santrimillenial.id – Shalat merupakan rukun Islam yang kedua, maka wajib bagi setiap muslim untuk melaksanakan shalat. Shalat ini sangat istimewa, karena Allah ﷻ menjemput Nabi Muhammad ﷺ ke sidratul muntaha untuk menerima perintah shalat secara langsung. Penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya ialah shalat, maka shalat menjadi pondasi dalam agama.
Barang siapa yang melaksanakan shalat maka sejatinya ia menegakkan agama, dan barang siapa yang lalai serta meninggalkan shalat dengan sengaja maka ia merusak tatanan agama.
Banyak sekali ayat Al-Quran yang memerintahkan untuk mendirikan shalat. Bahkan kata shalat sendiri disebut kurang lebih sebanyak 99 kali dalam Al-Quran. Salah satunya yaitu dalam Surat Al-Ankabut ayat 45:
ٱتۡلُ مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
Artinya: “Bacalah Kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah ﷻ (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah ﷻ mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Para ulama’ menafsirkan ayat di atas bahwa Allah ﷻ memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan shalat fardlu 5 kali dalam sehari. Shalat hendaknya dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukunnya, serta penuh kekhusyukan. Dianjurkan untuk melakukan shalat lengkap dengan sunah-sunahnya. Jika dikerjakan dengan sempurna, maka shalat dapat mencegah orang yang mengerjakannya dari perbuatan keji dan kemungkaran.
Beberapa ulama tafsir berpendapat bahwa yang menjaga orang yang melaksanakan shalat dari perbuatan keji dan kemungkaran adalah shalat itu sendiri. Jadi selama orang itu memelihara shalatnya, maka shalat akan memeliharanya dari perbuatan keji dan kemungkaran.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لمَ تَنهَهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمَ يزْدَدْ بِهَا مِنَ اللَّهِ إِلَّا بعْدًا. رواه ابن جرير عن اسماعيل بن مسلم بن الحسن.
Artinya: “Barang siapa yang telah mengerjakan shalat, tetapi shalatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar, maka shalatnya itu tidak akan menambah sedikit pun (kepadanya), kecuali ia bertambah jauh dari Allah.” (Riwayat Ibnu Jarir dari Ismail bin Muslim bin al-Hasan)
Dalam hadits lainnya, diterangkan mengenai keutamaan dan manfaat mengerjakan shalat, yaitu:
أَرَأَيتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئً؟ قَالُوا لَا يَبقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئً قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا. (رواه أبي هريرة)
Artinya: “Bagaimanakah pendapatmu, andaikata ada sebuah sungai dekat pintu rumah salah seorang dari kamu, ia mandi di sungai itu lima kali setiap hari. Apakah masih ada daki yang tinggal barang sedikit pun?” Para sahabat menjawab, “Tidak ada daki yang tertinggal barang sedikit pun.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Maka demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu, dengan shalat itu Allah ﷻ akan menghapus semua kesalahannya.” (Riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah).
Di riwayat lain juga disebutkan mengenai kerugian serta siksaan yang akan diperoleh ketika meninggalkan shalat:
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ذَكَرَ الصَّلَاةَ يوْمًا فقَالَ: مَنْ حَافَظَ عَلَيهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبرْهَانًا وَنَجَاةً يوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظُ عَلَيهَا لمَ تَكُنْ لَهُ نُورًا وَلَا برْهَانًا وَلَا نَجَاةً وَكَانَ يوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأَبَيِّ بْنِ خَلَفَ (رواه احمد والطبراني عن عبد الله بن عمر)
Artinya: “Dari Nabi ﷺ, bahwasanya beliau pada suatu hari menyebut tentang shalat, Rasulullah ﷺ berkata, “Barang siapa yang memelihara shalat, ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari Kiamat, dan barang siapa yang tidak memeliharanya, ia tidak akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan. Dan ia pada hari Kiamat bersama Qarun, Fir’aun, Hāmān, dan Ubai bin Khalaf.” (Riwayat Ahmad dan at-Tabrani dari Abdullah bin Umar)
Dalam kitab Irsyadul ‘Ibad karangan Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari disebutkan bahwa orang yang menjaga shalat fardhunya akan mendapatkan 5 kemuliaan, yaitu:
1. Allah ﷻ akan menghilangkan kesulitan hidupnya
2. Allah ﷻ akan menjaganya dari siksa kubur
3. Allah ﷻ akan memberikan buku catatan amalnya dari tangan kanan
4. Ia akan melewati jembatan shiratal mustaqim bagaikan kilat yang menyambar
5. Masuk surga tanpa dihisab
Sedangkan bagi orang yang lalai, menggampangkan dan meninggalkan shalat dengan sengaja akan mendapatkan 15 azab dari Allah ﷻ. Lima Diantaranya diperoleh ketika masih di dunia, yaitu; (1) kehilangan keberkahan umur; (2) menghilangnya tanda orang shalih dari wajahnnya; (3) amal kebaikan yang dilakukan tidak berpahala; (4) doanya tidak sampai ke langit; dan (5) tidak mendapatkan bagian doa dari orang-orang shalih.
3 ketika sakaratul maut, yakni; mati dalam keadaan hina; mati dalam keadaan kelaparan; dan mati dalam keadaan kehausan meskipun diminumi dengan seluruh air yang ada di lautan ia akan tetap kehausan.
3 ketika berada di alam kubur yaitu; ketika di kubur akan dihimpit oleh bumi hingga tulang belulangnnya hancur; kuburannya dipenuhi oleh api; dan akan dipukul oleh ular besar bernama syuja’ul aqra’ yang matanya terbuat dari api, kukunya sepanjang satu hari perjalanan dan terbuat dari besi, setiap kali dipukul si mayit akan melesak ke bumi sedalam 35 meter dan ia akan dipukuli sampai hari kiamat.
Ketika keluar dari kubur orang yang lalai terhadap shalatnya akan mendapatkan 3 azab, yaitu: akan dihisab dengan sangat, mendapatkan laknat dari Allah ﷻ, dan akan dimasukkan ke dalam neraka. Dan terakhir ketika di neraka jahannam orang yang melalaikan shalatnya dengan sengaja akan dimasukkan ke dalam jurang yang bernama lamlam, didalamnya terdapat banyak ular berbisa yang besarnya seperti leher unta dan panjangnya satu bulan perjalanan. Ular tersebut akan menggigit orang yang meninggalkan shalat, bisanya membuat badannya mendidih selama 70 tahun lalu dagingnya akan hancur. Na’udzubillah min dzalik.
Begitu pedih siksaan orang yang lalai, menggampangkan, dan meninggalkan shalat dengan sengaja. Semoga kita dijaga Allah ﷻ terhindar dari perbuatan tersebut, dan senantiasa istiqamah menjaga shalat 5 waktu serta menjadi orang yang selalu memperbaiki dan menyempurnakan shalat. Wallahu a’lam Bisshawab.
Oleh: Wardatun Ni’mah, Ponpes Enterpreneur Al-Mawaddah
Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…
Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…
Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…
Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…
Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…