santrimillenial.id – Bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan dalam Islam, terutama dalam sepuluh hari pertamanya. Berikut adalah beberapa keutamaan dari bulan Dzulhijjah:
1. Sepuluh Hari Pertama yang Mulia
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dianggap sebagai hari-hari yang paling utama dalam Islam. Allah SWT bersumpah dengan hari-hari ini dalam Al-Qur’an (QS Al-Fajr: 1-2).
وَالۡفَجۡرِۙ(١)
1) Demi fajar,
وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ(٢)
2) Demi malam yang sepuluh
2. Ibadah Haji
Ibadah haji, salah satu rukun Islam yang kelima, dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Puncaknya adalah pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu hari Arafah, ketika jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan memohon ampunan. Bahkah inti dari haji adalah Arafah. Rukun ini juga merupakan hal yang membedakan antara haji dan umrah.
Seperti hadist yang diriwayatkan oleh imam Ahmad:
الحج عرفة
“Haji adalah Arafah”
Akti
Saat berada di Arafah, jamaah haji melakukan beberapa ibadah dan aktivitas penting sebagai bagian dari rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh jamaah haji saat di Arafah:
1) Wuquf di Arafah
Wuquf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji dan merupakan rukun haji yang tidak bisa ditinggalkan. Jamaah haji berkumpul di Padang Arafah mulai dari waktu tergelincir matahari (masuk waktu Dzuhur) hingga terbenam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah. Mereka menghabiskan waktu ini dengan berdoa, berdzikir, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
2) Shalat Dzuhur dan Ashar
Jamaah haji melaksanakan shalat Dzuhur dan Ashar secara jama’ taqdim dan qashar (digabung dan diringkas), biasanya dilakukan di masjid Namirah atau di tempat mereka berada di Arafah. Khotbah juga biasanya disampaikan sebelum shalat Dzuhur.
3) Doa dan Dzikir
Jamaah menghabiskan waktu di Arafah dengan memperbanyak doa, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan memohon ampunan serta rahmat dari Allah. Doa di Arafah sangat dianjurkan karena dianggap sebagai waktu yang mustajab (dikabulkan).
4) Meninggalkan Arafah
Setelah matahari terbenam, jamaah haji mulai bergerak menuju Muzdalifah untuk melanjutkan rangkaian ibadah haji berikutnya, yaitu mabit (bermalam) di Muzdalifah dan mengumpulkan batu untuk melontar jumrah di Mina.
3. Puasa Arafah
Berpuasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) memiliki keutamaan besar bagi yang tidak menunaikan haji. Rasulullah SAW bersabda :
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya: “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas” (HR Muslim).
4. Idul Adha
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul Adha, hari raya kurban. Pada hari ini, umat Islam menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS yang bersedia mengorbankan putranya Ismail AS sebagai tanda ketaatan.
5.Amal Sholeh
Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak amal sholeh, seperti shalat, puasa, sedekah, dan dzikir, selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan pada hari-hari ini lebih dicintai oleh Allah daripada amalan di hari-hari lainnya. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiada ada hari lain yang disukai Allah swt untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini,” (HR At-Tirmidzi).
6. Takbir dan Dzikir
Disunnahkan untuk memperbanyak takbir, tahlil, dan tahmid selama sepuluh hari pertama Dzulhijjah, terutama pada hari-hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Sebagaimana diterangkan dalam beberapa redaksi kitab – kitab fikih, bahwa pada hari tasyriq, disunnahkan membaca takbir setelah solat.
Bulan Dzulhijjah memberikan kesempatan besar bagi umat Islam. Sebagai sarana meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Melalui berbagai bentuk ibadah dan amal kebajikan.
Oleh: Alma’ruf PP Salaf APIK KALIWUNGU