasarnya orang yang dikarunia karomah yakni orang yang mencapai derajat waliyulloh berangkat dari keistiqomahannya dalam menjalankan ibadah kepada Alloh SWT.

Oleh: Al Ma’ruf, PP SALAF APIK KALIWUNGU

Al Maruf

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

21 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago