Bulan Rajab, Bulan Berkah

santrimillenial.id – Ada do’a khusus yang dibaca di sejumlah mushalla maupun masjid sebagai pujian sebelum masuk shalat fardhu di bulan Rajab. yakni: “Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana waballighna Ramadhana”. Yakni agar diberikan keberkahan kala berada di bulan Rajab dan Sya’ban, serta dipertemukan dengan Ramadhan.

Riwayat tentang Berkah

Soal keberkahan, terdapat sebuah kisah bahwa suatu hari Rasulullah SAW bersama para sahabat mendapati situasi krisis air. Hingga waktu shalat Ashar tiba, mereka yang berikhtiar mencarinya di berbagai tempat tidak berhasil memperolehnya. Air yang tersedia hanyalah air sisa yang jumlahnya tidak banyak. Dalam situasi tersebut, Nabi melakukan sesuatu yang membuat orang tercengang. Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam air sisa yang berada dalam sebuah wadah itu dan berseru kepada para sahabatnya: “Ayo mulailah berwudhu!. Berkah datang dari Allah.” Kala itu para sahabat menyaksikan di sela-sela jari Nabi memancar air. Mereka tak hanya bisa wudhu dengan sempurna, tapi juga menghilangkan rasa haus karena air juga cukup diminum. Kisah ini bisa kita temukan dalam ‘Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari.

Bulan Rajab, Bulan Haram

Terkait dengan berkah atau barokah, Rasulullah memberi teladan kepada umatnya untuk memanjatkan doa ketika memasuki bulan Rajab seperti di atas. Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Dalam Islam, terdapat empat bulan haram di luar Ramadhan, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Saat tiba waktu Rajab, yang Rasulullah minta adalah keberkahan bulan ini, lalu keberkahan bulan Sya’ban, hingga ia dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan.

Doa Nabi Saat Bulan Rajab

Saat bulan Rajab tiba, Rasulullah tidak memohon kekayaan, kesehatan, atau kenikmatan duniawi secara khusus. Yang dilakukan berdoa agar dilimpahi keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban seiring dengan menyongsong bulan Ramadhan. Secara tidak langsung, doa ini adalah permohonan panjang umur. Tentu saja bukan sekadar usia panjang, tetapi usia yang bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Inti dari berkah adalah peningkatan kedekatan kepada Allah, sehingga kepribadian diliputi sifat-sifat yang mencerminkan perintah Allah: jujur, adil, rendah hati, peduli sesama, penyayang, tidak serakah, tidak gemar menggunjing atau menghakimi orang lain, dan lain sebagainya. Juga semakin rajin memaknai setiap aktivitas atas dasar nilai ibadah. Bekerja untuk menafkahi keluarga karena Allah, ikut kerja bakti tingkat RT karena Allah, bertegur sapa dengan tetangga karena Allah, dan seterusnya.

Apakah tak boleh berdoa memohon harta atau kesehatan di bulan Rajab ini? Tentu saja boleh. Hanya saja, yang lebih penting dari banyaknya kekayaan dan kesehatan adalah berkah, yakni suatu kondisi yang mampu menambah ketaatan kepada Allah Subhanahu Wataala.
Diterangkan dalam Shahih Bukhari, Rasulullah pernah mendoakan sahabatnya, Anas dengan pernyataan:

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالَهُ، وَوَلَدَهُ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أعْطَيْتَهُ

Artinya: “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya serta berkahilah karunia yang Engkau berikan kepadanya.”

Kata berkah di sini merupakan kunci dari segenap nikmat lahiriah. Dengan keberkahan seseorang tidak hanya kaya harta tapi juga kaya hati: merasa cukup, bersyukur, dan tidak tamak; tidak hanya mementingkan kuantitas anak, tapi juga kualitasnya yang shalih, cerdas, dan berakhlak.

Dengan demikian, bulan Rajab menjadi berkah tatkala ada perkembangan diri terkait kedekatan dan ketaatan kepada Allah. Ketika keberkahan itu datang, secara otomatis kualitas kepribadian pun meningkat, baik dalam kondisi sulit maupun lapang, sehat maupun sakit, punya banyak utang maupun dilimpahi keuntungan. Keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban penting mengingat akan menghadapi bulan Ramadhan, bulan yang jauh lebih mulia dan berlimpah keutamaan.

Anda mungkin juga suka.