Manusia mendapatkan cobaan dari Allah SWT yang bertujuan untuk menguji keimanan dan kesabaran yang kelak derajat kita akan dinaikkan oleh Allah SWT. Kehidupan tanpa cobaan justru membuat kita akan lupa diri dan lupa cara untuk bersyukur kepada Allah SWT karena hidup yang tidak ada tantangan. Hidup yang tidak ada tantangan juga akan mematikan potensi dan bakat yang ada dalam diri kita karena tidak pernah diasah dan senantiasa dalam keadaan santai.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Manusia tidak akan pernah hidup tanpa perantara interaksi atau bantuan dari orang lain, begitu pun dalam menghadapi cobaan. Dalam menghadapi cobaan kehidupan kita juga memerlukan bantuan orang lain untuk turut menghadapinya, baik berupa tenaga, jasa, barang, dan solusi dari orang lain.
Begitu juga dengan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita ketika membantu orang lain. Kita diberikan peluang untuk menjadi manusia yang sebaik-baik manusia. Sabda Nabi Muhammad SAW :
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.”
Dalam menolong orang lain baik dari kerabat, saudara, teman, dan orang lain kita tidak boleh memiliki prinsip suka menolong orang lain tetapi tidak memikirkan kemaslahatan tentang dirinya sendiri. Seperti yang dikatakan Dr. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag pada acara Ngaji Kebangsaan Membumikan Cinta di Kampus Institut Pesantren Matha`ul Falah (IPMAFA) Pati Jawa Tengah yang dilaksanakan oleh Duta Damai Santri (DDS) Jawa Tengah dan Pojok Diskusi IPMAFA (PDI) pada hari Sabtu, 04 Mei 2024. Beliau berkata :“Bayangkan saja kamu lebih mengutamakan kebahagiaan orang lain sampai dirimu sendiri yang hancur dan lambat laun mereka akan mengetahuai bahwa perjuanganmu yang mengutamakan kebahagiaan mereka justru menjadikan kamu hancur dan apakah mereka tidak ikut bersedih?. Mereka juga akan gagal bahagia”.
Sikap yang mengutamakan kebahagian orang lain tanpa memerhatikan diri sendiri sering disebut dengan altruisme. Altruisme juga dilarang oleh Dr. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. Beliau sampai memberikan contoh sederhana sebagai berikut :
“Pernah atau tidak kalian sama orang tua seperti itu (altruisme)?. Memiliki prinsip diri sendiri merasakan kepahitan yang luar biasa asalkan orang tua bahagia, tenang dan yang penting orang tua senang. Ini merupakan jiwa altruis yang terkadang-kadang membuat blunder.Blundernya dimana?. Blundernya nanti kalau orang tua tahu akan situasi diri kita merasakan kepahitan hidup justru akan membawa kesedihan yang berat bagi orang tua kita. Sedih yang pertama melihat kondisi kita dan sedih yang kedua kenapa anak kita tidak cerita?. Blundernya lagi apakah diri kita yang tidak bahagia dapat membahagiakan orang lain?. Orang tua juga akan tidak bahagia diatas ketidakbahagia kita. Prinsip yang seperti ini tidak akan membawa kebahagian sampai tujuh turunan dan seterusnya. Semuanya akan berkorban. Maka dari itu prinsip seperti itu harus dirubah menjadi yang lebih baik. Prinsip yang harus dirubah berupa “Kita harus menjalani susah dan senang secara bersama-sama””.
Dengan pernyataan diatas kita mengetahui bahwa membantu orang lain termasuk tindakan terpuji, akan tetapi juga harus memperhatikan kemaslahatan untuk diri sendiri. Tetap ingatlah untuk peduli terhadap diri sendiri agar dapat meraih kebahagiaan secara bersama-sama.
Apabila Anda adalah seorang altruis dan mengalami kesulitan untuk memperhatikan diri sendiri atau bahkan seringkali mendapatkan kerugian setelah membantu orang lain, cobalah untuk bercertita kepada teman, kerabat, dan keluarga agar mendapatkan solusi dan ketenangan hati. Jangan lupa senantiasa meluangkan waktu untuk bercerita kepada Allah SWT diatas sajadah dalam keadaan tawakal sesudah berusaha. Semoga bermanfaat Wallahu A`lam
Setiap individu memiliki pengalaman hidup yang unik, dan pengalaman tersebut membentuk cara pandang mereka. Dengan…
Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…
Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…
Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…
Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…