Narasi

Pertanggungjawaban Manusia Ketika Rekapitulasi Akhirat

Pada hari kiamat kelak manusia akan diminta pertanggungjawaban atas semua amalnya di dunia. Tidak ada yang bisa menghindari, tidak bisa berbohong, dan tidak bisa melarikan diri.

Pada hari itu manusia tidak bisa mempersiapkan pengacara yang hebat untuk melawan tuduhan apalagi mempersiapkan suap untuk saksi kepada orang lain untuk membelanya, karena saksi kelak di akhirat adalah anggota tubuh bukan orang lain. Maka dari itu kita harus menjadi hamba yang pandai memanfaatkan segala sesuatu yang dititipkan Allah SWT kepada kita agar kita senantiasa dalam golongan orang-orang yang tenang ketika dimintai pertanggungjawaban. Sabda Nabi Muhammad SAW :

رَوى ابنُ حِبَّانَ والترمذيُّ في جامِعِه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: “لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ “.

Diriwayatkan oleh Ibnu  Hibban dan  At Tirmizi,  Sesungguhnya  Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Tidak  akan bergeser  kedua telapak  kedua  kaki seorang  hamba dihari kiamat  sehingga  ditanya dengan empat perkara, yaitu : Tentang  umurnya  habis digunakan untuk  apa,  jasadnya rusak digunakan untuk  apa, ilmunya  bagaimana  mengamalkannya, hartanya   dari  mana mencari dan kemana membelanjakannya.

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :

1.) Besok dihari hisab seseorang tidak bergerak dari tempat  tinggalnya sampai  ditanyakan 4 perkara.

2.) Tentang umurnya.  Sejak baligh digunakan untuk  apa sampai mati,  bila  digunakan untuk  melaksanakan  apa yang  diwajibkan oleh  Allah dan menjauhi apa yang  diharamkanNya maka sungguh  ia telah selamat, bila tidak maka hancurlah.

3.) Tentang  jasad/ badan. Bila  digunakan untuk taat  kepada  Allah sungguh  ia telah  mendapatkan kebahagian  dan kesuksesan bersama  orang – orang yang  sukses. Akan tetapi, bila digunakan untuk  maksiat  kepada  Allah maka sungguh  termasuk orang yang rugi  dan gagal.

4.) Tentang  ilmunya.  Apa yang  diamalkan atau ditanya,  apakah kamu perbuat belajar ilmu agama yang  Allah  telah wajibkan atasmu?.
Ilmu  agama yang dipelajari dan diamalkan maka akan  bahagia  dan selamat. Bila diremehkan tidak diamalkan setelah  dipelajarinya maka akan  mengalami kerugian. Demikian juga  orang yang  tidak mempelajarinya termasuk dari orang yang yang mengalami kerugian. Dalam  sebuah  riwayat  disebutkan :

” وَيْلٌ لِمَنْ لَا يَعْلَمُ، وَوَيْلٌ لِمَنْ عَلِمَ ثُمَّ لَا يَعْمَلُ“.

Celakalah bagi siapa tidak  mengerti, dan Celakalah bagi yang  mengerti  kemudian  tidak  mengamalkan.

5.) Sedang  tentang  hartanya. Seseorang  ditanya dihari  kiamat apa yang ada  ditangannya dulu  didunia, bila  mencari dengan  jalan tidak  haram maka tidak dihukum dengan  syarat harta itu dibelanjakan sesuai dengan apa yang disyareatkan.

6.) Manusia  dalam  urusan harta ada diantaranya :

  • Seseorang  mengumpulkan harta  yang haram.
  • Mengumpulkan harta dengan cara yang  halal kemudian  dibelanjakan pada yang  haram Dan juga dibelanjakan ditempat yang  halal tapi  untuk  riya’.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur’an :

1.) Yakni hitung-hitunglah diri kita sebelum kita dimintai pertanggung jawaban, dan perhatikanlah apa yang kita tabung buat diri kita berupa amal-amal saleh untuk bekal hari kita dikembalikan, yaitu hari dihadapkan kita kepada Robul’alamin.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNya akan segala yang kamu kerjakan.”
[QS. Al-Hasyr: 18].

 2.) Bahwa masalah duniawi itu adalah masalah yang rendah, pasti lenyap, sedikit, dan pasti rusak. Maka perlu diwaspadai supaya  selamat dan beruntung.

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” [QS. Ali Imran: 185] .

Semoga Allah SWT senantiasa menjaga diri kita dalam orang-orang yang bersyukur. Dimana kita selalu memanfaatkan pemberian dari Allah SWT dengan sebaik-baiknya dan tidak melanggar syari’at.

Ahmad Faza Wafal Arfat

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

23 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago