santrimillenial.id – Malam lailatul qadar merupakan malam yang sangat mulia karena pada malam ini Allah Swt menurunkan Al-Qur’an. Karena kemuliaannya inilah malam lailatul qadar disebut lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam ini juga penuh dengan kesejahteraan sampai dengan terbit fajar.
Allah Swt berfirman dalam QS Al-Qadr ayat 1-5.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al Qadr: 1-5).
Melansir NU Online, keutamaan lailah al-qadr itu sangat luar biasa. Di dalamnya Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk manusia untuk menjadi penjelasan dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Menurut Syekh Abdul Halim Mahmud, makna nuzûl al-Qur’an adalah “nuzûlur risâlatir rahmatil ‘âmmah (turunnya risalah yang penuh kasih sayang secara menyeluruh/tidak pandang bulu).” Yang dimaksud al-rahmah al-‘âmmah (kasih sayang menyeluruh) adalah “al-rahmah bi kullil ‘awâlim (kasih sayang/rahmat untuk setiap alam).” (Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramdhân, Kairo: Darul Ma’arif, tt, hlm 20). Pandangan ini didasari oleh firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Tidak lain Kami mengutusmu (Muhammad), kecuali untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107)
Kemudian pada malam ini kita dianjurkan untuk banyak-banyak melakukan amal ibadah yakni salah satunya adalah berdoa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh lima imam hadits kecuali Imam Abu Dawud, sayyidah Aisyah ra, pernah menanyakan kepada Rasullullah tentang doa apa yang dibaca pada malam lailatul qadar, berikut redaksi haditsnya:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ اَلْقَدْرِ, مَا أَقُولُ فِيهَا? قَالَ: “قُولِي: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي” رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ غَيْرَ أَبِي دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ
Artinya: Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku mengerti sebuah malam itu adalah Lailatul Qadar. Bagaimana doa yang harus kubaca?. Rasulullah saw menjawab: Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī (HR lima imam Hadits kecuali Imam Abu Dawud. Hadits ini diakui shahih oleh Imam A-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Adapun berikut doa malam Lailatul Qadar berdasarkan riwayat Imam At-Tirmidzi
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī (‘annā jika dibaca berjamaah).
Artinya: Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami).
Doa itu diambil dari kutipan hadits riwayat Imam At-Tirmidzi berikut:
وَعَنْ عائشة رضي الله عنها: قالت: «قلت: يا رسولَ الله إِنْ وَافَقْتُ ليلةَ القَدْرِ ، ما أَدْعُو به؟ قال: قُولي: اللهم إنك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُ الْعَفْوَ فاعْفُ عَنِّي» أخرجه الترمذي
Artinya: Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai Lailatul Qadar, bagaimana doa yang harus kubaca?’ Rasulullah saw menjawab, “Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī”.
Di dalam kitab I’anatuththolibin Syarah Fathul mu’in, Syekh Abi Bakar Syato menukil ungkapan imam syafi’i perihal cara mengetahui jatuhnya Lailatul Qadar. Di dalam kitab tersebut, pada halaman 290 jilid 2 cetakan darul Fikri(Beirut) dikatakan:
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين
أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين
أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين
أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين
Artinya: Menurut Imam Al-Ghazali dan ulama lain, Lailatul Qodar dapat diketahui dengan awal bulan ramadhan. Jika awal bulan Ramadhan adalah hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qodar malam tanggal 29 Ramadhan, jika awal bulan Ramadhan hari senin, maka Lailatul Qodar malam tanggal 21 Ramadhan, jika awal bulan Ramadhan hari Selasa dan Jum’at, maka Lailatul Qodar malam tanggal 27 Ramadhan, jika awal bulan Ramadhan hari kamis, maka Lailatul Qodar malam tanggal 25 Ramadhan, dan jika hari rabu, maka malam Lailatul Qodar malam tanggal 23 Ramadhan.
Itulah penjelasan tentang cara mengetahui jatuhnya Lailatul Qadar. Kendati demikian, akan lebih baik jika kita menanti nya dengan menghidupi sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan secarara keseluruhan.
Marilah kita gapai kemuliaan Lailatul Qadar dengan memperbanyak ibadah dan berdoa kepada Alloh SWT.
Oleh: Al ma’ruf PP Salaf APIK Kaliwungu Kendal
Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…
Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…
Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…
Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…
Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…