santrimillenial.id – Sebagai seorang Muslim terkadang kita tidak pernah berpikir kenapa kita sampai sekarang masih memeluk agama Islam. Apakah hal ini dikarenakan faktor lingkungan atau mungkin karena hal yang lain? Padahal di luar sana banyak sekali orang yang dari kecil sudah memeluk agama Islam, akan tetapi karena adanya beberapa faktor tertentu dia keluar dari agama Islam dengan alasan Tuhan yang disembah dahulu tidak memberikan pertolongan kepadanya.
Jalannya agama Islam tidak selalu didasari oleh akal, dimana ketika akal seseorang mengalami kecacatan dalam berpikir maka agama pun akan cacat juga. Kebenaran agama Islam bisa kita temukan dengan menggunakan `Ainul Yaqin dan Nuril Iman. Apa itu `Ainul Yaqin dan Nuril Iman? Kedua hal itu merupakan sebuah sifat yang berada di dalam hati untuk membedakan manusia dengan binatang sehingga mereka menyadari tentang hakikat dari segala sesuatu. (Imam Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, I/88, Darul Ihya’ul kutub al Arabiyyah, Indonesia, 1996)
Berbeda dengan para filsuf pada zaman Yunani Kuno yang menerima semua argumen keagamaan lalu disaring berdasarkan akal dan logika yang menurut mereka benar, maka hal itulah yang mereka anggap sebuah kebenaran.
Agama Islam bisa diterima oleh seseorang bukan berdasarkan pada letak kebenaran berlogikanya saja, tetapi agama Islam bisa diterima oleh seseorang karena di dalam setiap tubuh manusia mempunyai Nur Bashirah (Cahaya yang berada dalam hati). Hal inilah yang membuat kita masih beragama Islam sampai sekarang ini.
Lantas apa itu Nur Bashirah? Menurut Imam Ghazali yang dimaksud dengan Nur Bashirah adalah:
فَأَمَّا نُوْرُ البَصِيْرَةِ الَّتِي بِهَا يُعْرَفُ اللّهُ تَعَالَى وَيُعْرَفُ صِدْقُ رُسُلِهِ
Artinya: “Cahaya yang dengannya kita dapat mengenal Allah swt dan kebenaran rasul-Nya.” (Imam Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, I/88, Darul Ihya’ul kutub al Arabiyyah, Indonesia, 1996).
Sedangkan menurut Imam al Alusi Nur Bashirah merupakan cahaya dalam hati yang diberikan oleh Allah swt kepada makhluk-Nya untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
{بَصَائِرَ لِلنَّاسِ} أي أنواراً لقلوبهم تبصر بها الحقائق وتميز بين الحق والباطل حيث كانت عمياً عن الفهم والإدراك بالكلية فإن البصيرة نور القلب الذي به يستبصر كما أن البصر نور العين الذي به تبصر
“Cahaya hati milik manusia artinya cahaya di dalam hati mereka yang dengannya mereka dapat melihat kebenaran serta dapat membedakan antara kebenaran dan kesalahan. Mereka sama sekali buta terhadap pengertian dan pemahaman, karena Bashirah adalah cahaya hati yang dengannya ia dapat melihat sebagaimana halnya penglihatan cahaya mata yang digunakan untuk melihat.” (Imam Syihabuddin As-Sayyid Mahmud al Alusi, Ruhul Ma‘ani, XX/84, Darul Kutub Al Islamiyyah, Beirut, Lebanon, 2018).
Setiap manusia dibekali oleh Allah swt Nur Bashirah. Jika benar bagitu, lantas mengapa masih ada orang yang tidak memeluk agama Islam? Dalam satu ayat, Allah Ta’ala berfirman bahwa Allah swt dapat mengunci mata hati dan pendengaran seseorang:
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya: “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.” (Al-Baqarah: 7).
Dari dalil ini bisa kita pahami meskipun setiap manusia diberi Allah swt Nur Bashirah, tetapi tidak menutup kemungkinan jika cahaya yang berada di dalam hati seseorang bisa ditutup oleh Allah swt, sehingga akhirnya mereka tidak dapat mengengenal siapa sebenarnya Tuhannya.
Jadi, jawabannya kenapa kita sampai sekarang masih menjadi seorang Muslim karena di dalam hati kita terdapat Nur Bashirah yang tidak ditutup oleh Allah swt. Sehingga sampai sekarang kita mendapatkan nikmat dari Allah swt bisa memeluk agama Islam. Semoga kita semua diberi nikmat agama Islam sampai akhir hayat kita. Aamiin…
Oleh: Muhammad Sholihul Huda, PP Mansajul Ulum, Pati.
Setiap individu memiliki pengalaman hidup yang unik, dan pengalaman tersebut membentuk cara pandang mereka. Dengan…
Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…
Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…
Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…
Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…