Narasi

Hukum Sholat Terawih Pada Ulama` Madzhab Syafi`i dan Hanafi Dalam Kitab Fadhoilu Wa Alamatu Lailatul Qadar

Sholat tarawih adalah ibadah sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari bulan Ramadhan. Sholat tarawih merupakan sholat Qiyamu Ramadhan yang memiliki banyak keutamaan dan umat Islam berbondong-bondong untuk melakukannya. Sholat tarawih dilakukan setelah sholat isya` dan di akhiri dengan sholat witir.

Perbedaan mengenai sholat tarawih sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi, perbedaan itu memberikan pengetahuan bagi yang lainnya untuk sama-sama belajar dan bukan untuk menjadi bahan perpecahan. Hukum sholat tarawih pada empat madzhab memiliki variasi hukum. Dalam kitab Fadhoilu Wa Alamatu Lailatul Qadar pasal. Adapun penjelasan hukum sholat tarawih sebagai berikut :

1.) Pada pasal أقوال علماء الشافعية فى حكم صلاة التراويح  ( pendapat ulama` madzhab syafi`I dalam hukum sholat tarawih)

Pada pembahasan sholat tarawih pada golongan ulama` syafi`iyah mayoritas menegaskan hukumnya sunnah mua`akad. Di antara ulama` madzhab syafi`i berpendapat :

أما الشافعية: فقال الشافعي رضي الله عنه فى مختصر البوطي: الوتر سنة ، وركعتا الفجر سنة ، والعيدين، و الاستسقاء ، والكسوف سنة مؤكدة ، وقد روي أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يصلي ركعتين بعد الظهر ، وركعتين بعد المغرب ، وركعتين بعد العشاء

قال : والكسوف ، و الاستسقاء ، والعيدين أوكد ، وقيام رمضان في معناها فالتاكيد . وقال على الطبري في الإيضاح: قيام رمضان سنة مؤكدة.

Artinya : “Adapun ulama` bermadzhab syafi`I : Imam Syafi`I rodhiyallahu anhu berkata dalam kitab kitab Mukhtasar Al-Buwaiti : sholat witir adalah sunnah, sholat qobliyah subuh adalah sunnah, sholat dua hari raya adalah sunnah, sholat istisqo` adalah sunnah, sholat gerhana matahari adalah sunnah mu`akad, dan sungguh diriwayatkan sesungguhnya Rosulullah SAW sholat dua rakaat setelah sholat dhuhur, dua rakaat setelah sholat maghrib, dan dua rakaat setelah isya`.

Dan sholat gerhana matahari, sholat istisqo` (meminta hujan), dan sholat dua hari raya adalah sunnah mu`akad. Dan Imam Abu Ali At Thabari dalam kitabnya : sholat tarawih adalah sunnah mu`akad.”

Pada ulama` bermadzhab Imam Syafi`I setuju bahwa sholat tarawih hukumnya sunnah mu`akad.

2.) Pada pasal أقوال علماء  الحنفية فى حكم صلاة التراويح ( pendapat ulama` madzhab Hanafi dalam hukum sholat tarawih)

Pada ulama` bermadzhab imam Abu Hanifah memiliki variasi pendapat. Imam Abu hanifah berpendapat bahwa sholat tarawih hukumnya adalah sunnah mu`akad karena pada saat pemerintahan kholifah Sayyidina Umar bin Khatab menyerukan sholat tarawih kepada para sahabat untuk sholat berjama`ah di masjidil Haram.

Adapun pendapat ke-dua :

ذكرها الاستاذ الشهيد عن الحسن عن أبي حنيفة أنه قال : القيام في شهر رمضان سنة لا ينبغي تركها

Pada pendapat ini hukum sholat tarawih adalah sunnah yang tidak baik ditinggalkan. Sunnah ini seperti hukum sunnah mu`akad dalam ulama` bermadzhab Syafi`i, hanya saja berbeda dalam istilah.

Adapun pendapat ke-tiga :

ذكرها السرخسي فالمبسوط : عن الحسن عن أبي حنيفة: أن التراويح سنة لا يجوز تركها

Pada pendapat ketiga ini hukum sholat tarawih adalah sunnah yang tidak boleh di tinggalkan. Hal ini karena sholat tarawih yang merupakan ibadah sunnah, akan tetapi sholat ini sangat spesial karena dalam satu tahun hanya satu bulan saja yang dapat menunaikan sholat tarawih yaitu pada bulan Ramadhan.

Pendapat ke-empat :

وقال العتابي فى جوامع الفقه : أما السنن فمنها التراويح ، وأنها سنة مؤكدة ، والجماعة فيها واجبة

Pada pendapat ketiga sholat tarawih hukumnya sunnah mu`akad akan tetapi wajib hukumnya sholat tarawih dilakukan secara berjama`ah. Pada pendapat ini yang menjadi kewajiban adalah sholat berjama`ah.

Pendapat ke-lima :

وقال الطحاوي: قيام رمضان واجب على الكفاية

Pendapat ke-lima menyatakan bahwa sholat tarawih hukumnya adalah wajib kifayah. Wajib kifayah artinya sholat yang hukumnya wajib yang apabila sudah ada yang seorang mengerjakan maka jika ada seseorang yang tidak melakukan sholat tarawih maka tidak berdosa. Begitupun jika tidak ada seseorang yang mengerjakan sholat tarawih maka seluruh wilayah tersebut mendapatkan dosa semuanya.

Demikian pendapat dari dua madzhab yang memiliki banyak variasi. Kita akan saling mengetahui bahwa ternyata sumber hukum islam itu tidak hanya halal, haram, sunnah, wajib, mubah, dan makruh yang biasa kita dengar dalam madzhab syafi`iyah. Akan tetapi, banyak sumber hukum islam dalam madzhab hanafiyah yang asing kita dengar, seperti سنة لا ينبغي تركها  (sunnah tidak baik ditinggalkan), سنة لا يجوز تركها  (sunnah yang tidak boleh meninggalkan), واجب على الكفاية (wajib yang diwakilkan).

Ahmad Faza Wafal Arfat

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

24 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago