Kajian

5 Kriteria pemimpin dalam perspektif Al qur’an

santrimillenial.id – Indonesia bukanlah negara yang kecil, melainkan negara yang sangat besar dengan berbagai macam suku dan budaya di dalamnya. Bukan hanya itu, Indonesia juga memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Tentunya negara sebesar ini harus memiliki pemimpin yang terbaik. Dalam Al-Qur’an, kriteria pemimpin yang baik harus memiliki sifat keadilan, kebijaksanaan, keteguhan, kejujuran, serta keberanian untuk mengambil keputusan yang tepat. Pemimpin juga diharapkan untuk mengabdi kepada masyarakat dan memimpin dengan tulus serta bertanggung jawab atas tugasnya.
Berikut adalah beberapa kriteria pemimpin dalam Al-Qur’an.

1. Keadilan

Pemimpin harus adil dalam memutuskan perkara dan memperlakukan semua orang dengan seimbang. Keadilan adalah prinsip moral dan etika yang mengharuskan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua individu, tanpa memandang perbedaan latar belakang, status, atau kepentingan pribadi. Dalam konteks kepemimpinan, keadilan berarti memutuskan dan bertindak dengan adil, tanpa diskriminasi atau penyelewengan, untuk kepentingan semua pihak yang terlibat. Ini mencakup memberikan hak-hak yang layak kepada semua orang, serta menegakkan aturan dan hukum secara konsisten dan tanpa pandang bulu.

Dalam Islam, keadilan adalah prinsip fundamental yang sangat ditekankan dan dianggap sebagai kunci utama untuk mencapai perdamaian dan kesetaraan dalam masyarakat.
Senada dengan firman Alloh SWT dalam Surah An-Nisa (4:58) yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (memerintahkan kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”

2. Kebijaksanaan
Pemimpin harus bijaksana dalam mengambil keputusan dan menangani berbagai situasi.Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak dan tepat dalam menghadapi berbagai situasi dan masalah. Ini melibatkan penilaian yang cermat, pemikiran yang mendalam, serta pertimbangan terhadap dampak dan konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil. Orang yang bijaksana mampu melihat gambaran besar, memahami kompleksitas suatu situasi, dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membuat keputusan. Kebijaksanaan juga mencakup kemampuan untuk belajar dari pengalaman, mengakui ketidakpastian, dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.

Dalam konteks kepemimpinan, kebijaksanaan adalah sifat yang sangat dihargai karena pemimpin yang bijaksana mampu membimbing dan memimpin dengan efektif, serta menghadapi tantangan dengan solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama. Dalam Islam, kebijaksanaan dipandang sebagai sifat yang sangat diberkati dan dianggap sebagai bagian dari karunia yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya.Hal ini di tegaskan didalam Surah Al-A’raf (7:199) yang berbunyi:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

Artinya:”Ambillah pengampunan, perintahkanlah yang ma’ruf, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”

3. Keteguhan

Pemimpin harus teguh dalam prinsip dan tidak goyah dalam menghadapi tantangan.Keteguhan adalah kemampuan untuk tetap kokoh dan tidak goyah dalam menghadapi tantangan, rintangan, atau cobaan. Ini mencakup konsistensi dalam menjalani nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakini, serta ketabahan dalam menghadapi tekanan atau kesulitan. Orang yang memiliki keteguhan memiliki kemauan yang kuat dan keyakinan yang teguh untuk bertahan di tengah-tengah kesulitan atau godaan yang mungkin menggoyahkan keputusan atau tindakan mereka. Keteguhan juga melibatkan kemampuan untuk tetap fokus pada tujuan dan visi, meskipun dihadapkan pada hambatan atau rintangan yang besar.

Dalam konteks spiritual dan moral, keteguhan sering kali dikaitkan dengan kesabaran, ketabahan, dan ketekunan dalam menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam kepemimpinan, keteguhan merupakan sifat yang sangat penting karena pemimpin yang teguh dapat memberikan contoh yang kuat dan menginspirasi orang lain untuk tetap berpegang pada nilai-nilai dan tujuan yang diemban.Alloh SWT berfirman didalam Surah Al-Maidah (5:8) yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْاۗ اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”

4. Kejujuran

Pemimpin harus jujur dan tulus dalam kata dan perbuatan.Kejujuran adalah sifat atau prinsip moral yang mencakup kebenaran, integritas, dan ketulusan dalam kata dan perbuatan seseorang. Orang yang jujur adalah mereka yang berbicara dan bertindak sesuai dengan fakta dan kenyataan, tanpa menyembunyikan atau memanipulasi informasi untuk kepentingan pribadi atau untuk merugikan orang lain. Kejujuran juga melibatkan konsistensi antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan, serta keterbukaan dalam hubungan dengan orang lain. Orang yang jujur dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya dan dihormati karena mereka memegang teguh prinsip-prinsip moral dan etika, bahkan dalam situasi-situasi yang sulit atau menggoda.

Dalam Islam, kejujuran adalah nilai yang sangat dihargai dan dianjurkan, dan dianggap sebagai salah satu sifat yang paling mulia di mata Allah. Rasulullah Muhammad saw. adalah contoh teladan dalam kejujuran, sehingga umat Muslim dianjurkan untuk mengikuti jejaknya dalam setiap aspek kehidupan mereka.Terkait dengan kejujuran,terdapat keterangan didalam Surah Al-Muminun (23:8) yang berbunyi:
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَۙ

Artinya: “Dan orang-orang yang menjaga amanat-amanat yang dipercayakan kepada mereka dan memelihara solat.”

5. Keberanian

Pemimpin harus memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang sulit.Keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi ketakutan, mengatasi rasa takut, dan bertindak dengan tekad di tengah-tengah situasi yang menantang atau berbahaya. Orang yang berani tidak hanya mampu menghadapi risiko dan tantangan, tetapi juga siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi kebaikan, meskipun hal itu melibatkan pengorbanan atau menghadapi konsekuensi yang tidak pasti. Keberanian sering kali dipandang sebagai sifat yang penting dalam menghadapi perubahan, mengatasi rintangan, dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam Islam, keberanian dianggap sebagai sifat yang diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam mempertahankan kebenaran, melawan ketidakadilan, dan menegakkan keadilan. Rasulullah Muhammad saw. dan para sahabatnya adalah contoh yang baik dalam menunjukkan keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian, serta dalam menyebarkan ajaran Islam. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk meneladani semangat keberanian yang ditunjukkan oleh para pahlawan Islam dalam menjalani kehidupan mereka.Terdapat beberapa ayat didalam Al Qur’an yang mencontohkan sifat keberanian,seperti tertuang didalam Surah Al-Anfal (8:60) yang berbunyi:
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ

Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang siap disiapkan untuk (berperang), agar dengan kekuatan itu kamu membuat gentar musuh Allah, musuhmu dan (juga) orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya.”

Semua ayat tersebut memberikan pedoman bagi pemimpin Muslim untuk mengembangkan kualitas kepemimpinan mereka sesuai dengan ajaran Islam yang tentunya bersumber dari Al-Qur’an.

Oleh: Al ma’ruf

Al Maruf

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

21 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago