santrimillenial.id – Tholabul Ilmi atau mencari ilmu, adalah prinsip fundamental dalam Islam. Agama Islam sangat menekankan pencarian ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri.
Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
أَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا
“Aku adalah kota ilmu sedang Ali adalah pintunya”.
Saat kaum Khawarij mendengar hadits ini mereka tidak mempercayainya dan berkumpullah sepuluh orang pemuka mereka. kemudian mereka berkata: “Kita akan menanyakan satu masalah dan melihat bagaimana ia menjawab kita, seandainya ia menjawab masing-masing dari kita dengan jawaban lain, tahulah kita bahwa ia seorang yang alim sebagaimana dikatakan oleh Nabi SAW.”
Seorang di antara mereka datang kepada Ali bertanya: “Hai Ali, mana yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Ilmu itu warisan para nabi dan harta itu warisan Qarun dan Fir’aun.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang seorang yang kedua lalu bertanya seperti yang pertama. Ali menjawab: “Ilmu lebih baik dari pada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Ilmu menjagamu sedang engkau menjaga harta.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang ketiga lalu bertanya seperti pertanyaan orang pertama dan kedua. Maka Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Pemilik harta mempunyai banyak musuh dan pemilik ilmu mempunyai banyak teman.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang keempat lalu bertanya: “Mana yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Apabila engkau belanjakan hartamu ia akan berkurang dan jika engkau amalkan ilmumu ia akan bertambah.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang kelima lalu bertanya: “Mana yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Pemilik harta bisa dipanggil si pelit dan menjadi hina sedang pemilik ilmu dipanggil dengan sebutan agung dan mulia.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang keenam lalu bertanya: “Manakah yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik dari pada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Harta selalu dijaga dari pencuri, sedangkan ilmu tidak pernah dijaga dari pencuri.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang ketujuh lalu bertanya: “Manakah yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Pemilik harta akan dihisab pada hari kiamat sedangkan pemilik ilmu akan memberi syafaat pada hari kiamat.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang kedelapan lalu bertanya: “Mana yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Harta itu makin lama didiamkan makin bertambah usang, sedang ilmu itu tidak bisa lapuk dan usang.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang kesembilan lalu bertanya: “Mana yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Harta itu bisa membuat hati menjadi keras, sedang ilmu itu menerangi hati.” Kemudian pergilah orang itu.
Datang lagi seorang yang kesepuluh lalu bertanya: “Mana yang lebih baik, ilmu atau harta?” Ali menjawab: “Ilmu lebih baik daripada harta.” Orang itu bertanya: “Dengan dalil apa?” Ali menjawab: “Pemilik harta dikatakan sebagai pemilik dengan sebab harta, sedang orang yang berilmu mengaku sebagai hamba Allah. Andaikata mereka bertanya tentang ini niscaya akan kujawab dengan jawaban lain selama aku hidup.” Kemudian datanglah mereka dan menyerah semuanya
Sumber: Diterjemahkan dari Mawaa’idul Usfuriah
Oleh: Istianah, PP. Khozinatul Ulum