Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bertemu dengan orang-orang yang sebenarnya tidak tahu tapi sok tahu. Mereka suka berbicara seolah-olah mereka adalah ahli di bidang tertentu, padahal sebenarnya mereka hanya mengandalkan asumsi, opini, atau informasi yang tidak valid. Orang-orang seperti ini dapat menimbulkan berbagai masalah, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain. Oleh karena itu, kita harus menghindari sikap sok tahu dan bersikap lebih rendah hati, realistis, dan kritis.
Menurut sebuah studi psikologi yang dilakukan oleh Dunning dan Kruger, orang yang tidak kompeten cenderung terlalu percaya diri dan menganggap diri mereka lebih pintar daripada orang lain. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang batas-batas pengetahuan dan kemampuan mereka. Sebaliknya, orang yang kompeten cenderung merendahkan diri dan menganggap diri mereka kurang pintar daripada orang lain. Hal ini disebabkan oleh kesadaran mereka tentang kompleksitas dan keragaman pengetahuan dan kemampuan yang ada.
Orang yang sok tahu dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya, ketika orang yang sok tahu berbicara tentang suatu topik yang sebenarnya tidak mereka kuasai, mereka dapat memberikan informasi yang salah, menyesatkan, atau menipu kepada orang lain. Hal ini dapat merugikan orang lain yang menerima informasi tersebut, baik secara materi, moral, maupun emosional. Selain itu, orang yang sok tahu juga dapat menimbulkan perpecahan dan permusuhan dengan orang lain yang memiliki pengetahuan atau pendapat yang berbeda. Hal ini dapat mengganggu kerjasama, toleransi, dan harmoni dalam masyarakat.
Untuk menghindari sikap sok tahu, kita harus belajar terus-menerus dan mengakui kekurangan kita. Kita harus menyadari bahwa pengetahuan dan kemampuan kita itu terbatas dan selalu ada ruang untuk berkembang. Kita harus mau membaca, mendengar, dan meneliti sumber-sumber yang valid dan kredibel untuk menambah wawasan kita. Kita juga harus mau bertanya, berdiskusi, dan berkonsultasi dengan orang-orang yang lebih berpengalaman atau berkompeten di bidang tertentu. Kita harus menghargai dan menghormati pendapat dan sudut pandang orang lain, meskipun berbeda dengan kita. Kita harus bersikap terbuka, jujur, dan kritis dalam menerima dan menyampaikan informasi.
Dengan demikian, kita dapat menjadi orang yang tahu dan tahu bahwa kita tahu, atau setidaknya menjadi orang yang tidak tahu dan tahu bahwa kita tidak tahu. Kedua tipe orang ini adalah orang yang berilmu dan berakhlak, yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kita harus menghindari menjadi orang yang tahu dan tidak tahu bahwa kita tahu, atau apalagi menjadi orang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa kita tidak tahu. Kedua tipe orang ini adalah orang yang bodoh dan berbahaya, yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Semarang)