santrimillenial.id – Apakah kita pernah menemui atau bahkan mengenal seseorang yang sangat pede terhadap dirinya sendiri, ingin jadi pusat perhatian, selalu ingin dipuji yang mungkin menurut kita itu berlebihan. Ternyata permasalahan ini sudah dijelaskan dalam ilmu psikologi yang dikenal dengan nama narsistik.
Narsistik: Memperhatikan Diri Sendiri Secara Berlebihan
Sifat narsistik merujuk pada kecenderungan individu untuk memperhatikan diri sendiri secara berlebihan, mengagungkan diri, dan merasa lebih unggul daripada orang lain. Meskipun beberapa tingkat narsisme adalah normal, perilaku yang ekstrem dapat memiliki dampak negatif pada hubungan dan kesejahteraan seseorang.
Berikut ciri-ciri individu yang mempunyai sifat narsistik:
- Marah saat Dikritik: Orang dengan sifat narsistik sering merasa hebat dan marah saat dikritik karena mereka tidak menerima kritik dengan baik.
- Berperilaku Arogan: Mereka cenderung bersikap arogan dan percaya bahwa mereka lebih baik dari orang lain.
- Kebutuhan akan Admiration: Mereka memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk dikagumi dan diakui oleh orang lain.
- Iri terhadap Pencapaian Orang Lain: Seringkali, mereka merasa iri terhadap kesuksesan atau pencapaian orang lain.
- Percaya Diri yang Berlebihan: Orang narsistik percaya bahwa mereka adalah yang terbaik dan seringkali melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri.
- Ingin Selalu Menjadi Pusat Perhatian: Mereka ingin selalu dikenal dan menjadi pusat perhatian, bahkan jika itu berarti tidak memiliki pencapaian yang mendukung klaim mereka.
- Rendahnya Empati: Mereka memiliki empati yang sangat rendah terhadap sesama, yang membuat mereka sulit untuk memahami dan merespon perasaan orang lain.
- Sombong dan Suka Meremehkan: Orang dengan sifat narsistik seringkali sombong dan suka meremehkan pencapaian orang lain.
- Sensitif Terhadap Kritikan: Mereka sangat sensitif terhadap kritikan dan dapat bereaksi secara negatif saat menghadapi penolakan atau kegagalan.
Apabila kita menemui atau mengenal seseorang yang mempunyai sifat narsistik ini, ada beberapa cara yang dapat membantu orang dengan sifat narsistik untuk mengelola perilaku mereka:
- Terima Mereka Apa Adanya: Mengakui bahwa mereka memiliki sifat narsistik dan menerima mereka dengan sifat tersebut, terutama saat mereka dalam kondisi normal.
- Tetapkan Batasan: Saat mereka menunjukkan perilaku narsistik, penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan konsisten.
- Alihkan Perhatian: Jika mereka terlalu fokus pada diri sendiri, cobalah mengalihkan perhatian ke topik lain yang tidak terkait dengan diri mereka.
- Tetap Positif: Menunjukkan sikap positif dan tidak terpancing emosi negatif saat berhadapan dengan perilaku narsistik mereka.
- Jangan Mengganggu Pendirian Mereka: Menghindari upaya untuk mengubah sikap narsistik mereka karena hal itu bisa memicu reaksi negatif.
- Hadapi dengan Humor: Menggunakan humor untuk meredakan situasi dan membuat interaksi lebih santai.
- Terapi Bicara (Psikoterapi): Membantu mereka menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memahami penyebab timbulnya gejala narsistik.
- Terapi Perilaku Kognitif: Membantu mereka mengubah perilaku dan pemikiran yang merusak untuk mendapatkan gambaran diri yang lebih realistis.
Pendekatan ini dapat membantu dalam mengelola perilaku narsistik dan memperbaiki interaksi dengan orang lain. Semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan kepada kita akan bahayanya sifat narsistik.
Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Semarang)