Redaksi

Cinta Segitiga (Aku, Dia, dan Allah Sang Maha Cinta)

Cinta yang sejati seperti iman, yakni menyakini dalam hati, mengatakannya dengan lisan, dan melakukan dengan perbuatan. Jika kita telaah bersama cinta tidak hanya dengan kata-kata saja melainkan dengan saling yakin dalam hati dengan janji dan komitmennya, mengatakan dengan lisan (baik menyatakan cinta saja, meminang, sampai dengan akad nikah) karena Nabi Muhammad SAW bersabda : إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ إِيَّاهُ (Jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, maka beritahukan padanya (HR. Tarmidzi), dan membuktikan cinta dengan perbuatan, seperti sabar menjalani dan menerima kelebihan serta kekurangannya, bertanggung jawab dalam ikatan yang sah, dan lain sebagainya.

Akan tetapi banyak orang yang salah mengartikan cinta yang sebenarnya. Banyak orang terjerumus dalam lubang hitam dalam mengartikan cinta, seperti terjerumus zina , lupa dengan kewajibannya, dan lain sebagainya. Hal ini diperingatkan dalam Al Qur`an surat Al-Anfal [8]: 28.

وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya, “Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai fitnah, dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.” (QS Al-Anfal [8]: 28).

Harta yang dimaksud dalam ayat tersebut dapat dimaknai dengan wanita, kekuasaan, kekayaan dan sesuatu duniawi lainnya. Bahkan anak juga dapat dikatakan sebagai fitnah. Fitnah dalam makna ayat tersebut adalah pengkhianatan yang muncul dari sifat terlalu cinta yang memicu diri menjadi jauh dengan Allah SWT. Sifat terlalu cinta terhadap harta dan anak akan menimbulkan pengkhianatan terhadap amanat yang dititipkan dari Allah SWT yang sejatinya amanat tersebut digunakan media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan tetapi justru menjadi faktor melupakan kepada Allah SWT yang di karenakan terlalu sibuk dengan amanatnya sampai melupakan siapa yang menitipkan amanat tersebut. Maka dari itu kita harus menempatkan dalam kualitas sedang karena ada peringatan yakni خير الأمور اوسطها ( “Sebaik-baik sesuatu adalah tengah-tengah” ).

Cinta yang terlarang muncul karena tidak menyelipkan sang pencipta dalam menjalaninya. Padahal ketaqwaan harus menjadi komitmen dimana pun berada. Hadist Nabi Muhammad SAW tentang taqwa :

عَن أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

{اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ}

رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ، وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ. وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda,“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan amal kebaikan maka dia akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi [1987] dan beliau berkata, “Hadits hasan,” dalam naskah lain, “Hasan shahih.”

Pada hadist ini memperingatkan kepada kita tentang mengingat dan menyelipkan Allah SWT dimana pun dan sampai kapan pun. Dengan prinsip “Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus” membantu kita untuk mengingat dan senantiasa menjalani cinta dengan niat untuk mendekatkan kepada Allah SWT. Banyak yang lalai bahwa menggantungkan sesuatu kepada Allah SWT dilakukan setelah berusaha, setelah menikmati hasil, dan lain-lainnya. Justru kita menggantungkan sesuatu kepada Allah dalam segala keadaan, baik menginginkan sesuatu, mencari rizki, mencari jodoh dan lain sebagainya. Jadi sebelum berusaha dan berjuang kita harus berdo`a kepada Allah terlebih dahulu selanjutnya berusaha dan pasrahkan semua kepada Allah SWT.

Cinta segitiga dalam konteks tulisan ini bukanlah cinta segitiga dengan adanya orang ketiga. Cinta segitiga yang dimaksud adalah cinta yang melibatkan Allah SWT. Mencintai sesuatu harus dengan niat mencintai karena Allah SWT karena pada dasarnya sesuatu tersebut bersifat dunia dan dunia bersifat tidak kekal dan berubah semakin rusak. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Hadid: 20

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ ٢٠

Artinya: “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS Al Hadid: 20)

Pesan : Ekspetasi kita terkadang terlalu tinggi tanpa melihat kondisi, sadar diri, dan lupa dengan hasil dari Ilahi. Manusia hanya bisa berusaha dan hasil merupakan pemberian dari Allah SWT.  Dengan cinta segitiga karena Allah SWT yang mungkin melahirkan yang baik maupun tidak sesuai dengan harapan tentunya tidak akan memunculkan kekecewaan dan sakit hati yang mendalam. Yakinlah Allah SWT menyiapkan semuanya untuk kebutuhan kita, akan tetapi tidak semua keinginan kita.

Ahmad Faza Wafal Arfat

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

20 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago