Menjaga Lisan dan Kemaluan Adalah Sebuah Kehormatan

Lisan adalah ucapan yang keluar dari mulut kita. Setiap kalimat yang keluar dari mulut kita akan diminta pertanggungjawaban terhadap Allah SWT. Maka dari itu, sebaik-baik seseorang adalah menjaga lisannya terhadap semua perkataannya. Ibarat lisan adalah seperti pisau. Barang siapa yang pandai memegangnya maka tidak akan melukai diri sendiri. Begitupun barang siapa yang tidak pandai menggunakannya maka akan menjadi senjata makan tuan.

Menjaga kemaluan juga sama halnya dengan menjaga lisan. Menjaga kemaluan adalah kewajiban bagi semua muslim laki-laki dan perempuan. Baik menjaga dari zina, liwath (memasukan alat kelamin laki-laki ke duburnya laki-laki), dan musahaqah (perbuatan yang dilakukan perempuan dengan perempuan lain menggunakan kemaluannya). Sabda Nabi Muhammad SAW :

عن سهل بن سعد رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ ، وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

رواه البخاري (رقم/6474)

Dari Sahal bin Saad radliyallaahu anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang menjamin padaku bahwa dia mampu menjaga antara dua tulang rahangnya (lisan) dan di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku jamin ia masuk surga.” (HR. Bukhari).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :

1- Lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Lisan merupakan anggota badan manusia yang cukup kecil jika dibandingkan anggota badan yang lain. Akan tetapi, ia dapat menyebabkan pemiliknya ditetapkan sebagai penduduk surga atau bahkan dapat menyebabkan pemiliknya dilemparkan ke dalam api neraka.

2- Oleh karena itu, sudah sepantasnya setiap muslim memperhatikan apa yang dikatakan oleh lisannya, karena bisa jadi seseorang menganggap suatu perkataan hanyalah kata-kata yang ringan dan sepele namun ternyata hal itu merupakan sesuatu yang mendatangkan murka Allah.

3- Oleh karena itu wajib bagi setiap muslim untuk menjaga lisan dan kemaluannya dari perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah, dalam rangka untuk mencari keridhaan-Nya dan mengharap balasan berupa pahala dari-Nya. Semua ini adalah perkara yang mudah bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala.

4- Semoga kita bisa menjaga lisan, kemaluan, tangan, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota badan dari yang diharamkan Allah hingga ajal menjemput maka kita insyaAllah berhak mendapatkan surga yang penuh kenikmatan dan berjumpa dengan Rabbnya.

Tema hadits yang  berkaitan dengan Al Qur’an :

1- Ketika kita telah mengetahui bahaya yang timbul akibat tidak menjaga lisan, dan kita pun telah mengetahui bagaimana manisnya buah menjaga lisan, sudah sepantasnya kita selalu berfikir sebelum kita mengucapkan suatu perkataan. Apakah kiranya perkataan tersebut akan mendatangkan keridhaan Allah Ta’ala atau bahkan sebaliknya ia akan mendatangkan kemurkaan Allah Ta’ala.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapan yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18).

2- Laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya. (QS.Al-Ahzab: 35) Yakni memeliharanya dari hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa, terkecuali terhadap hal-hal yang diperbolehkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حافِظُونَ إِلَّا عَلى أَزْواجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ فَمَنِ ابْتَغى وَراءَ ذلِكَ فَأُولئِكَ هُمُ العادُونَ

dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Muminun: 5-7).

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *