free page hit counter

Baik Buruknya Tubuh Bergantung Pada Hakikat Kalbu

Allah SWT menciptakan makhluk dengan dan sifat yang berbeda. Ada makhluk Allah SWT yang selalu baik tanpa melakukan maksiat kepada Allah SWT yaitu malaikat, ada makhluk Allah SWT yang selalu mengingkari perintah Allah SWT yaitu setan, dan ada makhluk yang bisa melakukan kebikan dan keburukan yaitu manusia. Baik buruknya manusia ditentukan dari yang dilubuk kalbu atau hatinya. Sabda Nabi Muhammad SAW :

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Imam al Ghazali mengkatagorikan pembagian hati ke dalam tiga kelompok, yaitu hati yang sehat (qolbu shahih), hati yang sakit (qolbu maridh), dan hati yang mati (qolbu mayyit). Seorang yang memiliki hati sehat juga berpengaruh pada kesehatan tubuh. Ia akan berfungsi optimal, ia akan mampu memilah dan melilih setiap rencana atas suatu tindakan. Sehingga setiap apa yang diperbuatnya benar-benar sudah melewati perhitungan yang tepat berdasaran suara hati

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Sirrul Asrar menjelaskan makna dalam QS. Al-Isrâ [17]: 72:

وَمَنْ كَانَ فِيْ هٰذِهٖٓ اَعْمٰى فَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ اَعْمٰى وَاَضَلُّ سَبِيْلًا

“Allah SWT berfirman, ‘Dan siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS. Al-Isrâ [17]: 72)

Ayat tersebut yang dimaksudkan dengan buta di dunia adalah buta hati,sebagaimana firman Allah SWT, Maka sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al-Hajj [22]: 46)

Penyebab kebutaan hati adalah karena adanya hijab-hijab yang gelap, lalai dan lupa karena jauhnya diri dari menepati janji pada Allah saat di Alam Arwah.

Penyebab lalai adalah kebodohan seseorang terhadap masalah hakikat Ilahiah. Kebodohan ini timbul karena hati telah dikuasai oleh sifat-sifat tercela, seperti sombong, dendam, dengki, kikir, ujub, ghibah (mengumpat), namimah (mengadu domba), bohong dan sifat-sifat tercela lainnya. Sifat-sifat inilah yang mengakibatkan manusia jatuh ke derajat yang paling rendah.

Adapun cara menghilangkan sifat-sifat yang tercela tadi adalah dengan membersihkan cermin hati dengan alat pembersih seperti tauhid, ilmu dan amal serta berjuang dengan sekuat tenaga, baik lahir maupun batin. Maka dari itu, Nabi Muhammad SAW berdo`a kepada Allah SWT untuk diberikan hati yang selalu berpegang teguh dalam jalan yang diridhoi oleh Allah SWT

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Dari upaya untuk membersihkan hati dengan menghilangkan sifat-sifat tercela akan menghasilkan kehidupan hati dengan cahaya tauhid dan sifat-sifatnya. Jika seorang manusia telah berhasil menghidupkan hatinya, maka ia akan ingat pada negeri aslinya (Alam Lahut). Setelah ingat ia akan rindu pulang dan ingin sampai ke negerinya yang hakiki. Maka ia akan sampai dengan pertolongan Allah SWT.

Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT dari bahaya hati yang menjerumuskan dalam jalan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. Semoga dengan tulisan singkat ini membawa manfaat dan kesadaran bahwa bersyukurnya kita memiliki hati yang selalu damai dan selalu inkar terhadap sesuatu yang tidak diridhoi oelh Allah SWT.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *