Waspada Narasi Perusuh Tahun Politik 2024!

santrimillenial.id – Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilaksanakan tahun ini akan menjadi ajang kontestasi politik yang sengit dan dinamis. Berbagai calon presiden dan wakil presiden, partai politik, dan kelompok yang berkepentingan akan berlomba-lomba untuk memenangkan hati dan suara rakyat. Namun, di balik semangat demokrasi yang tinggi, ada juga bahaya yang mengintai, yaitu narasi memecah belah yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Narasi Pemecah Belah Bangsa

Narasi memecah belah adalah cerita, pernyataan, atau opini yang bertujuan untuk menimbulkan perpecahan, permusuhan, atau konflik di antara kelompok-kelompok masyarakat. Narasi ini biasanya mengandung unsur fitnah, hoaks, ujaran kebencian, atau provokasi yang dapat memicu emosi dan reaksi negatif dari pihak-pihak yang terlibat. Narasi ini juga sering mengeksploitasi isu-isu sensitif, seperti agama, etnis, ras, atau ideologi, untuk membangun loyalitas atau antagonisme politik.

Bentuk-bentuk Narasi

Narasi memecah belah dapat menunggangi kontestasi politik pemilu dengan berbagai cara, antara lain:

  • Membentuk opini publik yang tidak berdasarkan fakta, data, atau argumen yang rasional, melainkan berdasarkan sentimen, prasangka, atau stereotip yang negatif.
  • Membuat masyarakat tidak percaya atau tidak menghormati lembaga-lembaga negara, seperti KPU, Bawaslu, MK, atau TNI-Polri, yang bertugas untuk menjamin penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil, dan transparan.
  • Mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum, seperti golput, intimidasi, kekerasan, atau anarkisme, yang dapat mengganggu jalannya pemilu atau mengancam stabilitas keamanan nasional.
  • Menyebabkan polarisasi politik yang dalam dan berkepanjangan, yang dapat menghambat proses rekonsiliasi, kerjasama, dan integrasi nasional pasca pemilu.

Strategi Menghadapi Narasi Pemecah Belah Bangsa

Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang cinta damai dan demokrasi harus mewaspadai dan menolak narasi memecah belah yang menunggangi kontestasi politik pemilu. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita lakukan:

  • Menjadi pemilih yang cerdas, kritis, dan mandiri, yang tidak mudah terpengaruh oleh narasi memecah belah, melainkan memilih calon atau partai yang sesuai dengan visi, misi, program, dan rekam jejak yang baik.
  • Menjaga kerukunan, toleransi, dan persaudaraan di antara sesama warga negara, yang tidak membeda-bedakan atau mendiskriminasikan orang lain berdasarkan agama, etnis, ras, atau ideologi, melainkan menghargai dan menghormati perbedaan dan keberagaman.
  • Mengedepankan dialog, diskusi, dan debat yang santun, sehat, dan substantif, yang tidak menggunakan bahasa yang kasar, ofensif, atau menyerang, melainkan menggunakan fakta, data, atau argumen yang logis dan ilmiah.
  • Menjadi agen perubahan yang positif, yang tidak hanya mengkritik atau mengeluh, melainkan juga memberikan solusi atau saran yang konstruktif dan kreatif untuk memajukan bangsa dan negara.

Demikianlah artikel tentang waspada narasi memecah belah yang menunggangi kontestasi politik pemilu. Semoga artikel memberi manfaat dan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi kita dalam menjaga demokrasi dan persatuan bangsa. Mari kita sukseskan pemilu 2024 dengan damai, aman, dan berkualitas.

Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Semarang)

Anda mungkin juga suka.