Keistimewaan Bulan Sya’ban

Bulan Sya`ban adalah bulan yang terlentak di antara bulan yang mulia, yakni bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan bulan Sya’ban sebagai bulan yang mulia karena terdapat banyak ibadah, keutamaan, peristiwa besar, dan ibrah yang hanya terjadi di bulan tersebut.

Orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari ridha Allah SWT akan memanfaatkan semaksimal mungkin pada bulan Sya`ban ini. Mengapa demikian?, karena di bulan ini banyak orang yang tidak bersungguh-sungguh beribadah karena terletak di antara dua bulan yang mulia yaitu Rajab dan Ramadhan.

Diriwayatkan dari berbagai sumber bahwa Rosulullah SAW bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ibadah kepada Allah SWT pada bulan Sya`ban ini. Berikut ini adalah beberapa keistimewaan di bulan Sya’ban :

1. Bulan Mulia

Bulan Sya’ban yang merupakan salah satu dari empat bulan mulia atau haram, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَإِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شهرا في كتاب الله يوم خلق السموات وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ، وَرَجَبُ مُضَرَ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ”

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya semula sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dan sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan Langit dan bumi di antaranya empat  bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Zul Qa’dah, Zul Hijjah, dan Muharram, sedangkan lainnya ialah Rajab Mudar yang terletak di antara bulan Jumada dan bulan Sya’ban.

2. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Banyak Mengerjakan Puasa Sunah

Pada bulan Sya`ban Rosulullah SAW melaksanakan puasa sunnah yang hamper penuh selama satu bulan. Keutamaan bulan Sya’ban ini dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Salamah.

Aisyah Radhiyallahu”anha menceritakan kepadanya:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menunaikan keutamaan bulan Sya’ban ini dengan memberikan jarak atau batas satu atau dua hari, tepat sebelum menunaikan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Batasannya sampai tanggal 27 atau 28 Syaban. Hal ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang [qada puasa Ramadhan], maka silahkan ia melakukan puasa tersebut,” (HR. Abu Daud No. 1988).

3. Amalan di Bawa Naik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Para malaikat menyerahkan catatan amalan baik dan buruk manusia kepada Allah SWT. Bulan Sya’ban berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, inilah mengapa Rasulullah Subhanahu Wa Ta’ala banyak mengamalkan ibadah puasa sunah di bulan Sya’ban.

Keutamaan bulan Sya’ban ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم  حديث صحيح رواه أبو داود النسائ

“Itulah bulan yang manusia lalai darinya, ia bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,” (HR. Nasa’i No: 2317).

4. Perintah Selawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam

Keutamaan bulan Sya’ban adalah memperbanyak shalawat kepada Rosulullah SAW. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan ayat perintah bershalawat dalam Surat al-Ahzab ayat 56 pada bulan Sya’ban.

إنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۝٥

“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab ayat 56).

5. Persiapan Sebelum Bulan Ramadhan

Keutamaan bulan Sya’ban adalah ini momen persiapan sebelum bulan Ramadhan tiba. Ramadhan merupakan bulan bagi umat Islam memanen amalan baik seperti membaca Al-Qur’an, berpuasa, shalat tahajud, dan amalan yang dianjurkan lainnya.

Bulan Sya’ban adalah bulan yang tepat untuk membiasakan diri menunaikan amalan-amalan saleh. Hal ini dilakukan agar terbiasa pada bulan Ramdhan tentang ibadah yang menjadi rutinitas pada bulan Sya`ban.

6. Bulan Terakhir Qada Puasa Ramadhan

Kewajiban pada bulan Sya’ban adalah bagian dari bulan terakhir meng-qada puasa Ramadhan tahun lalu. Qada puasa atau mengganti atau membayar puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Islam yang tidak memiliki uzur syar’i sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya, jangan dilewatkan.

