Kisah Unik Prof. Dr. Syekh Abdurrahman as-Sudais Sang Imam Masjidil Haram

Syekh Abdurrahman as Sudais lahir di al Bukairiyah, yang saat ini lebih dikenal dengan provinsi Qasim. Beliau menjadi imam, khatib dan ketua umum pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi karena kemarahan ibunya yang membawa keberkahan.

Pada masa kecil Syekh Abdurrahman as-Sudais, rumahnya hendak kedatangan tamu yang banyak. Sebagai tuan rumah ibunya memasak yang banyak untuk memberikan jamuan kepada tamunya. Dengan rasa lelah yang diselipi kebahagiaan, ibu Syekh Abdurrahman as-Sudais memasak dengan cepat agar jamuan sudah siap sebelum tamu tiba dirumahnya.

Tanpa disangka Syekh Abdurrahman as-Sudais yang kecil tiba pulang dari bermain melihat jamuan makanan yang banyak membuatnya untuk bersikap usil. Akhirnya beliau mengambil segenggam pasir ditangannya lalu dilemparkan lah pasir itu ke semua makanan yang hendak disajikan kepada tamunya. Bayangkan saja ibu Abdurrahman as-Sudais sudah memasak dengan susah payah untuk menjamu tamunya, akan tetapi dikacaukan semuanya oleh Abdurrahman as-Sudais.

Dengan reflek dan spontan sang ibu memarahi Abdurrahman as-Sudais yang masih kecil dengan menyelipkan do’a untuknya, dan sang ibu berkata “Mengapa kau melemparkan segenggam pasir ditanganmu ke makanan yang akan disajikan untuk para tamu?. Bukankah perbuatanmu membuat makanan ini tidak bisa dimakan?. Pergilah kamu yang jauh!!! dan jadilah imam besar Masjidil Haram”.

Dengan kemarahan dan do’a ibunya ternyata membawa keberkahan beliau. Beliau diberikan kemudahan memahami pelajaran dan mendapatkan prestasi penghargaan sebagai Tokoh Muslim tahun 2005 dari penghargaan Al Qur’an Internasional Dubai sesi kesembilan atas jasanya dalam bidang Al Qur’an dan Islam. Akhirnya do’a ibunya dikabulkan Allah SWT dan beliau diangkat sebagai imam Masjidil Haram pada 22 Sya’ban 1404 H/ 23 Mei 1984 M saat sholat ashar dan pertama berkhutbah pada 15 Ramadhan 1404 H/ 15 Juni 1984 M

Pesan Moral : Allah berfirman dalam QS Al Isra : 23 yang berbunyi
وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانا… الآية
” Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-nya dan hendaklah berbakti kepada orang tua dengan sebaik-baiknya…”
Perintah berbakti kepada orang tua menduduki peringkat kedua setelah Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya. Maka dari itu kita sebagai anak kita harus berbakti kepada orang tua karena ridho dan murka Allah SWT berada pada orang tua dan do’anya di dengar langsung dari langit dan penghuninya

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *