Narasi

Puasa Menjadi Sia-sia Akibat Ghibah di Bulan Ramadhan

santrimillenial.id – Menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain dikenal dengan sebutan ghibah. Di bulan Ramadhan, kadang kala kita terjebak di situasi ghibah. Bagi sebagian orang, kondisi seperti inisulit untuk dihindari. Namun, apakah puasa kita akan batal? Bagaimana hukumnya melakukan ghibah di bulan ramadan?

Hukum Ghibah di Bulan Ramadan

Ketika berpuasa, kita tidak hanya diperintahkan untuk menahan lapar dan haus. Selain daripada itu, umat Islam juga diharuskan untuk bisa menahan hawa nafsunya, yaitu menahan diri dari hal-hal yang dapat mencederai nilai ibadah puasa yang dijalani.

Salah satunya adalah menjaga lisan dari perkataan yang dapat mengumbar aib seseorang. Ghibah atau bergunjing tentang keburukan orang lain adalah tindakan yang tercela. Ghibah tentu saja tidak dibenarkan di dalam Islam. Baik itu dalam keadaan sedang berpuasa maupun tidak, ghibah tetap tidak diperbolehkan.

Sering kali karena sudah menjadi kebiasaan, ghibah dilakukan dengan tidak sengaja. Kita pun merasa cukup sulit untuk menghindarinya. Lalu, apakah ghibah dapat membatalkan puasa?

Dikutip dari laman NU Online, Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Kitab Busyrol Karim mengatakan sebagai berikut.

“Dusta dan ghibah semestinya dijauhi terutama oleh mereka yang sedang berpuasa, meskipun menjauhi dua sifat tercela itu pada substansinya memang wajib. Sekalipun keduanya terpaksa dibolehkan untuk kepentingan mendamaikan pihak bertikai atau kepentingan bercerita terkait penganiayaan yang dilakukan seseorang, maka orang yang berpuasa sebaiknya menghindari dua jalan tadi.”

Sama seperti berdusta, ghibah merupakan perbuatan yang dapat merusak nilai pahala puasa. Hal ini juga disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

“Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dustanya, maka tidak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya di mana ia bersusah payah seharian menjauhi makanan dan minuman.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ghibah di bulan Ramadan tidak membatalkan puasa, tetapi ibadah puasa yang kita jalani akan menjadi sia-sia. Sehingga sangat disayangkan, kita sudah menahan haus dan lapar seharian, tetapi puasa yang kita laksanakan tidak memiliki nilai di mata Allah SWT karena kita yang tidak bisa menahan diri untuk berghibah.

Muhammad Ulil Albab

View Comments

Recent Posts

Generasi Toleran: Revolusi Hati untuk masa depan yang Damai

Toleransi, sebuah kata yang sering kita dengar namun tak selalu kita pahami sepenuhnya. Di era…

2 hari ago

Menjaga Kecantikan dari Dalam: Akhlak sebagai Kunci Utama

Kecantikan sering kali diasosiasikan dengan penampilan fisik, seperti kulit bersih, tubuh ideal, atau wajah menarik.…

2 hari ago

Filosofi dan Singkatan Dari Huruf Santri

Menjelang Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2024 ini, kontribusi santri sudah merebak di berbagai hal.…

2 hari ago

Mahasiswa KKN 78 Iain Kudus Berpartisipasi dalam Kegiatan Peringatan Maulid Nabi di Masjid/Mushola Desa Wandankemiri pada saat Bulan Mulud

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momen yang penuh berkah dan semangat kebersamaan di tengah…

3 hari ago

Mahasiswa KKN-MB 078 IAIN Kudus Gelar Kegiatan Jumat Berkah (Berbagi di Hari Jumat)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari program KKN-Moderasi Beragama (KKN-MB) 078 IAIN Kudus yang bertempat…

3 hari ago

Mahasiswa KKN 78 Iain Kudus Ikut Berpartisipasi dalam Kegiatan Posyandu Lansia di Desa Wandankemiri

Pada tanggal 9 Oktober 2024, mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari IAIN Kudus yang tergabung…

3 hari ago