Aisyah Radhiyallahu’anha melakukan qada puasa pada bulan Sya’ban. Keutamaan bulan Sya’ban ini dikisahkan dalam hadits :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُولُ إِنْ كَانَ لَيَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَهُ حَتَّى يَأْتِيَ شَعْبَانُ

Telah menceritakan kepada kami (Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi), dari (Malik) dari (Yahya bin Sa’id) dari (Abu Salamah bin Abdurrahman) bahwa ia telah mendengar (Aisyah) radliallahu ‘anha berkata: sesungguhnya aku berkewajiban melakukan puasa Ramadhan dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang Bulan Sya’ban. (HR. Abu Daud No. 2047).

Apabila seorang muslim tidak memiliki kesempatan untuk qada puasa Ramadhan tahun lalu karena halangan seperti sakit berkepanjangan dan lainnya, maka diperbolehkan membayar di tahun berikutnya dan tidak membayar fidyah.

7. Bulannya Pembaca Al Quran

Bulan Sya’ban memiliki sebutan sebagai bulannya para pembaca Al Quran. Di antara maknanya adalah bulan di mana pembaca-pembaca Al Quran melakukan pemanasan untuk bulan Ramadhan. Anas radhiallahu anhu berkata: “Kaum Muslim ketika telah memasuki bulan Sya’ban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan.”

8. Pindahnya Arah Kiblat

Kiblat adalah arah yang dituju kaum muslimin untuk melaksanakan shalat. Sebelum Ka’bah menjadi kiblat seperti saat ini, dahulu Masidil Aqsa adalah kiblat pertama kali bagi kaum muslimin. Perpindahan tersebut terjadi di pertengahan Sya’ban tahun kedua hijriyah.

Berpindahnya arah kiblat ini adalah peristiwa besar yang sangat ditunggu-tunggu oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa salam. Dahulu umat yahudi sering mengolok-olok umat muslim karena beribadah menghadap arah yang sama dengan mereka. Ketika kiblat berpindah dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah, Rasulullah bergembira karena dapat menyelisihi umat yahudi.

9. Nishfu Syaban Malam Penuh Ampunan dan Istimewa

Salah satu keistimewaan Bulan Sya’ban yakni malam Nishfu Sya’ban. Dalam Kitab Syu’abil Iman, lil Baihaqi, juz 5 halaman 360, hadits nomor 3552 disebutkan mengenai keistimewaan malam Nishfu Sya’ban sebagai berikut:

أَخْبَرَنَا أَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْمَنْصُوْرِيُّ النُّوْقَانِيُّ، بِهَا أَخْبَرَنَا أَبُوْ حَاتِمٍ مُحَمَّدُ بْنُ حَسَّانَ بْنِ أَحْمَدَ الْبُسْتِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُعَافَى بِصَيْدَا، نا هِشَامُ بْنُ خَالِدٍ الْأَزْرَقُ، نا أَبُوْ خُلَيْدٍ وَهُوَ عُتْبَةُ بْنُ حَمَّادٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، وَابْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ يُخَامِرَ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ فِي اللَّيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ “

Artinya: “Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:”Allah memperhatikan kepada semua mahkluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban. Makai Dia memberi ampunan kepada semua mahkluk-Nya, kecuali kepada orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

10. Bulan Berkah

Bulan Sya’ban merupakan bulan yang penuh keberkahan. Dalam sebuah riwayat disebutkan ketika Bulan Sya’ban tiba, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memanjatkan doa memohon keberkahan.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ

Dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan: “allahumma barik lana fi rajabi wa sya’ban wa barik lana fi ramadlan (ya Allah, berkahilah kami di rajab dan sya’ban dan berkahilah kami di ramadhan) ” beliau bersabda: “Malam jum’at adalah mulia dan harinya terang benderang.”  (HR. Ahmad 2228).

Mari-lah kita manfaatkan semaksimal mungkin dalam menunaikan keutaman yang ada dalam bulan Sya`ban ini. Semoga kita semua senantiasa dalam golongan orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *