Narasi

Dr. Fahruddin Faiz: Empat Cara Menghidupkan Cinta

santrimillenial.id – Dr. Fahruddin Faiz mengatakan, “Ketika Allah mendatangkan anugerah cinta kepada manusia, maka tugas manusia adalah menghidupkannya dan menegakkannya.” Lalu, bagaimana cara manusia menghidupkan dan menegakkan cinta?

Apakah dengan “pacaran” cinta itu bisa hidup, atau malah sebaliknya. Membunuh rasa cinta.
Hal ini tergantung dengan makna pacaran yang diyakini. Jika “pacaran” hanya diyakini dengan saling bersama, bermesraan berdua, dan berpegangan tangan, maka ini bukan cinta yang diajarkan oleh Rasulullah.

Berikut cara mencintai sesama yang baik menurut Dr. Fahruddin Faiz

  1. Ta’aruf (saling mengenal)
    Kalau kata bijak besari, “Tak kenal maka tak sayang” Manusia tidak akan bisa saling menyayangi kalau mereka belum saling mengenal.
    Berdua, bertiga, bahkan sekelompok banyak orang, jika tidak ada keinginan untuk saling mengenal satu sama lain, maka akan sulit untuk bersama dan menciptakan sebuah kedamaian.
    Apalagi negara Indonesia yang mempunyai ragam perbedaan. Baik suku, ras, agama dan budaya. Kalau tidak ada keinginan untuk saling mengenal, maka tidak akan pernah tercipta bangsa Indonesia yang aman dan damai.
  2. Tasamuh (toleran)
    Kita harus saling menghargai segala perbedaan yang ada. Tidak boleh merasa bahwa diri kitalah yang paling benar dan memaksa orang lain untuk sama seperti dirinya.
    Di dalam beragama saja, Allah tidak pernah memaksa umatnya untuk taat kepada Allah. Manusia bebas memilih agama yang dianut. Tidak ada paksaan sama sekali.
    لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
    “Untukmu agamamu dan untukku agamaku”.(QS. Alkafirun: 6)
    Dengan begitu, kita akan saling menyayangi, tanpa melihat perbedaan kepercayaan yang kita miliki.
    Kata pak Faiz, “Saya hargai, saya terima dirimu apa adanya”
  3. Ta’awun (kerjasama)
    Sesama manusia, kita harus saling bekerjasama dalam menciptakan sebuah kebaikan di bumi.
    وتعاونوا على البر والتقوى
    “Dan tolong menolong lah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan ketakwaan” (QS. Al maidah:2)
    kerjasama ini bisa diimplementasikan dalam relasi kecil maupun relasi yang luas untuk menciptakan sebuah perdamaian. Tidak hanya relasi seagama, relasi antar suku, budaya, agama, dan negara juga bisa bekerjasama untuk menciptakan perdamaian dunia.
  4. Tawashau (saling menasehati)
    Cara mencintai yang terakhir adalah saling menasehati. Ini juga salah satu sikap peduli terhadap orang lain. Mengingatkan, menasihati dalam sebuah kebenaran. Seperti dalam firman-nya:
    اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ
    Artinya, “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al ashar:3)

Oleh: Putri Nadillah

Nadilla

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

19 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago