Seberapa banyak seseorang berjuang, maka sebanyak itulah hasil yang akan didapatkan. Karena tidak mungkin sebuah kesuksesan lahir tanpa adanya perjuangan. Diri kita sendirilah yang menjadi penentu mau seperti apa nanti kita ke depannya.
Tidak ada jaminan jika orang tua kita orang yang hebat, kita akan bisa mengikutinya tanpa adanya perjuangan yang serupa. Orang tua kita menjadi orang yang hebat karena mereka telah melewati berbagai rintangan yang menghadang langkahnya. Jika kita ingin seperti mereka, ikutilah prosesnya, jangan menikmati hasilnya saja.
Sebuah kesuksesan itu dapat diraih setelah berjuang terlebih dahulu. Ketika kita ingin sukses tidak bisa hanya mengandalkan nenek moyang kita. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ta’limul Muta’alim,
بجد لا بجد كل مجد, فهل جد بلا جد بمجد
Artinya: “Kemuliaan itu bisa digapai dengan sungguh-sungguh, bukan dengan nenek moyang, apakah nenek moyang itu bisa mulia dengan tanpa kesungguhan?”
Jika kita mau memperhatikan, semua orang-orang yang hebat pasti tak akan pernah lepas dari kerasnya mereka berjuang. Meskipun kita tidak terlahir dari orang yang hebat, kalau kita mau berjuang merubah nasib kita dengan sungguh-sungguh, maka tidak menutup kemungkinan kita akan bisa menjadi orang yang hebat. Karena siapapun yang mau bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
من جد وجد
Artinya: “Barang siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan mencapai tujuannya”.
Sebuah ketekunan yang kita lakukan itu mampu membuka pintu-pintu kebodohan yang tertutup. Terlebih lagi apabila kita ingin menjadi orang yang alim, jika tanpa adanya kesungguhan, maka hal ini layaknya pengharapan orang yang gila. Dalam kitab Ta’limul Muta’alim dijelaskan,
الجد يدنى كل أمر شاسع # والجد يفتح كل باب مغلق
تمنيت أنتمسي فقيها مناظرا # بغير عناء والجنون فنون
Artinya: “Kesungguhan dan ketukunan seseorang akan dapat mendekatkan sesuatu yang jauh. Dan ketekunan itu juga dapat membukakan pintu-pintu kebodohan yang tertutup. Engkau ingin jadi orang pintar, namun engkau tidak mau bersungguh-sungguh, maka hal ini laksana harapan orang gila. Dan gila itu bermacam-macam.”
Tapi, ketika kita berjuang ingin mewujudkan cita-cita kita. Kita perlu memperhatikan bagaimana kondisi diri kita. Kita tidak boleh terlalu memaksakan diri kita untuk mewujudkannya. Berjuanglah semampu kekuatan yang diri kita miliki. Kesantunan pada diri itu mendasari kesuksesan segala hal. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulllah saw,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ألا إن هذا الدين متين فأوغل فيه برفق، ولا تبغض نفسك فى عبادة الله تعالى فإن المنبت لا أرضا قطع ولا ظهرا أبقى
Artinya: “Rasulullah saw. Bersabda: Ingatlah, bahwa islam itu agama yang kokoh. Santunilah dirimu dalam menunaikan tugas agama, jangan kau buat dirimu sengsara lantaran ibadahmu kepada Allah. Karena orang yang telah hilang kekuatannya itu, tiada bisa memutus bumi dan tiada pula kendaraan tunggangannya.”
وقال عليه السلام: نفسك مطيتك فارفق بها
Nabi saw bersabda: “Dirimu itu kendaraanmu, maka santunilah ia.”
Jadi, sebuah kemuliaan itu perlu kita perjuangkan sendiri. Karena kemuliaan yang kita dapatkan itu tidak ada hubungannya dengan kemuliaan orang lain. Sebanyak apa perjuangan yang kita lakukan, sebanyak itulah hasil yang akan kita dapatkan. Tapi, satu hal penting yang perlu kita ketahui. Kita perlu mengukur seberapa besar kekuatan dalam diri kita dalam mewujudkan cita-cita. Karena kita tidak boleh terlalu memaksakan diri dalam mewujudkannya.
Oleh: Muhammad Sholihul Huda, Santri PP Mansajul Ulum, Pati.