Mengapa Kita Malas-Malasan Bila Disuruh, Tetapi Rajin Bila Tanpa Disuruh?

santrimillenial.id – Perilaku manusia sering kali paradoks. Di satu sisi, kita memiliki kemampuan untuk menjadi sangat produktif dan rajin, namun di sisi lain, kita juga bisa terjebak dalam kebiasaan malas-malasan. Fenomena ini menjadi lebih menarik ketika kita mempertimbangkan situasi di mana kita disuruh melakukan sesuatu dibandingkan dengan ketika kita melakukan sesuatu atas inisiatif sendiri.

Pertama, kita harus memahami bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik memainkan peran besar dalam perilaku kita. Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri kita sendiri. Ini adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena kita menemukan kegiatan tersebut menyenangkan atau memuaskan secara pribadi. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar, seperti imbalan, pengakuan, atau tekanan dari orang lain.

Ketika kita disuruh melakukan sesuatu, seringkali motivasi ekstrinsik yang berperan. Ini bisa menciptakan perasaan dipaksa atau diwajibkan, yang dapat menimbulkan reaksi negatif seperti penolakan atau malas-malasan. Hal ini karena perintah dari orang lain dapat dirasakan sebagai ancaman terhadap otonomi kita, dan sebagai respons, kita mungkin secara tidak sadar melakukan perlawanan dengan menunda atau bahkan mengabaikan tugas tersebut.

Di sisi lain, ketika kita melakukan sesuatu tanpa disuruh, kita cenderung didorong oleh motivasi intrinsik. Kita merasa memiliki kendali penuh atas tindakan kita dan merasa lebih terlibat dengan kegiatan tersebut. Ini menghasilkan rasa kepuasan yang lebih besar dan seringkali mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi.

Selain itu, aspek psikologis lainnya adalah konsep ‘efek pemberontakan psikologis’. Ini adalah kecenderungan untuk melakukan kebalikan dari apa yang kita disuruh lakukan, sebagai bentuk pemberontakan terhadap kontrol atau batasan. Ketika kita merasa bahwa kebebasan kita terancam, kita mungkin bertindak berlawanan dengan apa yang diharapkan dari kita sebagai cara untuk mempertahankan rasa kontrol atas hidup kita.

Faktor lain yang berkontribusi adalah bagaimana kita mempersepsikan tugas tersebut. Jika tugas yang diberikan terasa membosankan, sulit, atau tidak penting, kita akan lebih cenderung menunda atau menghindarinya. Namun, jika kita menemukan tugas yang sama secara mandiri dan melihatnya sebagai tantangan atau kesempatan untuk belajar, kita akan lebih termotivasi untuk menyelesaikannya.

Akhirnya, lingkungan sosial juga mempengaruhi perilaku kita. Tekanan sosial dan ekspektasi dapat membuat kita merasa terbebani dan kurang termotivasi untuk melakukan tugas yang diberikan. Sebaliknya, ketika kita bebas dari ekspektasi tersebut, kita dapat mengeksplorasi dan mengejar kegiatan yang benar-benar menarik bagi kita.

Dalam kesimpulan, perilaku malas-malasan ketika disuruh dan menjadi rajin ketika tidak disuruh adalah hasil dari interaksi kompleks antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik, persepsi kita terhadap tugas, dan lingkungan sosial kita. Untuk mengatasi kecenderungan ini, penting bagi kita untuk mencari cara untuk menemukan nilai intrinsik dalam tugas yang diberikan dan menciptakan lingkungan yang mendukung otonomi dan eksplorasi pribadi.

Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Genuk Semarang)

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *