Categories: Biografi

Syaikh Jalaluddin As-Syuyuti, Si Ulama Multi Talent

Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakr, atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan nama Syaikh Jalaluddin As-Syuyuti, merupakan seorang ulama yang masyhur akan kapabilitasnya dalam memahami berbagai fan ilmu. Sifat kemasyhuran beliau itu bukanlah pandangan subjektif belaka, lantaran hal itu dapat dibuktikan dengan karya-karya beliau yang menyamudra, serta pembahasanya yang mencakup lintas fan, terdiri mulai dari fan Fiqh, Hadist hingga Tafsir.

Perjalanan hidup Syaikh Jalaluddin bermula dikala ibundanya melahirkan beliau di sebuah daerah bernama As-Syuyut, Mesir. Dan kelahiranya tersebut bertepatan pada malam Ahad, pada awal bulan Rajab, tahun 849 H. akan tetapi, tak berselang lama, Ayah Syaikh Jalaluddin wafat, hingga akhirnya beliau pun tumbuh besar dalam bimbingan ibundanya sendiri. Diasuhan tangan ibundanya, Syaikh Jalaluddin yang waktu itu umurnya belum genap mencapai delapan tahun, beliau sudah menghatamkan kitab suci Al-Qur’an, serta kitab-kitab para ulama. Seperti kitab Al-Umdah hingga Minhaj Al-Fiqh.

Dalam literatur sanad keilmuan, Syaikh Jalaluddin As-Syuyuti memiliki rantai sanad guru yang sangat jelas, bahkan diantara guru-guru beliau terdapat nama-nama ulama besar pada zamanya. Seperti Syaikhul Islam, Imam Zakariya Al-Anshori, Syaikh Taqiyuddin Al-Hanafi hingga Syaikh Muhyiddin Al-Kafiji. Sedangkan jumlah total keseluruhan guru beliau yang tercatat dalam kitab Ilmu Tafsir (karangan beliau sendiri) mencapai 150 Syaikh. Dan salah satunya adalah Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshori.

Hingga sampai pada akhirnya, diumur yang ke 61 tahun, pada hari Jum’at, 19 Jumadil Ula tahun 911 H, Syaikh Jalaluddin As-Syuyuti wafat di negaranya sendiri, Mesir. Beliau wafat dengan meninggalkan berbagai karangan kitabnya yang mencapai 460 buah. Seperti kitab Al-Asybah wan Nadzoir, Jami’us Shogir hingga  separuh dari kitab Tafsir Jalalain. Nama beliau pun terukir dalam sejarah umat islam dengan peninggalan literatur kitab-kitabnya yang dikaji dibelahan dunia.

Oleh: Ahmad Ainun Niam, Santri Mansajul Ulum. Pati.

Ainun Niam

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

19 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago