Allah SWT memuliakan bulan Ramadhan dengan memberikan fadhilah dan keberkahan yang melimpah ruah. Maka dari itu jangan menyia-nyiakan bulan Ramadhan dengan maksiat dan tanpa ada kegiatan yang berbau ibadah. Dalam bulan Ramadhan perlu memberikan waktu khusus untuk lebih mengistimewakannya.
Bulan Ramadhan juga ternyata menjadi bulan yang sangat penting bagi sejarah umat Islam. Ada peristiwa-peristiwa besar yang terjadi saat Ramadhan. Deretan peristiwa besar yang terjadi saat Ramadhan tentunya sangat berpengaruh dalam menentukan masa depan Islam. Diantara nya adalah :
1. Pembebasan Makkah (Fathul Makkah)
Peristiwa Fathul Makkah adalah sebuah peristiwa di mana akhirnya Nabi Muhammad dan para sahabat berhasil menguasai Makkah dan menghancurkan berhala-berhala di sekitarnya. Sehingga Ka’bah kembali suci.
Peristiwa ini bermula dari perjanjian Hudaibiyah tahun 628 M. Perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian antara kaum muslimin dan kaum Quraisy. Perjanjian ini terjadi ketika satu rombongan yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad hendak melaksanakan haji di Baitullah. Namun, pihak Quraisy melihatnya sebagai sebuah ancaman.
Jika orang-orang dari Madinah, yang notabene adalah rival dari kafir Quraisy datang ke Makkah, maka apa tanggapan orang-orang nanti? Untuk itulah, pemuka-pemuka Quraisy dengan segala daya upaya menyusun sebuah strategi, yaitu mengikat kaum muslimin dalam suatu perjanjian agar tidak dapat leluasa mengunjungi Makkah sehingga terjadilah perjanjian Hudaibiyah.
Ketakutan kaum kafir Quraisy ini wajar muncul, sebab setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan beberapa ratus sahabat hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah), antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy hampir selalu terjadi peperangan yang tak terelakkan. Dalam pengepungan selama 20 hari oleh 10 ribu pasukan Quraisy terhadap Madinah pada tahun 627 M, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan 3.000 umat Islam berhasil mempertahankan Madinah.
Isi perjanjian Hudaibiyah antara lain:
Pertama , gencatan senjata selama sepuluh tahun
Kedua , orang Islam dibenarkan memasuki Makkah pada tahun berikutnya, tinggal di sana selama tiga hari saja dengan hanya membawa sebilah senjata.
Ketiga , bekerja sama dalam perkara yang membawa kepada kebaikan.
Keempat , orang Quraisy yang lari ke pihak Islam harus dikembalikan ke Makkah.
Kelima , orang Islam yang lari ke Makkah tidak dikembalikan ke Madinah,
keenam , kedua belah pihak boleh membangun kerja sama dengan kabilah lain tapi tidak boleh membantu dalam hal peperangan.
Akhirnya pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikit pun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah.
2. Bulan Diturunkan Alquran
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Alquran: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…” (QS Al Baqarah: 185)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah Subhanahu Wa Ta’ala memuji Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya, karena Dia telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang padanya diturunkan Al-quran yang agung”. Sebagaimana Allah mengkhususkan Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Alquran, sesungguhnya telah disebutkan oleh hadits bahwa pada bulan Ramadhan pula kitab Allah lainnya diturunkan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya meriwayatkan: “Lembaran-lembaran (shuhuf) Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam Ramadhan dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadhan, dan kitab Injil diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadhan, sedang Alquran diturunkan pada tanggal dua puluh empat Ramadhan.” (HR. Ahmad no.1575)
3. Peristiwa Lailatul Qadr.
Lailatul Qadr merupakan istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana al-Qur’an diturunkan langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara keseluruhan baitul izzah (semacam ruang ilahiyat) yang kemudian dibawa jibril secara berangsur kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Malam itu adalah malam mulia, malam penuh berkah yang tidak boleh diragukan lagi. Karena Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala sendiri menyebutnya dalam surat ad-Dukhan ayat 3.
4. Peristiwa Perang Badar
Pada hari Jumat 2 Ramadhan tahun ke-2 H terjadi perang pertama dalam Islam yang dikenal Perang Badar. Badar adalah nama tempat di sebuah lembah yang terletak di antara Madinah dan Makkah. Tentara Islam mengontrol lokasi strategis dengan menguasai sumber air yang ada di daerah tersebut.
Perang ini melibatkan tentara Islam sebanyak 313 anggota berhadapan dengan 1.000 tentara musyrikin Makkah yang lengkap bersenjata. Dalam perang ini, tentara Islam memenangkan pertempuran dengan 70 tentara musyrikin terbunuh, 70 lagi ditawan. Sisanya melarikan diri.
Perang ini adalah suatu yang luar biasa ketika tentara Islam yang kurang jumlah, lemah dari sudut kelengkapan dan berpuasa dalam bulan Ramadhan memenangkan pertempuran Perang Badar. Ini membuktikan puasa bukan penyebab umat Islam bersikap lemah dan malas sebaliknya berusaha demi mencapai keridhaan Allah. Orang yang berjuang demi mencapai keridhaan Allah pasti mencapai kemenangan yang dijanjikan.
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS Al-Imran:123)
5. Islam Masuk ke Yaman
Yaman terletak di selatan semenanjung tanah Arab. Nabi Muhammad mengutus Ali bin Abi Thalib dengan membawa surat beliau untuk penduduk Yaman khususnya suku Hamdan. Dalam periode satu hari, semua mereka memeluk agama Islam secara aman. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-10 hijrah.
6. Khalid bin Walid Meruntuhkan Berhala Al ‘uzza
Setelah umat Islam membebaskan kota Makkah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menyucikannya dengan memusnahkan 360 patung di sekeliling Ka’bah. Lima hari sebelum berakhirnya Ramadhan tahun ke-9 H, Rasulullah mengirim Khalid bin Walid untuk memusnahkan patung al ‘Uzza di Nakhla. Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, al ‘Uzza adalah patung dewi terbesar di daerah tersebut. Khalid bin Walid melaksanakan tugas itu dengan bergerak menuju ke Nakhla lalu menghancurkan patung al ‘Uzza. Setelah itu, penyembahan patung pun berakhir.
Hancur leburnya patung-patung ini jadi bukti jika Islam sudah benar-benar berjaya, dan peristiwa tersebut juga terjadi saat bulan Ramadhan.
7. Penyerahan Kota Taif
Kota Taif pernah mencatat sejarah ketika penduduknya mengusir Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam saat berdakwah di sana. Setelah beliau dan umat Islam berhasil membebaskan Makkah, kaum Bani Thaqif bersikeras tidak mau tunduk kepada Nabi Muhammad.
Nabi muhammad dan tentara Islam lalu maju ke Taif dan mengepungnya dalam waktu lama. Akhirnya kaum Bani Thaqif datang ke Makkah di bulan Ramadhan tahun ke-9 H dengan menyerahkan kota Taif sebagai tanda menyerah.
8. Perang Tabuk , Islam berhasil mengusir Bizantium
Kemenangan umat Islam dalam perang Tabuk. Perang ini menjadi perang terakhir yang diikuti langsung oleh Nabi. Perang ini berkecamuk dan berakhir dimenangi oleh umat Islam pada tanggal 8 Ramadhan tahun 9 Hijriyah.
Rasul mendengar jika di daerah Tabuk pasukan Bizantium tengah mengumpulkan kekuatan yang sangat besar untuk menaklukkan Hijaz. Khawatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan, kemudian beliau menghimpun sekitar 70 ribu pasukan untuk berangkat ke Tabuk dan memerangi pasukan Bizantium.
Ini adalah pasukan Muslim terbanyak yang pernah tercatat dalam sejarah. Memang sangat logis karena Bizantium adalah kerajaan besar dan kuat. Pasukan Rasul pun pada akhirnya sampai ke Tabuk, tapi tak menemui satu pun batang hidung pasukan Bizantium. Menurut kabar, pasukan Bizantium seperti agak ketakutan begitu mendengar pasukan Muslim akan ke Tabuk. Peristiwa ini sendiri juga berlangsung di bulan Ramadhan.
9. Strategi Perang Khandaq Dibuat di Bulan Ramadhan
Perang Khandaq juga merupakan salah satu peristiwa besar yang sangat berpengaruh bagi dunia Islam. Peperangan ini dibuat oleh orang-orang Quraisy dan Yahudi untuk menggempur dan menguasai Madinah. Tak main-main, ada ribuan pasukan tempur yang siap serbu kala itu.
Menghadapi yang semacam ini Muslimin Madinah bisa berpikir sangat matang. Mereka kemudian membuat parit-parit agar menyulitkan pasukan gabungan tersebut. Perang ini sendiri berakhir dengan keteguhan Madinah. Para pasukan gabungan itu pulang dengan hampa. Nah, penyusunan strategi ini dilakukan Muslimin saat Ramadhan. Perangnya sendiri berlangsung selama Syawal.
10. Wafatnya Putri Rasulullah, sayyidah Fatimah Az-Zahra dan sayyidah Rukayyah
Wafatnya perempuan suci nan agung, yang dikenal dengan sebutan Ummu Abiha. Fatimah az-Zahra wafat pada hari Selasa, tanggal 3 Ramadhan 11 H dalam usia 28 tahun. Saat wafat, Fatimah meninggalkan Hasan yang masih berusia 7 tahun, Husain yang masih 6 tahun, Zainab 5 tahun dan Ummi Kultsum yang baru saja memasuki usia 3 tahun. Aisyah Radhiyallahu’anha menceritakan saat-saat menjelang Fatimah wafat, “Fatimah wafat 6 bulan setelah ayahnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, tepatnya pada Selasa, 3 Ramadhan 11 H. Fatimah wafat dalam usia 28 tahun.”
Sedangkan Sayyidah Ruqayyah meninggal bertepatan saat berlangsungnya perang Badar. Inilah yang menyebabkan Sayyidina Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu tidak ikut serta dalam perang Badar karena merawat istrinya, itupun setelah ia mendapat izin dari Rasulullah. Putri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ini wafat tepat ketika Zaid bin Haritsah menyampaikan berita gembira tentang kemenangan kaum muslimin dalam pertempuran Badar. Ruqayyah wafat pada usia 22 tahun. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Baqi’ al-Gharqad, Madinah.
11. Wafatnya Istri Rasulullah Sayyidah Khadijah dan Sayyidah Aisyah
Ummul Mukminin, Sayyidah Khadijah wafat pada 10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian atau 3 tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 M. Setelah berakhirnya pemboikotan kaum Quraisy terhadap kaum muslim, Sayyidah Khadijah kemudian sakit. Semakin hari kondisi kesehatan badannya semakin memburuk. Beliau dimakamkan di dataran tinggi Mekah yang dikenal dengan sebutan Al-Hajun atau disebut Jannatul Ma’la (pemakaman ma’la). Tahun itu pula Rasulullah ditinggalkan paman tercinta, Abu Thalib sehingga tahun itu disebut ‘aamul huzni (tahun kesedihan).
Sedangkan Ummul Mukminin, Sayyidah Aisyah wafat pada malam 17 Ramadhan. Ketika itu Sayyidah Aisyah sudah berusia 67 tahun. Ia jatuh sakit pada Ramadhan 58 H. Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar ash-Shidiq Radhiyallahu’anha wafat pada 58 H, malam 17 Ramadhan setelah shalat witir, bertepatan dengan Juni 678 M. Seluruh umat Islam pada saat itu sungguh berduka cita. Ia adalah sosok istri yang paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang paling banyak mengetahui kehidupan dan teladan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
12. Wafatnya Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah.
Sayyidina Ali Karramallahu wajhah dibunuh oleh Ibnu Muljam, seorang Khawarij yang bersekongkol dengan 2 orang temannya, al Burak bin Abdillah dan Amru bin Abi Bakr at-Tamimi. Masing-masing berikrar untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sufyan dan Amru bin Ash. Mereka mengikat perjanjian untuk tidak mundur atau terbunuh. Mereka sepakat untuk melakukannya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H. Kemudian ibnu Muljam pun menuju Kufah. Disana dia memulai rencananya dengan mengajak dua orang yang tersakiti akibat peperangan Nahrawan. Ketiganya sudah siap menghadang Sayyidina Ali saat akan membangunkan orang-orang untuk sholat subuh. Ketika Ibnu Muljam menebas Sayyidina Ali, ia berkata, “Tidak ada hukum kecuali milik Allah, bukan milikmu dan bukan milik teman-temanmu, Hai Ali!” Ia membaca firman Allah QS Al-Baqarah 207.
Setelah Sayyidina Ali wafat, kedua puteranya memandikan jenazah beliau dibantu dengan Abdullah bin Ja’far. Kemudian jenazahnya dishalatkan putra tertua, al-Hasan. Jenazah beliau dimakamkan di Darul Imarah di Kufah, karena kekhawatiran kaum Khawarij akan membongkar makam beliau. Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad ash-Shadiq, ia berkata “Jenazah Ali dishalatkan pada malam hari dan dimakamkan di Kufah, tempatnya sengaja dirahasiakan namun yang pasti di dekat gedung Imarah (Istana Kepresidenan).” [Tarikh Islam,Adz-Dzahabi, juz Khulafaur Rasyidin hal 650]