santrimillenial.id – Hari Jum’at merupakan hari besarnya umat Islam. Sebagaimana kaum Nashroni mempunyai hari Ahad, kaum Yahudi mem- punyai hari Sabtu. maka kaum muslimin mempunyai hari Jum’at. Semua amal ibadah yang dilakukan pada malam atau hari Jum’at nilainya dilipatgandakan sampai sepuluh kali. Begitu juga nilai dari perbuatan maksiat yang dilakukan pada hari Jum’at juga di- lipat gandakan.
Hari Jum’at, Hari Ibadah
Hari Jum’at adalah hari ibadah. Hari Jum’at jika dibanding kan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan adalah laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum’at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan.
Di antara keistimewaan hari Jum’at adalah, barang siapa meninggal dunia pada malam atau hari Jum’at, maka akan mendapatkan pahalanya orang yang mati syahid, dan akan terhindar dari fitnah qubur (mendapat keringanan dalam menjawab perta- nyaan di alam qubur).
Hari Jum’at disebut sayyidul ayyaam atau hari yang paling utama dalam masa satu minggu. Di hadapan Allah, kemuliaannya melebihi kemuliaan hari raya ‘Idul Fithri dan hari raya Qurban Dari bermacam daerah dan golongan, Allah mengutamakan daerah Makkah, dari dua belas bulan Allah mengutamakan bulan Ramadlan, dari tujuh hari dalam seminggu Allah mengutamakan hari Jum’at dan dari malam-malam dalam satu tahun Allah mengutamakan malam Lailatul Qodar.
Peristiwa di Hari Jum’at
Banyak keistimewaan, fadlilah sejarah dan berbagai peristiwa pada hari Jum’at. Konon, Nabi Adam As diciptakan pada hari Jum’at, masuk ke surga pada hari Jum’at, di turunkan dari surga dan menjadi kholifah di bumi pada hari Jum’at, diterima taubatnya pada hari Jum’at, meninggal dunia pada hari Jumat. hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at dan bahkan waktu untuk melihat Allah SWT bagi ahli surga juga terjadi pada hari Jum’at.
Hari Jum’at merupakan hari yang baik untuk menikah atau menikahkan dan menyambung tali shilaturrohim. Dalam hadits riwayat Anas bin Malik disebutkan,
سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن يوم الجمعة فقال يوم صلة ونكاح ، قالوا وكيف ذلك يا رسول الله ، قال لأن الأنبياء عليهم الصلاة والسلام كانوا ينكحون فيه.
Artinya:Rasululloh SAW ditanya tentang hari Jum’at, kemudian beliau bersabda (Hari Jum’at adalah hari untuk sbilaturrahim dan menikah.kemudian para sababat bertanya, kenapa demikian ya rasul? Rasululloh SAW bersabda, Karena para Nabi menikah pada hari itu.
Rosululloh SAW menikah dengan Khodijah dan Aisyah pada hari Jum’at. Selain Rosululloh yang telah menikah pada hari jum’at adalah Nabi Adam as dengan ibu Hawa Nabi Yusuf dengan Zulaikho, Nabi Musa dengan Shofuro, Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis.
Perintah Sholat Jum’at
Selain hal tersebut,pada hari jumat juga di laksanakan suatu ibadah yang tidak di laksanakan di selain hari jum’at,yaitu solat jumat.Yang mana perintah malaksanakan sholat jumat ini tertuang di dalam Al qur’an surah Aljumu’ah ayat 9 yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (٩)
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Para ulama menyepakati surat Al Jumuah merupakan salah satu surat yang diturunkan di Madinah, setelah Rasulullah SAW hijrah. Tepatnya seperti dikutip dari Tafsir Al Misbah jilid 14 karya Prof Quraish Shihab, surat Al Jumuah turun pada tahun ke 6 hijriyah.
Sementara ulama lain menilai surah ini turun pada tahun 6 Hijrah setelah perang Khaibar, dan bahwa ia turun sekaligus,” tulis Prof Quraish Shihab.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama RI, melalui surat Al Jumuah ayat 9 ini Allah SWT menerangkan bahwa ketika adzan sudah berkumandang, maka umat Islam laki-laki hendaklah meninggalkan perniagaan dan segala urusan dunia. Selanjutnya berangkat ke masjid untuk mendengarkan khutbah Jumat dan sholat Jumat. Hendaklah ketika berangkat ke masjid untuk sholat Jumat dengan cara wajar, tidak tergesa-gesa. Melainkan dengan cara wajar, tidak berlari-lari. “Tetapi berjalan dengan tenang sampai ke masjid,” begitu ditulis dalam tafsir Surat Al Jumuah ayat 9 dalam laman Kemenag RI.
Diriwayatkan dalam hadits riwayat Imam al Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila sholat telah diikamahkan, maka janganlah kamu mendatanginya dengan tergesa-gesa. Namun datangilah sholat dalam keadaan berjalan biasa penuh ketenangan. Lalu, berapa rakaat yang kamu dapatkan maka ikutilah, sedangkan rakaat yang ketinggalan maka sempurnakanlah.”
Dalam redaksi kitab-kitab fikih,apabila seseorang yang hendak melaksanakan solat jumat tertinggal atau tidak mendapati rokaat yang ke-dua,maka hendaknya orang tersebut mengulangi sebanyak empat rokaat seperti hal nya solat dzuhur,inilah yang di kenal dengan istilah
“صلى ولا نوى نوى ولا صلى”
Artinya:”Solat tidak niat,Niat tidak solat”
Maksudnya, dikatakan sholat dzuhur karena empat rokaat tapi kenyataannya ia berniat shalat Jum’at. Dan dikatakan niat solat jumat,tapi kenyataan nya di laksanakan sebanyak empat rokaat.
Oleh: Al Ma’ruf, PP Salaf APIK Kaliwungu