Narasi

Reformasi Madinah: Kepercayaan Masyarakat Yatsrib

Sejarah Islam pada masa Nabi Muhammad SAW sudah terdengar oleh dunia. Proses dakwah yang sangat luar biasa membawa Islam menjarah di berbagai negara. Salah satu tugas Nabi Muhammad menyempurnakan akhlak kepada Bangsa Arab yang tentunya, nanti menjadi cermin bagi umat Islam seluruh alam. Perubahan yang beliau contohkan di wilayah Makkah dan Madinah yang telah mengalami reformasi.


Nabi Muhammad hijrah ke Madinah merubah banyak aspek menuju keharmonisan. Hal yang paling menonjol, bagaimana Nabi Muhammad mampu mempersatukan suku-suku di Madinah yang tidak pernah akur. Beliau mengajarkan masyarakat Madinah yang kultural dengan suku, dimana kehidupan berjalan sendiri-sendiri menurut suku masing-masing menjadi bersatu sebagai masyarakat Madinah.


Jika mengambil istilah sekarang, Nabi Muhammad membangun ukhuwah wathoniyah di Madinah. Banyak hal yang beliau rubah salah satunya kepercayaan masyarakat Yatsrib. Ada sekitar tiga keyakinan yang ada di sana yakni Agama Yahudi, Nasrani dan Pagan. Penduduk asli Madinah yang menguasai pada masa itu, Bani Aus dan Khozraj. Namun keduanya tidak pernah bersatu karena sulutan api kaum Yahudi dari Bani Quraidzo, Bani Nadhir dan Bani Qainuqo.


Beberapa hal yang membuat Bani Aus dan Khozraj menerima Nabi Muhammad dan memintanya untuk hijrah ke Madinah, karena konsep ajaran yang Nabi Muhammad bawa masuk akal. Beliau mengajarkan nilai persaudaraan yang tinggi. Selain itu dari beberapa literatur menyampaikan, Kaum Yahudi menakut-nakuti orang Madinah bahwa dalam kepercayaan mereka, akan datang Nabi akhir dan akan mengusir penduduk Madinah. Kemudian mereka akan diusir dan kelompok Yahudi akan menguasai Yatsrib.


Maka, ketika Bani Aus dan Khozraj mendengar berita, di Makkah terdapat Nabi, mereka berlomba-lomba mendekati Nabi agar kuatlah kelompoknya. Kenyatannya, kejahatan yang disampaikan kaum Yahudi terhadap sifat Nabi, sangat berbeda dan mereka malah mengingkari Nabi Muhammad. Ada berbagai alasan lainnya yang membuat masyarakat Yatsrib sangat menantikan kedatangan Nabi Muhammad.

Membangun Persatuan dalam Perbedaan Keyakinan

Kultur keagamaan di Yatsrib sebelum Islam datang ada tiga yaitu Nasrani, Yahudi dan Pagan. Mereka tidak pernah rukun satu sama lain. Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjanjian Aqobah I dan II, artinya terdapat sekitar 94 masyarakat Madinah sudah masuk Islam sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Setelah beliau berdakwah di sana, banyak Bani Aus dan Khozraj menyatakan keislamannya.


Dengan perbedaan kepercayaan yang ada, Nabi Muhammad mengajarkan untuk hidup berdampingan secara harmonis antara Yahudi, Nasrani, Islam dan penganut Pagan. Pertikaian karena agama dan suku sudah tidak ada lagi. Namun bukan berarti tidak ada suku diantara mereka, tetap ada. Tetapi Nabi Muhammad hanya mengubah pemikiran mereka bahwa semua yang hidup dalam perbedaan menjadi satu kesatuan sebagai penduduk Madinah.


Strategi Nabi Muhammad dalam menjalankan kerukunan umat beragama di Madinah dengan membuat Piagam Madinah atau Konstitusi Madinah. Perjanjian tersebut juga menjadi konstitusi tertulis pertama dalam sejarah. Poin inti dalam piagam Madinah tersebut diantaranya, pertama, kelompok yang bertandatangan adalah satu bangsa.


Kedua, jika ada suatu suku menyerang kelompok yang bertandatangan, harus saling membela danembantunya. Ketiga, masing-masing kelompok tidak boleh melakukan perjanjian dengan orang Quraisy. Keempat, bebas menjalankan agamanya. Kelima, wajib membantu antar kelompok yang bertandatangan baik secara materi dan non materi. Keenam, Nabi Muhammad sebagai pemimpin Madinah dan yang menyelesaikan problematika di wilayah Madinah.

Sumber Gambar: qubaca.id

Ayu Sugiarti

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

24 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago