santrimillenial.id – Manusia merupakan makhluk jasmani sekaligus mahluk rohani. Hal ini merupakan pendekatan yang digunakan oleh imam Ghazali terkait dengan dengan definisi manusia. Implikasi manusia sebagai makhluk jasmani adalah kebutuhannya terhadap hal-hal yang sifatnya material, seperti makanan dan minuman untuk kebutuhan hidup.
Walaupun demikian, terkhusus bagi kaum muslimin tidak semua makanan dan minuman tidak dapat dikonsumsi secara bebas. Akan tetapi, hanya makanan dan minuman yang sudah dipastikan kehalalannya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir
لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ
Artinya: “Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam tubuhnya tumbuh daging dari sesuatu yang haram.”
Hadits di atas menegaskan bahwa, terdapat larangan keras bagi kaum muslimin agar tidak mengkonsumsi sesuatu yang diharamkan oleh agama. Di sisi lain, banyak orang yang rela bekerja siang dan malam demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga, kecenderungan untuk menjadi crazy rich (orang kaya) terkadang masih banyak menjadi obsesi bagi sebagian kalangan. Karena terdapat sebuah asumsi apabila seseorang dalam keadaan kaya, maka kebutuhan hidup akan terjamin.
Padahal, terkait dengan urusan kaya atau miskin di kehidupan dunia adalah hal di luar kendali manusia. Dalam artian, manusia tidak dapat menentukan dirinya sebagai orang kaya atau miskin. Karena pada hakikatnya, kaya atau miskin telah ditetapkan oleh Allah sejak manusia dalam kandungan. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang menyinggung proses penciptaan manusia sejak dalam rahim ibunya. Bahwa manusia ditiupkan ruhnya saat berumur 40 hari. Selain diberi ruh, Allah memerintahkan malaikat untuk mencatat rizki, kematian, amal, celaka atau selamatnya.
يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ
Artinya: “Malalaikat diperintahkan oleh Allah untuk meniupkan ruh kepada janin tersebut, serta diperintahkan untuk mencatat rizki, kematian, amal, celaka atau selamatnya.”
Berdasarkan hadits di atas, sangat jelas bahwa urusan rizki di dunia adalah hal yang berada di luar kendali manusia. Sehingga, ia tidak dapat menentukan status kaya atau miskin saat hidup di dunia. Akan tetapi, yang menjadi kewajiban di dunia adalah melakukan ikhtiar atau usaha untuk mencari rizki yang halal. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits
إِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ
Artinya: “Sebaik-baik hal yang dikonsumsi manusia adalah yang dihasilkan dari usahanya.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan urusan mejadi crazy rich di dunia adalah di luar kendali manusia. Lantas apakah setiap manusia mempunyai kesempatan untuk menjadi crazy rich di akhirat?
Akan berlanjut di tulisan selanjutnya
###